Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

2.2 Landasan Teori

Modal adalah seluruh biaya yang digunakan dalam setiap usahatani meliputi pembelian sarana produksi, sewa tanah, penyusutan, biaya tenaga kerja dan pajak Prawirokusumo, 1990. Dalam usahatani seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki atau yang dikuasai sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber daya menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input Tohir, 1991. Tenaga kerja merupakan unsur yang paling banyak tersedia dalam usahatani. Tenaga kerja mempunyai hubungan dengan pendapatan, unsur tenaga kerja merupakan penggerak semua kegiatan dalam usaha. Efisiensi tenga kerja secara umum diartikan sebagai hasil pekerja produktif yang dapat diselesaikan persatuan waktu, tenaga kerja pria. Semakin tinggi efisiensi penggunaan tenaga kerja, semakin tinggi pula pendapatan yang diterima dari usahatani yang bersangkutan. Bahwasannya efisiensi tenaga kerja itu berpengaruh pada pendapatan, berlaku disemua daerah dan semua keadaan ekonomi. Efisiensi penggunaan tenaga kerja yang dicapai suatu usahatani dapat dipakai suatu ukuran keberhasilan dari usahatani itu. Kemungkinan menekan biaya ini akan berarti meningkatkan pendapatan Soeriatmaja, 1983. Salah satu faktor produksi yang menunjang terlaksananya proses pengelolaan tanaman jeruk adalah tenaga kerja. Tenaga kerja yang dimaksud disini adalah orang yang mengerjakan yang ternyata tidak semuanya dikerjakan Universitas Sumatera Utara oleh tenaga kerja keluarga petani, artinya dalam tahap-tahap pekerjaan tertentu dibutuhkan tenaga kerja diluar keluarga. Dilihat usaha tani ini merupakan kombinasi yang tersusun dari beberapa faktor produksi alam yaitu tenaga kerja, modal, keahlian atau skill yang ditunjukkan dalam proses produksi. Usaha tani ini juga merupakan preusan karena tujuan setiap petani bersifat ekonomis, memproduksi hasil-hasil pertanian, apakah itu untuk dijual ataupun untuk digunakan oleh keluarga sendiri. Mubyarto, 1994. Dalam operasi usahatani, petani akan mengeluarkan biaya operasi produksi. Biaya produksi merupakan biaya yang dibutuhkan dalam setiap kegiatan usahatani untuk menjalankan usahatani dengan baik. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani mulai dari kegiatan pengolahan sampai dengan pemanenan Soekartawi, 2002. Biaya produksi terdiri dari biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Total biaya produksi yang dikeluarkan petani adalah jumlah biaya tetap dan biaya tidak tetap. Yang termasuk biaya tetap adalah biaya penyusutan dan pajak tanah. Sementara biaya tidak tetap adalah biaya pupuk, bibit, obat- obatan, tenaga kerja dan transport Soekartawi, 2002. Pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : TC = FC + VC Keterangan : TC = Total Cost Total Biaya Rp FC = Fixed Cost Biaya Tetap Rp VC = Variabel Cost Biaya Variabel Rp Soekartawi, 2002 Dewasa ini masalah umur tanaman belum dapat ditentukan dengan jelas. Tetapi menurut penyelidikan di USA, ternyata kebun – kebun jeruk dapat Universitas Sumatera Utara bertahan hingga umur 35 tahun. Bahkan tanaman masih menunjukkan peningkatan produksi setiap tahunnya. Setiap pohon jeruk siam madu karo pada awal-awal produksi atau ketika pohon berusia 2,5 tahun bisa menghasilkan sekitar 100 kilogram kg buah. Setelah itu produksi buah jeruk akan meningkat hingga 300 kg per pohon. Puncak produksi buah ketika pohon jeruk ini sudah berusia sembilan tahun. Selain harus memakai pupuk organik, pembudidaya perlu merawat pohon jeruk siam madu karo secara ekstraketat. Terutama saat penyemprotan hama. Petani harus rajin memotong batang atau cabang pohon yang kurang produktif agar sumber makanan bisa mengalir ke batang yang lain. Davies, F.S. and L.G. Albrigo, 1998 Peningkatan produksi pertanian khususnya tanaman jeruk sangat ditentukan meningkatnya pengetahuan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar. Di samping itu peneliti dan ilmuwan berupaya mencari keunggulan produksi serta keunggulan lainnya, tidak mengherankan apabila setiap saat muncul varietas unggul yang baru dan selalu meminta tanggapan dari petani dan sekaligus yang melaksanakan usahataninya, teknis bercocok tanam pun selalu mengalami perbaikan guna mencapai produksi yang optimal AKK, 1993. Pengertian produksi dalam arti sempit, telah berkembang menjadi pengertian produksi yang dihasilkan dengan menerapkan segi efisiensi dan efektifitas, demikian pula dengan budidaya tanaman jeruk yang