Keadaan SSD Saturated Surface Dry dimana permukaan pasir jenuh dengan air sedangkan dalamnya kering. Keadaan pasir kering
dimana pori-pori pasir berisi udara tanpa air dengan kandungan air sama dengan nol, sedangkan keadaan semu dimana pasir basah total dengan
pori-pori penuh air. Absorbsi atau penyerapan air adalah persentase dari berat benda uji
yang hilang terhadap berat benda uji kering dimana absorbsi terjadi dari keadaan SSD sampai keadaan kering.
c. Hasil pemeriksaan :
- Berat jenis kering
: 2,625 grcm
3
- Berat jenis SSD
: 2,654 grcm
3
- Berat jenis semu
: 2,705 grcm
3
- Absorbsi
: 1,121 Berat jenis kering berat jenis SSD berat jenis semu.
a. Tujuan : Pencucian Pasir Lewat Ayakan no. 200
Untuk memeriksa kandungan lumpur pada pasir.
b. Pedoman :
Menurut PBI 1971 pasir yang telah dicuci dengan ayakan no. 200 kandungan liat tidak boleh lebih dari 5 berat agregat.
Universitas Sumatera Utara
c. Hasil pemeriksaan :
Kadar lumpur pada pasir = 2,661 5.
a. Tujuan : Pemeriksaan Kandungan Bahan Organik
Untuk mengetahui tingkat kandungan bahan organik dalam agregat halus.
b. Pedoman :
Standar warna no. 3 adalah batas yang menentukan apakah kadar bahan organik pada pasir lebih kurang dari yang disyaratkan.
c. Hasil pemeriksaan :
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan NaOH 3, kadar organik pasir sesuai dengan Standard ASTM C-40 dengan kategori
organik No.815, tester masuk ke kategori no.2 sehingga masih layak untuk digunakan dalam konstruksi.
III.2.1.2 Agregat Kasar
Agregat kasar batu pecah yang dipakai dalam campuran beton diperolah dari daerah Binjai. Ada 2 jenis agregat kasar split yaitu : split 12
dan split 34
”
. Pemeriksaan yang dilakukan pada agregat kasar meliputi :
Analisa ayakan batu pecah split
Pemeriksaan keausan menggunakan mesin pengaus Los Angeles
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan berat isi batu pecah
Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi batu pecah
a. Tujuan : Analisa Ayakan Batu Pecah
Untuk memeriksa penyebaran butiran gradasi dan menentukan nilai modulus kehalusan kerikil FM.
b. Pedoman :
1. Nilai FM =
Σ kumulatif tertahan hingga ayakan 0,150 mm 100
kumulatif tertahan ayakan Ø 38.1 s.d Ø 0.15 2.
Batasan Modulus Kehalusan kerikil : 5,5
≤ FM ≤ 7,5
c. Hasil pemeriksaan :