Tinjauan Umum Terhadap Pembiayaan Konsumen 1. Pengertian Pembiayaan Konsumen

Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 a Perhitungan lampau waktu didasarkan pada saat dapat ditagih atau dituntut pemenuhan prestasi; b Jangka waktu menurut Pasal 1967 KUHPerdata yaitu 30 tahun; c Lampau waktu pendek didasarkan pada anggapan telah ada pembayaran. Hal ini diatur dalam Pasal 1968 – 1971 KUHPerdata yang mengatur jangka waktu pendek antar satu tahun sampai lima tahun; d Pembayaran tahunan secara periodik atau lampau waktu sesudah lewat lima tahun; e Lampau waktu kontraktual adalah suatu persetujuan tentang lampau waktu yang menyimpang dari undang-undang dan dibuat oleh para pihak. Berakhirnya suatu perjanjian akan mengakibatkan hapusnya perjnajian atau bubarnya perjanjian yang dibuat para pihak dalam perjanjian tiu. Konsekwensi dari berakhirnya perjanjian ini adalah hapusnya semua pernyataan kehendak yang dicantumkan dalam perjanjian. Demikian juga hilangnya hak dan kewajiban yang melekat pada pihak-pihak yang membuat suatu perikatan.

B. Tinjauan Umum Terhadap Pembiayaan Konsumen 1. Pengertian Pembiayaan Konsumen

Pembiayaan konsumen diatur dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1988, tentang Lembaga Pembiayaan, serta pelaksanaannya diatur dalam Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor 468KMK.0171995, Tentang Perubahan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251KMK.0131988 Tanggal 20 DESEMBER 1988 Tentang Ketentuan Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1256KMK.0011989 Tanggal 18 November 1989. Dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1988, dikemukakan bahwa pembiayaan konsumen ini diselenggarakan oleh perusahaan pembiayaan konsumen. Hal ini dapat disimpulkan dari pasal 1 angka 6 yang menyatakan bahwa : “Perusahaan pembiayaaan Konsumen adalah suatu badan usaha yang melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau berkala” Dalam Keputusan Presiden RI Nomor 61 Tahun 1988, Pasal 1 angka 5 dinyatakan bahwa : “Perusahaan Pembiayaan adalah suatu badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk didalam bidang usaha lembaga keuangan”. Dari pasal tersebut terlihat bahwa perusahaan pembiayaan adalah suatu lembaga pembiayaan diluar bank dan lembaga keuangan bukan bank. Hal ini berarti bahwa perusahaan pembiayaan merupakan suatu lembaga pembiayaan yang dikhususkan untuk membiayai bidang tertentu. Dari pasal 1 angka 6 tersebut di atas, juga dapat dikemukakan, bahwa perusahaan pembiayaan adalah bagian dari lembaga pembiayaan. Mengenai Lembaga pembiayaan diatur dalam pasal 1 angka 2 yang menyatakan : “Lembaga pembiayaan adalah suatu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat”. Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 Menurut Munir Fuady “Pranata hukum pembiayaan konsumen dipakai sebagai terjemahan dari istilah consumer finance. Pembiayaan konsumen ini tidak lain adalah kredit konsumsi consumer credit. Hanya saja, jika pembiayaan konsumen dilakukan oleh perusahaan pembiayaan, sedangkan kredit konsumsi diberikan oleh bank”. 