Pengujian Hipotesis .1 Hipotesi 1: Ada hubungan positif antara umur tanaman jeruk dengan
tanaman jeruknya adalah paling sempit yakni 0,25 hektar dan umur tanaman jeruknya adalah 3 tahun.
5.2 Pengujian Hipotesis 5.2.1 Hipotesi 1: Ada hubungan positif antara umur tanaman jeruk dengan
biaya produksi per hektar.
Dari biaya produksi per petani dibagi dengan luas tanaman jeruk maka diperoleh pendapatan per hektar, dan ini dikorelasikan dengan umur tanaman
jeruk, sehingga tidak terkait dengan pengaruh luas tanaman jeruk. Biaya produksi per hektar untuk setiap petani sampel tercantum pada Lampiran 9. Dari hasil
perhitungan korelasi sederhana maka diperoleh nilai koefisien korelasi: r = -0,063
t hitung = 0,334 t tabel 5 = 2,052
Jadi r tidak nyata Kalau diregresikan umur sebagai variabel X, biaya produksi sebagai variabel Y ,
maka diperoleh persamaan regresinya : Y = 7422-0,0002X
F hitung = 0,11 F tabel 5 = 4,23
F hitung tidak nyata. Berdasarkan hasil uji maka dapat dikatakan hipotesis 1 dalam penelitian ini adalah
ditolak. Bahkan korelasi antara umur tanaman dengan biaya produksi adalah negatif, sedangkan dalam perumusan hipotesis disebutkan korelasinya adalah
positif. Untuk lebih jelas lagi korelasi antara umur tanaman jeruk dengan jumlah biaya produksi per hektar dapat ditampilkan dalam grafik sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan Umur dan Biaya Produksi
8500 8700
8900 9100
9300 9500
9700 9900
10100 10300
10500 10700
10900
2 3
4 5
6 7
8 9
Umur Tahun Biaya Produksi
Rp.1000
Gambar 5. Grafik Hubungan Luas Tanaman Dengan Biaya Produksi per Ha
Korelasi umur tanaman jeruk dengan biaya produksi per hektar adalah tidak nyata karena petani jeruk di daerah penelitian mencurahkan biaya produksi
tidak memperhatikan umur tanaman. Petani sampel mengorbankan biaya produksi berdasar- kan kondisi keuangan mereka untuk usahatani jeruk. Selain itu range
umur tanaman jeruk yang diteliti termasuk sempit yaitu berumur 3-8 tahun. Juga dapat dilihat pada Gambar 5 bahwa distribusi petani sampel bertumpu pada
tanaman yang berumur 3 tahun dan 6 tahun, dengan kata lain sampel yang terambil kurang merata pada setiap umur, sehingga grafiknya nampak seperti pada
Gambar 5.
5.2.2 Hipotesis 2: Ada hubungan positif antara umur tanaman jeruk dengan jumlah penerimaan per hektar.
Penerimaan per hektar diperoleh dengan cara penerimaan per petani dibagi dengan dengan luas tanaman jeruk. Penerimaan per hektar ini dikorelasikan
Universitas Sumatera Utara
dengan umur tanaman jeruk. Penerimaan per hektar untuk setiap petani sampel tercantum pada Lampiran 10. Dari hasil perhitungan korelasi sederhana maka
diperoleh nilai koefisien korelasi: r = 0,452
t hitung = 2,681 t tabel 5 = 2,052
Karena th tt maka terdapat hubungan nyata. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.
Kalau diregresikan umur sebagai variabel X, biaya produksi sebagai variabel Y , maka diperoleh persamaan regresinya :
Y = 37783 + 1363X F hitung = 7,19
F tabel 5 = 4,23 F hitung F tabel
Dari persamaan regresi tersebut dapat pula dikatakan bahwa umur tanaman berpengaruh nyata terhadap jumlah penerimaan. Hal ini disebabkan makin
berumur tanaman jeruk cenderung makin banyak buahnya, sedangkan harga jual buah jeruh tidak begitu berbeda nyata di antara petani sampel.
Untuk lebih jelas lagi korelasi antara umur tanaman jeruk dengan jumlah penerimaan per hektar dapat ditampilkan dalam grafik sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan Umur dan Penerimaan
35000 40000
45000 50000
55000 60000
2 3
4 5
6 7
8 9
Umur tahun Penerimaan
Rp.1000
Gambar 6. Grafik Hubungan Umur Tanaman Dengan Penerimaan per Ha
Pada Gambar 6 nampak bahwa makin tinggi umur tanaman jeruk maka makin tinggi pula penerimaan per hektar. Berdasarkan penerimaan ini nampak
bahwa petani sampel paling banyak berada pada umur tanaman 6 tahun 7 sampel, menyusul pada umur tanaman jeruk 3 tahun 6 sampel.
5.2.3 Hipotesis 3 : Ada hubungan positif antara umur tanaman jeruk dengan jumlah keuntungan per hektar.
Keuntungan per hektar diperoleh dengan cara keuntungan per petani dibagi dengan luas tanaman jeruk. Keuntungan per hektar ini dikorelasikan
dengan umur tanaman jeruk. Keuntungan per hektar untuk setiap petani sampel tercantum pada Lampiran 11. Dari hasil perhitungan korelasi sederhana maka
diperoleh nilai koefisien korelasi:
Universitas Sumatera Utara
r = 0,4432 t hitung = 2,621
t tabel 5 = 2,052 Karena th tt maka terdapat hubungan nyata.
Dengan demikian hipotesis ke 3 yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.
Kalau diregresikan umur sebagai variabel X, keuntungan sebagai variabel Y , maka diperoleh persamaan regresinya :
Y = 0,264 + 0,00014X F hitung = 6,87
F tabel 5 = 4,23 F hitung F tabel
Dari persamaan regresi tersebut dapat pula dikatakan bahwa umur tanaman berpengaruh nyata terhadap jumlah keuntungan. Hal ini disebabkan makin
berumur tanaman jeruk cenderung makin tinggi penerimaan per hektar, sedangkan biaya produksi per hektar cenderung makin menurun bila umurnya makin tinggi.
Keuntungan per hektar adalah penerimaan per hektar dikurangi biaya produksi per hektar.
Untuk lebih jelas lagi korelasi antara umur tanaman jeruk dengan jumlah keuntungan per hektar dapat ditampilkan dalam grafik sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan Umur Tanaman dan Keuntungan
25000 30000
35000 40000
45000 50000
2 3
4 5
6 7
8 Umur Tahun
Keuntungan Rp.1000
Gambar 7. Grafik Hubungan Umur Tanaman Dengan keuntungan per Ha
Pada Gambar 7 nampak bahwa makin tinggi umur tanaman jeruk maka makin tinggi pula keuntungan per hektar. Berdasarkan keuntungan ini nampak
bahwa petani sampel paling banyak berada pada umur tanaman 3 tahun dan 6 tahun, yang masing-masing 6 petani sampel.
Universitas Sumatera Utara