ditunjang Panca Usahatani serta faktor usaha lainnya seperti penyuluhan, pengkreditan dan pemasaran akan semakin menyadarkan petani betapa pentingnya produksi jeruk AKK, 1993. Universitas Sumatera Utara Penerimaan akan memperoleh hasil penerimaan usahatani dari hasil penjualan produksi tanaman jeruk. Penerimaan usahatani merupakan hasil dari perkalian antara produksi usahatani dengan harga jual yang dinilai dalam rupiah setelah memperoleh penerimaan, untuk mengetahui pendapatan maka perlu diketahui biaya produksi. Pendapatan bersih diperoleh setelah mengurangkan penerimaan dengan biaya produksi. Pendapatan keluarga adalah pendapatan bersih ditambah upah TKDK Tenaga Kerja Dalam Keluarga. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut : TR = Py . Y Keterangan : TR = Total Revenue Total Penerimaan Rp Py = Price Harga Rp Y =Yield Produksi yang diperoleh selama usahatani Rp Soekartawi, 2002 2.3 Kerangka Pemikiran Usahatani bergantung pada sumber daya yang merupakan faktor produksi Lahan, sarana produksi, modal, tenaga kerja. Lahan merupakan faktor penting dalam usahatani karena berfungsi sebagai media untuk memproduksi hasil – hasil pertanian, dengan adanya pengaruh luas sempitnya lahan akan mempengaruhi kapasitas dan tingkat produksi. Faktor produksi digunakan dengan efektif dan efisien sehingga pendapatan petani dapat ditingkatkan. Sarana produksi dalam usahatani jeruk akan berpengaruh pada proses produksi dan hasil produksi. Proses produksi ini membutuhkan pengorbanan dan Universitas Sumatera Utara akibat bekerjanya beberapa faktor produksi. Faktor tersebut modal, lahan, sarana produksi dan tenaga kerja. Pengaruh umur tanaman terhadap produksi belum dapat ditentukan dengan jelas. Tetapi menurut penyelidikan di USA, ternyata kebun – kebun jeruk dapat bertahan hingga umur 35 tahun. Bahkan tanaman tersebut masih memberikan produksi setiap tahunnya. Daerah penelitian tepatnya Kecamatan Tiga Panah, Desa Suka merupakan hasil produksi yang lumayan besar dan baik. Di samping itu pertumbuhan tanaman jeruk di Desa Suka termasuk cepat. Dilihat pada umur 3-5 tahun tanaman jeruk mulai memproduksi buah yang cukup baik. Pada umur tanaman 6-8 tahun produksi tanaman jeruk dapat menghasikan buah yang banyak. Disinilah petani dapat memanenkan jeruk mereka dengan hasil produksi. Pada umur 3-8 tahun tanaman jeruk memberikan produksi yang terbaik. Biaya produksi harus dikeluarkan oleh petani selama menjalankan produksi usahatani tanaman jeruk. Selama produksi berlangsung petani cukup banyak mengeluarkan biaya agar hasil produksi usahatani dapat berjalan lebih baik. Dan hasil usahatani jeruk itu harus memperoleh produksi yang meningkat. Biaya-biaya yang digunakan meliputi biaya sarana produksi bibit, pupuk dan obat-obatan, tenaga kerja, penyusutan alat. Dalam usahatani diperoleh keluaran atau produk dalam bentuk komoditi. Dalam hal ini komoditi yang dihasilkan buah jeruk. Hasil produksi yang dikeluarkan dalam satu tahun tanaman merupakan suatu bentuk penerimaan setelah dikalikan dengan harga komoditi tersebut dalam satuan rupiah. Universitas Sumatera Utara Penerimaan yang dikurangi dengan seluruh biaya yang dikorbankan dalam satu proses produksi merupakan total pendapatan bersih yang diterima petani. Peningkatan pendapatan bersih usahatani tanaman jeruk merupakan produktivitas dan pendapatan petani yang harus meningkat. Untuk mencapai pendapatan bersih yang cukup baik harus adanya peningkatan produksi jeruk yang meningkat. Dalam menjalankan usahatani jeruk ada usaha – usaha yang menghambat usahatani jeruk tersebut seperti, adanya hama penyakit tanaman, harga pupuk meningkat, harga jual komoditi jeruk yang selalu berfluktuasi, faktor iklim dan kurangnya lembaga yang mendukung. Didalam menganalisa suatu umur tanaman dalam hal ini tanaman jeruk, serta biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya produksi maka dapat dianalisa berapa penerimaan dan keuntungan, adapun secara skema sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Keterangan : = Ada Hubungan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Hubungan Umur Tanaman Jeruk dengan Biaya Produksi, Penerimaan dan Keuntungan Petani Jeruk Usahatani Jeruk Biaya- Biaya Produksi : • Sarana Produksi bibit, pupuk, dan obat-obatan • Tenaga Kerja • Penyusutan alat Produksi Penerimaan Harga Jual Pendapatan Bersih usahatani Umur tanaman Universitas Sumatera Utara

2.4 Hipotesis Berdasarkan identifikasi masalah dan tujuan penelitian, maka disusun