24 Dalam sistem pembiayaan konsumen ini, dapat saja suatu perusahaan pembiayaan memberikan bantuan dana untuk pembelian barang-barang produk Namun demikian, pada dasarnya secara substantif pengertian kredit konsumsi sama saja dengan pembiayaan konsumen. Menurut A. Abdurrachman, kredit konsumsi adalah kredit yang diberikan kepada konsumen-konsumen guna pembelian barang-barang konsumsi dan jasa- jasa seperti yang dibedakan dari pinjam-pinjaman yang digunakan untuk tujuan- tujuan produktif atau dagang. Kredit yang demikian itu dapat mengandung risiko yang lebih besar dari pada kredit dagang biasa. Maka dari itu biasanya kredit itu diberikan dengan tingkat bunga yang lebih tinggi. Keputusan Menteri keuangan Republik Indonesia Nomor 468KMK.0171995 memberikan pengertian kepada pembiayaan konsumen yaitu suatu kegiatan yang dilakukan dalam bentuk penyediaan dana bagi konsumen untuk pembelian barang yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau berkala oleh konsumen. Dari definisi tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya antara kredit konsumsi dan pembiayaan konsumen sama saja, yang berbeda yaitu hanya pihak pemberi kredit yang berbeda. 24 Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori dan Praktek, PT. citra Aditya Bakti, Bandung, Hal.204. Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 dari perusahaan dalam kelompoknya. Jadi marketnya sudah tetentu, perusahaan pembiayaan seperti ini disebut captive finance company. 25 25 Ibid, Hal.205. Misalnya seperti yang dilakukan oleh Suzuki Finance Indonesia, yang menyediakan pembiayaan konsumen terhadap penjualan produk-produk sepeda motor Suzuki. Dari keterangan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perjanjian pembiayaan adalah suatu perjanjian yang diadakan antara konsumen dengan perusahaan pembiayaan guna pembelian barang-barang konsumen, di mana perusahaan pembiayaan memberikan pinjaman sejumlah dana yang akan dibayar konsumen dalam jangka waktu tertentu dan dengan tingkat bunga yang telah disepakati antara kedua belah pihak. Dilihat dari kegiatan prusahaan pembiayaan konsumen, yaitu penyediaan dana bagi konsumen untuk pembelian barang, yang pembayarannya dilakukan secara berkala oleh konsumen, dimana dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perusahaan pembiayaan konsumen meminjamkan sejumlah uang melalui fasilitas pembiayaan konsumen kepada konsumennya, maka dapat dikatakan bahwa perjanjian pembiayaaan konsumen adalah bagian dari perjanjian pinjam meminjam seperti yang diatur dalam Pasal 1754 KUHPerdata, yang menyatakan : “Pinjam meminjam adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang menghabis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang terakhir ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari jenis dan mutu yang sama”. Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 Dengan memperhatikan definisi perjanjian pinjam meminjam, serta Pasal 1765 KUHPerdata, yang menyatakan bahwa adalah diperbolehkan memperjanjiakan bunga atas peminjaman uang atau lain barang yang menghabis karena pemakaian, apabila hal ini diterapkan pada pengertian perjanjian pembiayaan konsumen adalah suatu perjanjian pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan pada masa tertentu yang akan datang disertai dengan suatu kontraprestasi