Prosedur Permohonan Pembiayaan Konsumen

Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 BAB IV PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DI PT. SUZUKI FINANCE INDONESIA CABANG LHOKSEUMAWE

A. Prosedur Permohonan Pembiayaan Konsumen

Untuk memperoleh kredit pembiayaan dengan pembiayaan konsumen, maka pihak calon debitur harus terlebih dahulu mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilalui. Salah satunya ialah untuk mengetahui apa yang menjadi syarat perjanjian pembiayaan konsumen yang telah ditetapkan dalam perusahaan pembiayaan tersebut, dalam hal ini ialah perusahaan SUZUKI Finance Indonesia. Agar terhindar dari segala yang tidak diinginkan, maka seorang calon debitur haruslah membaca dengan teliti atau secara detail apa saja yang menjadi isi perjanjian pembiayaan konsumen tersebut, apabila calon debitur merasa mampu, maka ia dapat memutuskan untuk melakukan perjanjian pembiayaan tersebut, tetapi apabila calon debitur merasa tidak sesuai atau tidak mampu dengan isi dari perjanjian, maka calon debitur dapat memutuskan bahwa ia tidak mampu melakukan perjanjian pembiayaan tersebut. Karena perjanjian pembiayaan konsumen ini, sifatnya merupakan perjanjian baku, maka pihak calon debitur tidak dapat menambah atau mengurangi klausula dari perjanjian yang telah ditentukan perusahaaan pembiayaan tersebut. Apabila ia merasa sesuai dengan klausul perjanjian tersebut, maka ia dapat menyepakati apa yang tertuang dalam perjanjian. Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 Prosedur permohonan pebiayaan yang dilakukan oleh PT. SUZUKI Finance Indonesia Cabang Lhokseumawe yang diberi nama dengan perjanjian pembiayaan konsumen yaitu: 1. Seorang calon debitur yang ingin memiliki kendaraan bermotor roda dua tetapi tidak memiliki uang cukup untuk membeli secara kontan mendatangi sebuah supplier yaitu daeler resmi SUZUKI yang menyediakan kendaraan bermotor roda dua baru dengan merek SUZUKI yang merupakan penyedia sarana fisik kendaraan bermotor dari perusahaan pembiayaan konsumen Suzuki Finance Indonesia Lhokseumawe. 2. Setelah calon debitur menemukan kendaraan roda dua yang sesuai dengan pilihannya, maka jika ia ingin memperoleh bantuan pembiayaan, maka dengan adanya kerja sama antara dealer resmi Suzuki dan perusahaan Suzuki Finance Indonesia, maka calon debitur dapat memohon bantuan pembiayaan kepada dealer, dan pihak dealer akan memberikan daftar harga dan mengarahkan struktur kredit yang terbaik bagi calon debitur. Kemudian pihak dealer akan memberikan penjelasan mengenai prasyaratan kredit untuk menjadi calon debitur. Lalu pihak Dealer akan memberikan Form Aplikasi Permohonan Pembiayaan FAPP untuk diisi oleh calon debitur dan menanyakan kepada calon debitur apakah calon debitur merupakan calon debitur baru atau bukan. Pada PT. SFI, Calon debitur dapat diklasifikasikan menjadi : a Pemohon baru new contract, dimana calon debitur belum pernah menjadi debitur sebelumnya; Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 b Additional Order, dimana calon debitur merupakan Debitur yang masih aktif mengajukan aplikasi kredit baru sementara kredit yang lama belum selesai; c Repeat Order, dimana calon debitur dulunya pernah menjadi debitur sudah selesai dan sekarang ingin mengajukan aplikasi kredit yang baru lagi. Apabila calon debitur merupakan tipe yang kedua yaitu additional orderrepeat order, maka pihak dealer harus mencatat data-data debitur seperti : nomor kontrak, nama, merektype kendaraan yang pernah dibiayai oleh SFI, hal ini agar memudahkan pihak SFI untuk menganalisa historysejarah debitur tersebut. Lalu calon debitur mengisi Form Aplikasi Permohonan Pembiayaan FAPP, data-data yang harus diisi oleh calon debitur antara lain : 1 Nama pemohon sesuai KTPSIM, Nama Alias, Nomor identitas; 2 Tempat tanggal lahir, umur, status, jumlah tanggungan; 3 Alamat lengkap; 4 Nomor telepon, status rumah, Lama menempati; 5 Nama ibu kandung; 6 pendidikan terakhir; 7 Jenis pekerjaan, Segmen bisnis, Jabatan, Nama Perusahaan, Nomor telepon, Alamat Perusahaan; 8 Penghasilan per bulan; Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 9 Nama Istri Suami, Nomor KTPSIM, Tempat tanggal lahir, Alamat Lengkap, Nomor telepon, Pekerjaan, Nama perusahaan, Alamat perusahaan, Nomor telepon, jabatanmasa kerja, Penghasilan per bulan. 