35.000, sedangkan untuk strata II berkisar antara Rp 17.500 – Rp 26.250. Biaya penyusutan sabit untuk strata I berkisar antara Rp 5.000 – Rp 15.000, sedangkan
untuk strata II berkisar antara Rp 5.000 – Rp 10.000. Biaya penyusutan sekop untuk strata I berkisar antara Rp 12.500 – Rp 25.000, sedangkan untuk strata II
berkisar antara Rp 12.500 – Rp 37.500. Biaya penyusutan parang untuk strata I berkisar antara Rp 10.000 – Rp 30.000, sedangkan untuk strata II berkisar antara
Rp 10.000 – Rp 40.000. Biaya penyusutan gunting untuk strata I berkisar antara Rp 20.000 – Rp 30.000, sedangkan untuk strata II berkisar antara Rp 10.000 – Rp
40.000. Biaya penyusutan sprayer untuk strata I dan II berkisar antara Rp 15.000 – Rp 30.000. Biaya penyusutan handsprayer untuk strata I berkisar antara Rp 6.000
– Rp 12.000, sedangkan untuk strata II berkisar antara Rp 6.000 – Rp 18.000. Biaya penyusutan keranjang untuk strata I berkisar antara Rp 15.000 – Rp 22.500,
sedangkan untuk strata II berkisar antara Rp 15.000 – Rp 37.500.
5.1.2 Produksi, Penerimaan dan Keuntungan
Jumlah produksi, harga jual rata-rata dan keuntungan per petani tercantum pada Lampiran 7. Rata-rata, maksimum dan minimum dari total biaya, jumlah
produksi, harga jual, penerimaan dan keuntungan per petani secara over all sampling adalah seperti pada Tabel 12.
Tabel 12. Rata-rata, maksimum dan minimum dari total biaya, jumlah produksi, harga jual, penerimaan dan keuntungan per petani
Uraian Total Biaya,
Rp1000 Produksi
Ton Harga Jual,
Rpkg Penerimaan
Rp1000 Keuntungan
Rp1000
Rata-rata 7103
15 2333
35050 27947
Maks 21564
39.3 2800
110000 88436
Min 2740
4.3 2000
9000 6260
Sumber: Data diolah dari lampiran 8a
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya tanaman jeruk dalam setahun per petani adalah Rp.7.103.000. Biaya tertinggi adalah Rp.21.564.000, ini
terdapat pada petani sampel yang terluas tanaman jeruknya yakni 2,5 hektar dan berumur 4 tahun. Biaya paling rendah perpetani adalah Rp.2.740.000 pertahun
dan ini terdapat pada petani sampel yang luas tanaman jeruknya adalah 0,25 hektar.
Rata-rata jumlah perduksi tanaman jeruk dalam setahun per petani adalah 15 ton. Produksi tertinggi adalah 39,29 ton, ini terdapat pada petani sampel yang
terluas tanaman jeruknya yakni 2,5 hektar dan berumur 4 tahun. Produksi yang paling rendah perpetani adalah 4,29 ton pertahun dan ini terdapat pada petani
sampel yang paling sempit tanaman jeruknya yakni 0,25 hektar. Rata-rata harga jual buah jeruk adalah Rp.2.333 per kg dalam setahun.
Harga jual yang tertinggi adalah Rp.2.800 per kg dan yang paling rendah adalah Rp.2.000 per kg. Harga jual buah jeruk ini tidak bergantung pada umur tanaman
jeruk, tetapi bergantung kepada kualitas buah. Kualitas buah ditentukan oleh besar buah, kebersihan buah dan kemulusan kulit buah. Makin besar ukuran buah,
makin bersih, makin mulus maka harga jual makin mahal pada musim dan tahun yang sama di desa penelitian.
Penerimaan adalah jumlah produksi dikali harga jual rata-rata dalam setahun. Rata-rata jumlah penerimaan tanaman jeruk dalam setahun per petani
adalah Rp.35.050.000. Jumlah penerimaan tertinggi adalah Rp.110.000, ini terdapat pada petani sampel yang terluas tanaman jeruknya yakni 2,5 hektar dan
berumur 4 tahun. Jumlah penerimaan yang paling rendah perpetani adalah
Universitas Sumatera Utara
Rp.9.000.000 pertahun dan ini terdapat pada petani sampel yang paling sempit tanaman jeruknya yakni 0,25 hektar.
Keuntungan adalah jumlah penerimaan dalam setahun dikurangi denga jumlah biaya produksi dalam setahun. Rata-rata jumlah keuntungan tanaman jeruk
dalam setahun per petani adalah Rp.27.947.000. Jumlah keuntungan tertinggi adalah Rp.88.436.000, ini terdapat pada petani sampel yang terluas tanaman
jeruknya yakni 2,5 hektar dan berumur 4 tahun. Jumlah keuntungan yang paling rendah perpetani adalah Rp.6.260.000 ton pertahun dan ini terdapat pada petani
sampel yang paling sempit tanaman jeruknya yakni 0,25 hektar. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa jumlah produksi, jumlah
penerimaan usahatani jeruk per petani sangat bergantung pada luas tanaman jeruknya. Keadaan ini dapat diperjelas dengan grafik berikut ini.