berupa bunga. Pemberian prestasi oleh perusahaan pembiayaan konsumen kepada konsumen adalah hutang dari konsumen tersebut. Yang di maksudkan dengan hutang dalam perjanjian pembiayaan konsumen khususnya yang dilakukan oleh PT. adalah sejumlah uang yang sewaktu-waktu terhutang oleh peminjam kepada perusahaan pembiayaan konsumen berdasarkan perjanjian yang telah dibuat, baik hutang pokok, bunga, denda bunga, ongkosbiaya, bea materai dan pajak, ongkos pengacara untuk menagih hutang dan pelaksanaan perjanjian jaminan, yang berkenaan dengan perjanjian ini. Sebenarnya dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perjanjian pembiayaan konsumen adalah jenis perjanjian kredit. Kredit itu sendiri dapat dibagi dalam dua macam yaitu Sale Credit dan Loan Credit. Yang dimaksud dengan Sale Credit adalah pemberian kredit untuk pembelian suatu barang dan nasabah akan menerima barang tersebut. Sedangkan dengan Loan Credit nasabah akan menerima cash dan berkewajiban mengembalikan hutangnya secara cash pula di kemudian hari.dengan begitu, pembiayaan konsumen sebenarnya tergolong dalam Sale credit, karena memang Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 konsumen tidak menerima cash, tetapi hanya menerima barang yang dibeli dengan kredit tersebut. Perusahaan pembiayaan konsumen sebagai kreditur dalam usahanya untuk melindungi kepentingannya selalu mencantumkan asas perkreditan seperti yang dilakukan oleh pihak Bank dalam memberikan kredit kepada nasabah. 26 Pemohon pembiayaan konsumen diharapkan mempunyai modal utama sendiri sehingga fasilitas pembiayaan konsumen hanya berfungsi sebagai tambahan saja. Asas tersebut dinamakan the five c`s of credit analysis, yang merupakan ukuran kemampuan penerima kredit untuk mengembalikan pinjamannya. Kelima asas tersebut adalah : 1. Watakcharacter. Yang dimaksud dengan watak disini adalah kepribadian, moral dan kejujuran pemohon fasilitas pembiayaan konsumen. Apakah ia, pemohon, dapat memenuhi kewajibannya dengan baik, yang timbul dari persetujuan permohonan pembiayaan konsumen yang akan diadakan. 2. Kemampuan capacity. Yang dimaksud dengan kemampuan ialah kemampuan mengendalikan, memimpin, menguasai bidang usahanya, kesungguhan dan melihat perspektif masa depan, sehingga usaha pemohon berjalan dengan baik dan memberikan untung. 3. Modal capital. 26 MAHKAMAH AGUNG RI, Proyek Peningkatan Tertib Hukum dan Pembinaan Hu`kum Mahkamah Agung RI Lembaga Pembiayaan, Jakarta, 1994, Hal 125. Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 4. Jaminan colateral. Jaminan disini berarti kekayaan yang dapat diikat sebagai jaminan guna kepastian pelunasan di kemudian hari, kalau pemohon pembiayaan konsumen tidak dapat melunasi hutangnya. 5. Kondisi ekonomi condition of economy. Yang dimaksud adalah situasi ekonomi pada waktu dan jangka waktu tertentu, di mana fasilitas pembiayaan konsumen itu diberikan oleh perusahaan pembiayaan konsumen kepada pemohon. Kelima asas ini menjadi pertimbangan bagi perusahaan pembiayaan konsumen dalam memproses permohonan fasilitas pembiayaan konsumen yang diajukan. Karena dengan demikian, perusahaan pembiayaan konsumen dapat mengetahui kepastian pengembalian jaminan dengan baik.

