BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Ekonomi Usahatani
5.1.1 Biaya Usahatani Penggunaan input produksi pada usahatani jeruk di daerah penelitian
adalah bibit, pupuk Urea, NPK, TSP, ZA, KCl, pupuk kandang, obat-obatan Bayfolan, Decis, Curacron, Matador, Gramoxon, tenaga kerja, dan penyusutan
peralatan. Dalam penelitian ini diduga bahwa ada hubungan antara umur tanaman
jeruk dengan biaya produksi. di Kabupaten Karo yang hampir mayoritas masyarakatnya banyak menanam tanaman jeruk. Karena produksi tanaman jeruk
di Kabupaten Karo termasuk baik. Dimana di daerah penelitian tepatnya Kecamatan Tiga Panah, Desa Suka merupakan hasil produksi yang lumayan besar
dan baik. Disamping itu pertumbuhan tanaman jeruk di Desa Suka termasuk cepat. Dilihat pada umur 3-5 tahun tanaman jeruk mulai memproduksi buah yang
cukup baik. Pada umur tanaman 6-8 tahun top produksi tanaman jeruk dapat
menghasikan buah yang banyak. Disinilah petani dapat memanenkan jeruk mereka dengan hasil produksi. Maka 3-8 tahun umur tanaman jeruk produksi yang
terbaik. Dengan demikian biaya produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan
oleh petani selama menjalankan produksi usahatani tanaman jeruk. Selama produksi berlangsung petani cukup banyak mengeluarkan biaya agar hasil
produksi usahatani dapat berjalan lebih baik. Dan hasil usahatani jeruk itu harus
Universitas Sumatera Utara
memperoleh produksi yang meningkat. Walaupun petani selama ini mengalami masalah dalam tanaman jeruk tersebut. Tetapi petani tidak menyerah begitu saja
dan selalu tetap berusaha dalam meningkat produksi. Adapun uraian dari biaya-biaya yang digunakan dari kedua strata umur
tanaman dapat dilihat pada tabel 11, berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11. Biaya-biaya yang Digunakan Pada Strata I dan Strata II
Uraian
Strata I Rp Strata II Rp
SAPRODI Bibit Rp
Pupuk Rp
- Urea
- NPK
- TSP
- ZA
- KCl
- Kandang
Obat-obatan -
Bayfolan -
Decis -
Curacron -
Matador -
Gramoxon 49.000 – 486.500
45.000 - 450.000 69.388 – 693.875
57.350 – 573.500 32.813 – 328.125
87.500 – 875.000 1.563.000 – 15.625.000
25.000 – 250.000 28.125 – 281.250
9.000 – 90.000 57.000 – 570.000
70.000 – 700.000 51.000 – 243.000
81.000 – 216.000 124.898 – 333.060
103.230 – 275.280 59.063 – 157.500
157.500 – 420.000 2.812.500 – 7.500.000
45.000 – 120.000 50.625 – 135.000
16.200 – 43.200 102.600 – 273.600
126.000 – 336.000
TENAGA KERJA -
Penanaman -
Pemupukan -
Pemangkasan -
Penyiangan -
Pengendalian HPT
- Panen
- Pasca Panen
50.000 – 125.000 75.000 – 150.000
75.000 – 150.000 40.000 – 80.000
50.000 – 100.000 40.000 – 80.000
40.000 – 80.000 50.000 – 125.000
50.000 – 100.000 50.000 – 100.000
40.000 – 100.000 75.000 – 100.000
40.000 – 80.000 40.000 – 100.000
PENYUSUTAN ALAT -
Cangkul -
Sabit -
Sekop -
Parang -
Gunting -
Sprayer -
Handsprayer -
Keranjang 8.750 – 35.000
5.000 – 15.000 12.500 – 25.000
10.000 – 30.000 20.000 – 30.000
15.000 – 30.000 6.000 – 12.000
15.000 – 22.500 17.500 – 26.250
5.000 – 10.000 12.500 – 37.500
10.000 – 40.000 10.000 – 40.000
15.000 – 30.000 6.000 – 18.000
15.000 – 37.500
Sumber: Data diolah dari Lampiran 2,4 dan 5 Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa dalam hal pembiayaan terdapat
perbedaan nilai dari masing-masing strata. Adapun yang termasuk kriteria pembiayaan yakni saprodi bibit, pupuk dan obat-obatan, tenaga kerja
penanaman, pemupukan, pemangkasan, penyiangan, pengendalian hama dan
Universitas Sumatera Utara
penyakit tanaman, panen dan pasca panen dan penyusutan alat cangkul, sabit, sekop, parang, gunting, sprayer, handsprayer dan keranjang. Untuk kategori
sarana produksi SAPRODI, biaya bibit dapat dilihat, strata I dengan umur tanaman 3-5 tahun memiliki biaya bibit yang digunakan berkisar antara Rp 49.000
– Rp 486.500 sedangkan dalam strata II dengan umur tanaman 6-8 tahun diketahui biaya bibit yang digunakan berkisar antara Rp 51.000 – Rp 243.000. Biaya pupuk
yang digunakan dalam strata I, pupuk Urea berkisar antara Rp 45.000 – Rp 450.000, sedangkan untuk strata II biaya pupuk urea yang digunakan berkisar