10 Jika ada penjamin, maka harus dicantumkan data penjamin dalam formulir Aplikasi Permohonan Pembiayaan FAPP. Setelah data diri pemohon diisi, maka dealer akan mengisi data-data kendaraan yang akan dibiayai. Data-data ini diisi berguna sebagai salah satu pertimbangan perusahaan pembiayaan konsumen dalam hal menyetujui atau menolak permohonan pembiayaan. Disamping mengisi data-data yang diharuskan dalam Formulir Aplikasi Permohonan Pembiayaan FAPP, pemohon juga melengkapi dokumen-dokumen lain yang tercantum didalam formulir pembiayaan, yaitu : a Jika pemohon perorangan yang berstatus sebagai pegawai negeri, harus menyertakan : 1. Fotocopy KTP, suami istri dan penjamin jika ada; 2. Fotocopy Kartu Keluarga; 3. Keterangan penghasilan dan slip gaji; 4. Surat Keputusan Terakhir SK Pegawai Negeri Sipil, Rekap Gaji Karyawan bulan terakhir atau kartu pegawai kerpeg; 5. Rekening koran tabungan 3 bulan terakhir, nota pembelian dan penjualan 1 bulan terakhir; 6. Foto usaha harus ada jika ada tempat usaha. Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 b Jika pemohon berstatus sebagai Karyawan Swasta, maka ia harus menyertakan: 1. Fotocopy KTP, suami istri dan penjamin jika ada; 2. Fotocopy Kartu Keluarga; 3. Keterangan penghasilan dan slip gaji; 4. Rekening koran tabungan minimal 1 bulan terakhir, nota pembelian dan penjualan 1 bulan terakhir; 5. Foto usaha harus ada jika ada tempat usaha. c Jika pemohon seorang wiraswasta harus menyertakan : 1. Fotocopy KTP, suami istri dan penjamin jika ada; 2. Fotocopy Kartu Keluarga; 3. Keterangan penghasilan dan slip gaji; 4. Rekening koran tabungan atau nota pembelian dan penjualan salah satu dalam 3 bulan terakhir; 5. Surat keterangan usaha yang dilegalisasi oleh RT setempat dan foto usaha harus ada jika ada tempat usaha; 6. Surat keterangan penghasilan bermaterai; 7. Surat perjanjian kerja sama bukti kontrak kerja sama jika ada dan tergantung segmen bisnis. d Jika pemohon seorang profesional atau berprofesi tertentu, maka harus menyertakan : 1. Fotocopy KTP, suami istri dan penjamin jika ada; 2. Fotocopy Kartu Keluarga; Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 3. Keterangan penghasilan dan slip gaji; 4. Rekening koran tabungan salah satu dalam 3 bulan terakhir, Buku pendaftaran pasien klien; 5. Ijin praktek yang masih berlaku, Kartu nama. e Jika pemohon berstatus Badan Hukum, maka harus menyertakan : 1. Bukti identitas badan hukum, yang terdiri dari akte pendirian perusahaan dan akte perubahan terakhir yang telah mendapat pengesahan dari Departemen Kehakiman; 2. KTP Direksi yang masih berlaku jika direksi adalah WNI, fotocopy SIM atau Resi KTP atau surat keterangan domisili tempat tinggal yang dikeluarkan oleh kantor Kelurahan atau desa Setempat, Pasport dan KITAS serta IMTA, jika Direksi adalah WNA. 3. NPWP Badan Hukum, SIUP atau izin Operasional yang masih berlaku, Surat keterangan domisili perusahaan SITU, TDP yang masih berlaku. 4. Untuk bukti pendapatan, yaitu : Laporan keuangan, Rekening Koran, Foto tempat usaha Perusahaan, Surat perjanjian kerja sama yang masih berlaku jika ada dan tergantung segmen bisnis calon debitur. f Jika pemohon berstatus seorang warga negara asing, maka ia harus menyertakan : 1. Kartu ijin menetap sementara dan kartu ijin tinggal sementara dan IMTA yang masih berlaku; 2. Fotocopy pasport yang masih berlaku; 3. NPWP, jika total pokok hutang 50 juta. Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 3. Setelah semua data diisi dan ditandatangani oleh semua pihak, maka FAPP yang asli dikembalikan lagi kepada pihak dealer untuk proses selanjutnya, dan lembar tembusan FAPP disimpan oleh calon debitur. Setelah itu pihak Suzuki Finance Indonesia Cabang Lhokseumawe setelah mendapat pemberitahuan dari daeler tentang adanya calon debitur, pihak Suzuki Finance Indonesia Cabang Lhokseumawe akan langsung melakukan survey dengan jadwal yang telah disepakati dan sebelumnya diberitahukan terlebih dahulu kepada calon debitur. Survey terhadap calon debitur dilakukan ke rumah dan ke tempat usaha atau perusahaan calon debitur, di mana survey ini dilakukan untuk menganalisa kapasitas calon debitur. Sebelum menghubungi calon debitur, pihak SFI akan mencari informasi dan memastikan bahwa calon debitur tidak masuk dalam daftar debitur black list, jika calon debitur termasuk dalam calon black list, maka pihak Suzuki Finance Indonesia Cabang Lhokseumawe akan membatalkan rencana rencana untuk survey dan memberitahukan kepada dealer dan calon debitur alasan penolakan aplikasi permohonan pembiayaan tersebut. 4. Setelah survey dilakukan, maka dari hasil survey dapat diputuskan apakah permohonan pembiayaan tersebut disetujuiditerima atau ditolak. Jika permohonan pembiayaan tersebut disetujui, maka langkah selanjutnya yaitu semua dokumen-dokumen yang bersangkutan diproses. Pemohon pembiayaan diharuskan untuk membayar down payment sesuai dengan ketentuan perusahaan yaitu sebesar 20 dari harga barang. Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 5. Setelah calon debitur membayar Down Payment atau uang muka, sebesar 20 dari harga barang baik kepada dealer ataupun kepada Suzuki Finance Indonesia cabang Lhokseumawe, barulah dilaksanakan penandatanganan perjanjian yang syarat-syarat perjanjian tersebut telah disepakati bersama oleh oleh kedua belah pihak. Didalam perjanjian yang telah disepakati, maka telah tercantum angsuran stiap bulan yang harus dibayar dalam jangka waktu tertentu. 6. Setelah terjadi penandatanganan perjanjian pembiayaan, maka Suzuki Finance Indonesia cabang Lhokseumawe akan membayar kepada supplier secara kontan harga barang atas nama debitur dan supplier menyerahkan kendaraan bermotor roda dua merek SUZUKI tersebut kepada debitur, hanya saja surat- surat yang berhubungan dengan barang tersebut seperti BPKB dan copy faktur pembelian dipegang oleh Suzuki Finance Indonesia Cabang Lhokseumawe sebagai jaminan hutang secara fidusia. Dan BPKB sebagai bukti kepemilikan kendaraan bermotor roda dua akan diserahkan Suzuki Finance Indonesia Cabang Lhokseumawe kepada debitur setelah debitur melunasi hutangnya. Dengan proses pelaksanaan dari perjanjian pembiayaan tersebut di atas, maka debitur sudah dapat menikmati barang objek pembiayaan itu, akan tetapi debitur harus membayar angsuran untuk melunasi hutangnya kepada kreditur untuk dapat memperoleh bukti kepemilikan barang tersebut. Dari prosedur permohonan pembiayaan konsumen tersebut, maka terdapat tiga pihak yang terlibat dalam perjanjian pembiayaan tersebut, yaitu daeler resmi Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 SUZUKI sebagai supplier, Perusahaan SUZUKI Finance Indonesia Cabang Lhokseumawe sebagai kreditur, dan konsumen sebagai debitur. Dalam prosedur permohonan pembiayaan konsumen pada khususnya di PT. SUZUKI Finance Indonesia Cabang Lhokseumawe, terdapat beberapa tindakan dari debitur yang dapat menghambat jalannya prosedur perjanjian pembiayaan, yaitu : a. Calon Debitur tidak bersedia memberikan berkas persyaratan, di mana untuk mendapatkan pembiayaan dari pihak perusahaan, maka calon debitur harus memenuhi persyaratan dan menyerahkan berkas persyaratan yang telah ditentukan oleh Perusahaan guna keperluan arsip pihak perusahaan; b. Calon debitur menolak untuk disurvey ke rumah atau ke perusahaannya oleh pihak Perusahaan SUZUKI Finance Indonesia Cabang Lhokseumawe guna keperluan pihak Perusahaan untuk menganalisa kapasitas dari calon debitur apakah mampu untuk memenuhi kewajibannya atau tidak untuk membayar angsuran pembiayaan kepada perusahaan. Dengan adanya hambatan-hambatan tersebut, maka dapat dilihat bahwa tidak adanya itikad baik dari calon debitur untuk melaksanakan perjanjian, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata, bahwa perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. Sehingga akibat dari perbuatan debitur ini pihak perusahaan membatalkan permohonan perjanjian pembiayaan. Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009

B. Pemberian Jaminan Oleh Pihak Debitur