2. Jenis-Jenis Perusahaan Pembiayaan Konsumen

Atas dasar kepemilikannya, Perusahaan Pemniayaan Konsumen dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang merupakan anak perusahaan dari supplier barang dan jasa yang akan dibeli oleh debitur; 2. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang merupakan satu grup usaha dengan supplier barang dan jasa yang akan dibeli oleh debitur; 3. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang tidak mempunyai kaitan kepemilikan dengan supplier barang dan jasa yang akan dibeli oleh debitur. 27 27 Y.R. Soesilo, Loc.cit. Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 Agar lebih jelas, maka jenis-jenis tersebut dapat diuraikan dengan sebagai berikut. Ad.1. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang merupakan anak perusahaan dari supplier barang dan jasa yang akan dibeli oleh debitur Perusahaan pembiayan Konsumen ini dibentuk oleh perusahaan induknya, yaitu supplier, untuk memperlancar penjualan barang atau jasanya. Mengingat perusahaan ini sengaja dibentuk untuk memperlancar penjualan barang dan jasa perusahaan induknya, maka perusahaan pembiayaan konsumen jenis ini biasanya hanya melayani barang dan jasa yang diproduksi atau ditawarkan oleh perusahaan induknya. Contohnya : PT. Sumber Sundak adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jual beli mobil baru dan bekas, atau singkatnya disebut daeler mobil baru dan bekas. Mengingat daya beli masyarakat sedang lemah, maka PT. Sumber Sundek ingin memperlancar penjualan mobilnya dengan cara mendirikan PT. Sumber Sadeng. PT. Sumber Sadeng adalah suatu perusahaan pembiayaan konsumen yang khusus melayani kredit pembelian segala merek mobil baru dan bekas pada PT. Sumber Sundak. Ad.2. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang merupakan satu grup usaha dengan supplier barang dan jasa yang akan dibeli oleh debitur Perusahaan Pembiayaan Konsumen jenis ini pada dasarnya tidak berbeda dengan Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang merupakan anak perusahaan dari supplier. Perusahaan Pembiayaan Konsumen ini biasanya juga hanya melayani pembiayaan pembelian barang dan jasa yang diproduksi oleh supplier yang masih Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 satu grup usaha dengan perusahaan tersebut. Perbedaannya hanya terletak pada hubungan antara supplier dengan perusahaan pembiayaan konsumen. Dalam hal ini, Suzuki Finance Indonesia termasuk dalam jenis yang kedua ini, dimana suzuki finance merupakan kerja sama antara ITOCHU Corporation dengan SUZUKI Motor Corporation. Yaitu dimana ITOCHU merupakan perusahaan yang bergerak diberbagai macam bidang usaha. Salah satu perusahaan yang tergabung dalam grup ini adalah SUZUKI Corporation yang merupakan produsen kendaraan bermotor. Demi peningkatan penjualan kendaraan bermotor yang diproduksi oleh SUZUKI Corporation, maka ITOCHU Corporation membentuk satu perusahaan lagi dengan nama PT. SUZUKI Finance, yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen. Pembiayaan konsumen yang dilayani PT. SUZUKI Finance juga hanya pembelian kendaraan bermotor pada SUZUKI Corporation. Ad.3. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang tidak mempunyai kaitan kepemilikan dengan supplier barang dan jasa yang akan dibeli oleh debitur Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang tidak mempunyai kaitan kepemilikan dengan supplier biasanya tidak hanya melayani pembiayaan atas pembelian barang pada satu supplier saja. Perusahaan pembiayaan ini biasanya melayani pembiayaan pembelian pada supplier yang lain, sedangkan spesialisasi perusahaan pembiayaan konsumen biasanya pada jenis atau tipe barang dan daerah pemasarannya. Perusahaan Pembiayaan Konsumen ada yang berspesialisasi pada pembelian barang elektronik, ada yang berspesialisasi pada Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 pembiayaan pembelian meubel, ada yang berspesialisasi pada pembiayaan pembelian mobil, dan lain-lain. Contoh PT. Baron Damai adalah sebuah perusahaan produsen meubel di kota surabaya dan untuk memperlancar penjualannya perusahaan ini berusaha untuk bekerja sama dengan sebuah perusahaan pembiayaan konsumen yang bernama PT. Rumah Sejahtera. PT. Rumah Sejahtera adalah sebuah perusahaan pembiayaan konsumen yang melakukan pembiayaan pembelian bermacam-macam jenis meubel dari berbagai produsen meubel di kota Surabaya.

3. Pihak Dalam Pembiayaan Konsumen a. Perusahaan Pembiayaan Konsumen

Perusahaan Pembiayaan Konsumen adalah Badan Usaha berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen. Perusahaan tersebut menyediakan jasa kepada konsumen dalam bentuk pembayaran harga barang secara tunai kepada supplier. Antara Perusahaan dan Konsumen harus ada terlebih dahulu Kontrak Pembiayaan konsumen yang sifatnya pemberian kredit. Dalam kontrak tersebut, Perusahaan wajib menyediakan kredit sejumlah uang kepada konsumen sebagai harga barang yang dibelinya dari supplier, sedangkan pihak Konsumen wajib membayar kembali kredit secara angsuran kepada supplier tersebut. Kewajiban pihak-pihak dilaksanakan berdasarkan Kontrak Pembiayaan Konsumen. Sejumlah uang dibayarkan tunai kepada supplier untuk kepentingan konsumen, sedangkan supplier menyerahkan barang kepada konsumen. Pihak Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 konsumen wajib membayar secara angsuran sampai lunas kepada perusahaan sesuai dengan kontrak selama angsuran belum dibayar lunas, maka barang milik konsumen tersebut menjadi jaminan hutang secara fiducia.