Hubungan Umur dan Biaya Produksi
8500 8700
8900 9100
9300 9500
9700 9900
10100 10300
10500 10700
10900
2 3
4 5
6 7
8 9
Umur Tahun Biaya Produksi
Rp.1000
Gambar 2. Grafik Hubungan Umur Tanaman Jeruk Dengan Total Biaya
Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa semakin luas tanaman jeruk semakin tinggi biaya produksi per petani. Sampai dengan luas lahan 1,1 hektar biaya
produksi per petani mencapai Rp.10.000.000. Antara petani yang luas tanaman
Universitas Sumatera Utara
jeruknya 1,2 hektar dengan petani yang luas tanaman jeruknya 2,5 hektar terlihat sangat jauh bedanya.
Hubungan Luas Tanaman dengan Produksi per Petani
2.5 5
7.5 10
12.5 15
17.5 20
22.5 25
27.5 30
32.5 35
37.5 40
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4 1.6
1.8 2
2.2 2.4
2.6 Luas Tanaman Ha
Produksi per Petani
Gambar 3. Grafik Hubungan Luas Tanaman dengan Produksi Jeruk per Petani
Pada Gambar 3 terlihat jumlah produksi petani yang luas tanaman
jeruknya 2,5 hektar jauh lebih besar dari petani yang luas tanaman jeruknya 1,2 hektar.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan Luas Tanaman dengan Penerimaan
5000 20000
35000 50000
65000 80000
95000 110000
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4 1.6
1.8 2
2.2 2.4
2.6 Luas Tanaman Ha
Penerimaan per Petani
Gambar 4. Grafik Hubungan Luas Tanaman Dengan Penerimaan per Petani
Pada gambar 4, terlihat bahwa jumlah penerimaan petani yang luas tanaman jeruknya 2,5 hektar jauh lebih besar dari penerimaan petani yang luas
tanaman jeruknya 1,2 hektar 5.1.3 Analisis per Hektar
Bila dihitung Total Biaya, Jumlah Produksi, Jumlah Penerimaan dan Jumlah Keuntungan per hektar, maka akan diperoleh angka-angka sebagai berikut.
Kalau harga jual buah jeruk dalam perhitungan per hektar sama saja dengan harga jual per petani.
Tabel 13. Rata-rata, maksimum dan minimum dari total biaya, jumlah produksi, harga jual, penerimaan dan keuntungan per hektar
Uraian Total Biaya
Rp1000 Produksi
Ton Harga Jual
Rp1000 Penerimaan
Rp1000 Keuntungan
Rp1000
Rata-rata 9331
19 2333
45100 35770
Maks 10960
22.73 2800
55000 45692
Min 8613
15.71 2000
36000 25040
Sumber: Data diolah dari lampiran 8b
Universitas Sumatera Utara
Pada Lampiran 8a dan 8b tercantum perhitungan per hektar dari Biaya Total, Produksi Jeruk, Penerimaan dan Keuntungan untuk setiap petani sampel.
Rata-rata total biaya per hektar adalah Rp.9.331.000 per petani adalah Rp.7.103.000. Maksimum total biaya adalah Rp.10.960.000 per petani adalah
Rp.21.564.000, ini terdapat pada petani sampel yang paling sempit luas tanaman jeruknya. Minimum total biaya per hektar adalah Rp.8.613.000 kalau per petani
adalah Rp.2.740.000, ini tedapat pada petani sampel yang paling luas tanaman jeruknya.
Rata-rata produksi buah jeruk per hektar adalah 19 ton per petani adalah 15 ton. Maksimum produksi adalah 22,73 ton dan ini terdapat pada petani sampel
yang luas tanaman jeruknya adalah 0,7 hektar, minimum produksi adalah 15,71 ton dan ini terdapat pada petani sampel yang luas tanaman jeruknya adalah paling
luas yakni 2,5 hektar. Rata-rata penerimaan usahatani jeruk per hektar adalah Rp.45.100.000 per
petani adalah Rp.35.050.000. Maksimum penerimaan adalah Rp.110.000.000 dan ini terdapat pada petani sampel yang luas tanaman jeruknya adalah 2,5 hektar,
minimum penerimaan adalah Rp.9.000.000 dan ini terdapat pada petani sampel yang luas tanaman jeruknya adalah paling sempit yakni 0,25 hektar.
Keuntungan per hektar adalah jumlah penerimaan per hetar dikurang jumlah biaya per hektar. Rata-rata keuntungan usahatani jeruk per hektar adalah
Rp.35.770.000 per petani adalah Rp.27.947.000. Maksimum keuntungan adalah Rp.45.692.000 dan ini terdapat pada petani sampel yang luas tanaman jeruknya
adalah 0,6 hektar dan umur tanaman jeruknya adalah 7 tahun. Minimum keuntungan adalah Rp.25.040.000 dan ini terdapat pada petani sampel yang luas
Universitas Sumatera Utara
tanaman jeruknya adalah paling sempit yakni 0,25 hektar dan umur tanaman jeruknya adalah 3 tahun.
5.2 Pengujian Hipotesis 5.2.1 Hipotesi 1: Ada hubungan positif antara umur tanaman jeruk dengan