antara Rp 81.000 – Rp 216.000. Biaya pupuk NPK untuk strata I berkisar antara Rp 69.388 – Rp 693.875, untuk strata II biaya pupuk NPK yang digunakan
berkisar Rp 124.898 – Rp 333.060. Biaya pupuk TSP untuk strata I berkisar antara Rp 57.350 – Rp 573.500, sedangkan untuk strata II berkisar antara Rp 103.230 –
Rp 275.280. Biaya pupuk ZA untuk strata I berkisar antara Rp 32.813 – Rp 328.125, untuk strata II berkisar antara Rp 59.063 – Rp 157.500. Biaya pupuk
KCl untuk strata I berkisar antara Rp 87.500 – Rp 875.000, sedangkan untuk strata II berkisar antara Rp 157.500 – Rp 420.000. Biaya pupuk kandang untuk
strata I berkisar antara Rp 1.563.000 – Rp 15.625.000, sedangkan untuk strata II berkisar antara Rp 2.812.500 – Rp 7.500.000. Obat-obatan yang digunakan adalah
Bayfolan, Decis, Curacron, Matador, Gramoxon. Untuk strata I, biaya yang digunakan dalam penggunaan Bayfolan berkisar antara Rp 25.000 – Rp 250.000,
untuk strata II berkisar antara Rp 45.000 – Rp 120.000. Biaya penggunaan Decis untuk strata I berkisar antara Rp 28.125 – Rp 281.250, untuk strata II berkisar
antara Rp 50.625 – Rp 135.000. Biaya penggunaan Curacron untuk strata I berkisar antara Rp 9.000 – Rp 90.000, sedangkan untuk strata II berkisar antara
Universitas Sumatera Utara
Rp 16.200 – Rp 43.200. Biaya penggunaan Matador untuk strata I berkisar antara Rp 57.000 – Rp 570.000, sedangkan untuk strata II berkisar antara Rp 102.600 –
Rp 273.600. Biaya penggunaan Gramoxon untuk strata I berkisar antara Rp 70.000 – Rp 700.000, sedangkan untuk strata II berkisar antara Rp 126.000 – Rp
336.000. Biaya penggunaan tenaga kerja di dalam usahatani jeruk meliputi tenaga
kerja dalam penanaman, pemupukan, pemangkasan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, panen dan pasca panen. Untuk strata I dan II biaya
yang digunakan dalam penanaman berkisar antara Rp 50.000 – Rp 125.000. Biaya untuk pemupukan untuk strata I berkisar antara Rp 75.000 – Rp 150.000,
sedangkan untuk strata II berkisar antara Rp 50.000 – Rp 100.000. Biaya pemangkasan untuk strata I berkisar antara Rp 75.000 – Rp 150.000, sedangkan
untuk strata II berkisar antara Rp 50.000 – Rp 100.000. Biaya penyiangan untuk strata I berkisar antara Rp 40.000 – Rp 80.000, sedangkan untuk strata II berkisar
antara Rp 40.000 – Rp 100.000. Biaya pengendalian hama dan penyakit tanaman untuk strata I berkisar antara Rp 50.000 – Rp 100.000, sedangkan untuk strata II
berkisar antara Rp 75.000 – Rp 100.000. Biaya panen untuk strata I dan II berkisar antara Rp 40.000 – Rp 80.000. Biaya pasca panen untuk strata I berkisar antara
Rp 40.000 – Rp 80.000, sedangkan untuk strata II berkisar antara Rp 40.000 – Rp 100.000.
Penyusutan alat dalam proses usahatani ini meliputi alat-alat yang digunakan dalam usahatani seperti cangkul, sabit, sekop, parang, gunting, sprayer,
handsprayer dan keranjang. Adapun rincian biayanya dapat dijelaskan sebagai berikut. Biaya penyusutan cangkul untuk strata I berkisar antara Rp 8.750 – Rp
Universitas Sumatera Utara
35.000, sedangkan untuk strata II berkisar antara Rp 17.500 – Rp 26.250. Biaya penyusutan sabit untuk strata I berkisar antara Rp 5.000 – Rp 15.000, sedangkan
untuk strata II berkisar antara Rp 5.000 – Rp 10.000. Biaya penyusutan sekop untuk strata I berkisar antara Rp 12.500 – Rp 25.000, sedangkan untuk strata II
berkisar antara Rp 12.500 – Rp 37.500. Biaya penyusutan parang untuk strata I berkisar antara Rp 10.000 – Rp 30.000, sedangkan untuk strata II berkisar antara
Rp 10.000 – Rp 40.000. Biaya penyusutan gunting untuk strata I berkisar antara Rp 20.000 – Rp 30.000, sedangkan untuk strata II berkisar antara Rp 10.000 – Rp
40.000. Biaya penyusutan sprayer untuk strata I dan II berkisar antara Rp 15.000 – Rp 30.000. Biaya penyusutan handsprayer untuk strata I berkisar antara Rp 6.000
– Rp 12.000, sedangkan untuk strata II berkisar antara Rp 6.000 – Rp 18.000. Biaya penyusutan keranjang untuk strata I berkisar antara Rp 15.000 – Rp 22.500,
sedangkan untuk strata II berkisar antara Rp 15.000 – Rp 37.500.
5.1.2 Produksi, Penerimaan dan Keuntungan