b. Konsumen

Konsumen adalah pihak pembeli barang dari supplier atas pembayaran oleh pihak ketiga, yaitu Perusahaan Pembiayaan Konsumen. Konsumen tersebut dapat berstatus perseorangan individual dapat pula Badan Hukum. Dalam hal ini ada dua hubungan kontraktual, yaitu : a Perjanjian Pembiayaan yang bersfat pemberian kredit antara perusahaan dan konsumen; b Perjanjian jual beli antara supplier dan konsumen yang bersifat tunai. Pihak Konsumen umumnya masyarakat karyawan, buruh, tani yang berpenghasilan menengah ke bawah yang belum tentu mampu bila membeli barang kebutuhannya itu secara tunai. Dalam pemberian kredit, risiko menunggak angsuran oleh konsumen merupakan hal yang biasa terjadi. Oleh karena itu, pihak perusahaan dalam pemberian kredit kepada konsumen masih memerlukan jaminan terutama jaminan fiducia atas barang yang dibeli itu, disamping pengakuan hutang dari pihak konsumen. Dalam Perjanjian Jual Beli antara supplier dan konsumen, pihak supplier menetapkan syarat bahwa harga akan dibayar oleh pihak ketiga, yaitu Perusahaan Pembiayaan Konsumen. Apabila karena alasan apapun, perusahaan tersebut melakukan wanprestasi, yaitu tidak melakukan pembayaran sesuai dengan kontrak, maka jual beli barang antara supplier dan konsumen akan dibatalkan. Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 Dalam Perjanjian Jual Beli, pihak supplier penjual menjamin barang dalam keadaan baik, tidak ada cacad tersembunyi.

c. Supplier

Supplier adalah pihak penjual barang kepada konsumen atas pembayaran oleh pihak ketiga yaitu Perusahaan Pembiayaan konsumen. Hubungan kontraktual antara supplier dan konsumen adalah jual beli bersyarat. Syarat yang di maksud adalah pembayaran dilakukan oleh pihak ketiga yaitu pihak Perusahaan Pembiayaan konsumen. Antara supplier dan konsumen terdapat hubungan kontraktual, di mana supplier wajib menyerahkan barang kepada konsumen dan konsumen wajib membayar harga barang secara angsuran kepada Perusahaan pembiayaan konsumen yang telah melunasi harga barang tersebut secara tunai. Antara Perusahaan Pembiayaan Konsumen dan supplier tidak ada hubungan kontraktual, kecuali sebagai pihak ketiga yang disyaratkan. Oleh karena itu, apabila pihak perusahaan melakukan wanprestasi, padahal kontrak jual beli dan kontrak pembiayaan konsumen telah selesai dilaksanakan, maka jual beli bersyarat tersebut dapat dibatalkan oleh supplier.

4. Manfaat Pembiayaan Konsumen Bagi Para Pihak

Dalam pembiayaan konsumen ada beberapa pihak yaitu supplier, Perusahaan Pembiayaan Konsumen, dan konsumen. Ada beberpa manfaat yang didapat oleh para pihak dengan adanya perusahaan pembiayaan konsumen ini, di antaranya yaitu : 28 28 Ibid, Hal.153. Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009

a. Bagi Supplier

Manfaat yang utama bagi supplier dengan adanya perusahaan pembiayaan konsumen adalah adanya peningkatan penjualan. Daya beli dan kemampuan arus kas dari calon konsumen yang akan membeli barang pada supplier sangat beragam. Konsumen tertentu mempunyai kemampuan untuk membayar secara tunai dan mempunyai niat untuk membeli barang pada supplier yang bersangkutan. Di samping itu dalam kenyataannya terdapat juga konsumen yang mempunyai niat untuk membeli barang dari supplier tersebut namun tidak cukup mempunyai uang tunai. Perusahaan pembiayaan konsumen menjembatani kepentingan konsumen semacam ini, sehingga penjualan barang oleh supplier tidak hanya dapat dilakukan pada konsumen yang mempunyai cukup dana tunai, melainkan juga pada konsumen yang ketersediaan dana tunainya juga terbatas. Manfaat diatas juga dapat ditinjau dengan pendekatan lain. Apabila supplier melakukan penjualan dengan cara kredit maka dana tunai akan diterima secara bertahap dan setelah jangka waktu tertentu. Dengan adanya perusahaan pembiayaan konsumen, maka supplier dapat memperoleh pembayaran secara tunai dan angsuran konsumen dialihkan pada perusahaan pembiayaan konsumen. Risiko tidak terbayarnya kredit konsumen yang semula ditanggung oleh supplier juga menjadi dapat dialihkan kepada perusahaan pembiayaan konsumen.

b. Bagi Konsumen

Manfaat yang utama yang diperoleh konsumen adalah kesempatan untuk membeli atau memiliki barang meskipun dana yang tersedia saat ini belum cukup untuk menutup seluruh harga barang atau jasa. Singkatnya konsumen tidak harus Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 membeli tunai atau dapat membeli dengan cara kredit. Apabila pembiayaan konsumen ini dibandingkan dengan kredit bank, maka pembiayaan konsumen mempunyai manfaat atau keunggulan lain bagi konsumen. Disamping memperoleh pembiayaan dari perusahaan pembiayaan konsumen untuk pembelian barang, konsumen sebenarnya juga bisa memperoleh pembiayaan dari kredit bank. Keunggulan pembiayaan konsumen dibandingkan kredit bank antara lain : a Prosedur yang lebih sederhana; b Proses persetujuan yang biasanya lebih cepat; c Perusahaan Pembiayaan Konsumen biasanya tidak mensyaratkan penyerahan agunan tambahan sepanjang konsumen atau debitur cukup layak untuk dipercaya kemampuan dan kemauannya untuk memenuhi kewajibannya; d Konsumen tertentu terutama di Indonesia mengalami keengganan untuk berhubungan dengan bank dalam hal peminjaman dana karena minimnya informasi tentang jasa-jasa bank dan cara berhubungan dengan bank. Mengingat keunggulan-keunggulan tersebut, banyak konsumen yang lebih menyukai menggunakan jasa pembiayaan konsumen dalam pembelian barang secara kredit, meskipun besarnya bunga yang harus dibayar seringkali lebih besar daripada bunga kredit bank.

c. Bagi Perusahaan Pembiayaan konsumen

Manfaat utama yang dapat diperoleh perusahaan pembiayaan konsumen adalah penerimaan bunga dan biaya administrasi yang dibayarkan oleh konsumen. Tingkat bunga yang ditetapkan perusahaan pembiayaan konsumen biasanya lebih tinggi daripada tingkat bunga kredit bank. Hal ini sebagai konsekuensi atau Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 kompensasi karena perusahaan perusahaan pembiayaan konsumen menanggung risiko yang relatif lebih besar daripada penyaluran dana bank dalam bentuk kredit kepada debiturnya. Risiko yang ditanggung perusahaan perusahaan pembiayaan konsumen relatif lebih besar daripada bank yang menyalurkan kredit antara lain karena : a Perusahaan pembiayaan konsumen cenderung melakukan analisis terhadap kelayakan konsumen atau calon debitur dengan cara yang lebih sederhana. Cara yang lebih sederhana ini menyebabkan kesimpulan mengenai tingkat kelayakan calon debitur memperoleh pinjaman sering sekali kurang mencerminkan keadaan calon debitur yang sebenarnya. Analisis seringkali hanya berdasarkan formulir sederhana yang diisi oleh calon debitur, dokumen identitas calon debitur, dokumen penghasilan calon debitur, dan survey singkat ke lokasi usaha atau tempat tinggal calon debitur. b Analisis dilakukan dalam waktu yang sangat singkat. Analisis biasanya dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, sehingga kesimpulannya kadangkala kurang mencerminkan keadaan calon debitur yang sebenarnya. Analisis harus dilakukan denagan cepat agar calon debitur tidak beralih ke supplier lain atau tidak beralih kepada kredit bank. c Sepanjang kemampuan dan kemauan calon debitur cukup bisa diandalkan, perusahaan pembiayaan konsumen biasanya tidak mensyaratkan penyerahan agunan tambahan. Apabila pada saat jatuh tempo debitur ternyata tidak memenuhi kewajibannya karena berbagai alasan, maka perusahaan pembiayaan konsuemen hanya dapat mengandalkan pada agunan pokok Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 berupa barang atau objek yang dibiayai dengan pembiayaan konsumen. Pada kenyataannya objek yang dibiayai dengan pembiayaan konsumen tidak selalu ada atau masih dalam keadaan baik pada saat jatuh tempo, sehingga risiko yang ditanggung oleh perusahaan pembiayaan konsumen menjadi relatif lebih tinggi daripada bank yang menyalurkan kredit dengan syarat penyerahan agunan tambahan.

5. Perkembangan Pembiayaan Konsumen

Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang menghasilkan bermacam ragam produk kebutuhan hidup sehari-hari dan dipasarkan secara terbuka baik di pasar-pasar tradisional maupun melalui iklan di media massa, mendorong masyarakat untuk ikut memiliki dan menikmati produk yang dibutuhkannya. Tetapi di sisi lain, sebagian besar masyarakat belum mampu membeli produk yang dibutuhkan itu secara tunai karena mereka masih tergolong masyarakat berpenghasilan rendah. Sejak diumumkannya Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 Pakdes, 20, 1988, mulai diperkenalkan pranata hukum baru di Indonesia, salah satu di antaranya adalah pembiayaan konsumen. Dengan memanfaatkan lembaga pembiayaan ini, masyarakat yang tadinya sulit untuk membeli atau memiliki barang kebutuhannya secara tunai, kini dengan bantuan pembiayaan konsumen kebutuhan mereka dapat dipenuhi. Konsumen yang berkepentingan menghubungi perusahaan pembiayaan konsumen agar dapat mebayar secara tunai harga barang kebutuhan yang dibelinya dari supplier dengan ketentuan pembayaran kembali harga barang itu kepada perusahaan pembiayaan konsumen yang dilakukan secara Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 angsuran. Dengan demikian, kebutuhan masyarakat konsumen dapat terpenuhi secara wajar. Perkembangan perusahaan pembiayaan konsumen di Indonesia, disamping karena banyak dibutuhkan oleh masyarakat, juga tidak lepas dari alasan-alasan masih kurangnya sumber pembiayaan yang mampu mengatasi kebutuhan konsumen berpenghasilan rendah. Berikut ini akan di uraikan alasan-alasan tersebut, yaitu : 29 Didalam masyarakat sebenarnya sudah ada lembaga pembiayaan yang bertujuan melayani kebutuhan kredit masyarakat yaitu Badan Usaha Milik Negara yang bernama Perum Pegadaian. Namun sistem pembiayaan yang diterapkannya kurang fleksibel, keharusan menyerahkan barang jaminan dirasakan

a. Keterbatasan Sumber Dana Formal

Terbatasnya sumber dana formal yang mampu mengatasi kebutuhan kredit masyarakat lapian bawah yang berpenghasilan rendah merupakan alasan pendorong berkembangnya perusahaan pembiayaan konsumen Consumer Finace Company. Sistem pembiayaan yang fleksibel, tidak memerlukan penyerahan barang jaminan, menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan konsumen, jumlah pembayaran setiap angsuran relatif kecil, terasa sangat meringankan konsumen. Perusahaan pembiayaan konsuemn menjadi lembaga penyelamat konsumen dari kesulitan biaya pembelian barang dengan cengkraman lintah darat. Melalui sistem pembiayaan konsumen, masyarakat lapisan bawah berpenghasilan rendah dapat memenuhi kebutuhan hidup layak yang sesuai dengan tingkat kemampuannya. 29 Abdulkadir Muhammad, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, Hal. 250. Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 memberatkan, tidak sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat, dan tidak menjangkau masyarakat luas selaku konsumen. Keadaan ini menjadi pendorong pengusaha Indonesia untuk mengembangkan sistem pembiayaan yang disebut Pembiayaan Konsumen.

b. Koperasi Pembiayaan Sulit Berkembang

Koperasi simpan pinjam kredit sebenarnya merupakaan salah satu bentuk pembiayaan konsumen yang tepat bagi masyarakat lapisan bawah berpenghasilan rendah. Mereka berhimpun dalam kelompok usaha koperasi guna meningkatkan kesejahteraan, termasuk pembelian barang kebutuhan hidup atau keperluan rumah tangga secara kredit lewat koperasi. Koperasi membeli barang kebutuhan konsumen langsung dari pemasok secara tunai, kemudian dijual secara kredit lewat Koperasi. Koperasi membeli barang kebutuhan konsumen langsung dari pemasok secara tunai, kemudian dijual secara kredit pembayaran angsuran kepada masyarakat konsumen. Namun kenyataannya Koperasi Simpan Pinjam Kredit belum mampu berfungsi sebagai pembiayaan konsumen. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai sebab anatara laian : 1. Manajemen koperasi ditangani oleh orang-orang yang tidak profesional, kalaupun profesional masih bermental individualis, tidak berorientasi kepada kepentingan bersama untuk kesejahteraan bersama. 2. Pembinaan dan pengawasan koperasi lebih menekankan pada keberadaannya, tidak kepada pemanfaatan modal usaha dan budaya usaha corporate culture. Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 3. Apabila koperasi mulai mampu menghimpun modal dalam jumlah yang cukup besar, maka ada kecenderungan untuk korupsi, dengan memanfaatkan modal koperasi untuk perusahaan pribadi. Keadaan demikian ini menjadi pendorong perkembangan perusahaan pembiayaan konsumen yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen secara wajar. Penerapan sistem pembiayaan yang fleksibel, sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan konsumen sulit ditandingi oleh koperasi yang serba tradisional dan tidak berbudaya usaha.

c. Bank Tidak Melayani Pembiayaan Konsumen

Konsumen umumnya adalah masyarakat berpenghasilan rendah sulit mengakses bank untuk memperoleh kredit ukuran kecil. Bank tidak melayani pemberian kredit yang bersifat konsumtif dan ukuran kecil. Disamping itu, bank selalu menerapkan prinsip jaminan dalam pemberian kredit. Hal ini sulit dipenuhi oleh konsumen karena dirasakan berat. Keadaan ini menjadi dorongan perkembangan perusahaan pembiayaan konsumen yang mampu menampung kebutuhan konsumen secara wajar.

d. Pembiayaan Lintah Darat

Di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah, Lintah darat memainkan peran yang tidak kalah pentingnya dengan Lembaga Pembiayaan. Sistem pembiayaan yang diterapkannya bersifat tradisional, bunga sangat tinggi bahkan jauh melebihi batas kewajaran yang berlaku dalam kegiatan bisnis biasa. Sistem penagihan yang sangat ketat dengan ancaman penarikan barang bila menunggak, merupakan momok yang ditakuti oleh konsumen. Disatu sisi intah darat berfungsi Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 sebagai penolong konsumen, dilain sisi dia berfungsi sebagai pihak yang menyengsarakan konsumen. Keadaan ini mendorong berkembangnya perusahaan pembiayaan konsumen dengan menerapkan sistem pembiayaan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemempuan konsumen. Munculnya pranata hukum pembiayaan konsumen yang diatur dan diawasi oleh pemerintah merupakan dewa penyelamat bagi konsumen berpenghasilan. Talita Filzah Nadilah : Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Di PT. Suzuki Finance Indonesia SFI Cabang Lhokseumawe, 2008. USU Repository © 2009 BAB III GAMBARAN KHUSUS PT. SUZUKI FINANCE INDONESIA SFI CABANG LHOKSEUMAWE

A. Sejarah Singkat Perusahaan