Hasil pemeriksaan METODE PENELITIAN

Absorbsi kerikil perlu juga diketahui dalam penentuan banyaknya air yang diperlukan untuk suatu agregat dalam campuran beton.

c. Hasil pemeriksaan

• Split 34 ” - Berat jenis kering : 2,752 grcm 3 - Berat jenis SSD : 2,773 grcm 3 - Berat jenis semu : 2,811 grcm 3 - Absorbsi : 0,767 Berat jenis kering berat jenis SSD berat jenis semu. • Split 12 ” - Berat jenis kering : 2,706 grcm 3 - Berat jenis SSD : 2,733 grcm 3 - Berat jenis semu : 2,781 grcm 3 - Absorbsi : 1,005 Berat jenis kering berat jenis SSD berat jenis semu. Kedua jenis sampel kerikil di atas tergolong baik digunakan untuk konstruksi. Universitas Sumatera Utara III.2.1.3 Semen Pemeriksaan pada semen dilakukan untuk mengetahui karakteristik semen. Semen yang digunakan dalam penelitian adalah semen Tipe I dengan merek dagang SEMEN PADANG dalam kemasan 1 zak 50 kg. III.2.2 Penyediaan Bahan Penyusun Beton Setelah dilakukan pemeriksaan karakteristik terhadap bahan pembuatan beton seperti pasir, batu pecah kerikil, semen dan bahan tambahan, yang akan digunakan untuk mendapatkan mutu material yang baik sesuai dengan persyaratan yang ada, maka penyediaan bahan penyusun beton adalah disaring, dicuci, dan dijemur hingga kering permukaan. Kemudian bahan tersebut disimpan dan ditempatkan di ruangan tertutup, hal ini untuk menghindari pengaruh cuaca luar yang dapat merusak bahan ataupun mengakibatkan perbedaan kualitas bahan. Sehari sebelum dilakukan pengecoran benda uji bahan yang telah disiapkan tersebut ditimbang beratnya sesuai dengan variasi campuran perencanaan dan ditempatkan pada wadah yang terpisah untuk mempermudah pelaksanaan pengecoran. III.3 Benda Uji Beton III.3.1 Dimensi Benda Uji Benda uji dibuat dalam mutu beton yang seragam yaitu K-250 dan perbandingan campuran beton yang didapat dengan melaksanakan perhitungan mix design. Variasi benda uji seperti terlampir pada tabel 1.2 sebelumnya. Universitas Sumatera Utara Benda uji terhadap tekan berupa kubus 15cm x 15cm x 15cm dan kuat geser balok 15cm x 20cm x 130cm, dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini. Gambar 3.1. Benda uji kubus 15x15x15 cm dan balok uji 15x20x130 cm III.3.2 Variabel Pengujian Semua balok kecuali balok kontrol diperkuat dengan lembaran serat woven carbon fiber yang arah seratnya tegak lurus terhadap sumbu longitudinal balok. Metode lilitan yang ditinjau adalah metode lilitan U. Lembar serat woven carbon fiber digunakan 30 mm dengan jarak antar serat divariasikan dengan 100 mm dan 200 mm. Dengan memvariasikan jarak serat ini untuk mengetahui pengaruh jarak lembar woven carbon fiber terhadap kekuatan geser pada balok. Penamaan dan parameter balok uji dapat dilihat pada Tabel 1.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.7. Penamaan dan Parameter Balok Uji No. Kode balok Tipe lilitan Jumlah Jumlah lapis serat Lebar serat mm Jarak serat mm 1. BK–balok kontrol 2 2. U30-100 U 2 1 30 100 3. U30-200 U 2 1 30 200 Metode lilitan dan jarak antar serat dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Metode lilitan U dan jarak antar serat fiber Universitas Sumatera Utara III.3.3 Pemasangan Serat Woven Carbon Fiber Agar perkuatan yang digunakan dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan, maka pemasangan serat Woven Carbon Fiber perlu dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang telah diarahkan. Karena kesalahan dalam pemasangan memberikan pengaruh yang berarti sehingga dapat mempengaruhi hasil pengujian menjadi kurang maksimal. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk pemasangan serat Woven Carbon Fiber pada permukaan beton adalah sebagai berikut : • Bersihkan permukaan balok beton dari partikel-partikel debu, minyak, serta kotoran lainnya. • Aduk Sikadur 330 ® dengan menggunakan mixer elektronik selama lebih kurang 3 menit sampai adukan terlihat merata, dengan perbandingan campuran komposisi A:B = 4:1 • Kemudian setiap lapisan Woven Carbon Fiber dengan lebar 30 mm panjang 500 mm diolesi dengan adukan Sikadur 330 ® secara merata dengan ketebalan 1 mm. • Tempelkan lapisan Woven Carbon Fiber pada permukaan beton yang telah disiapkan, kemudian lapisan Woven Carbon Fiber tersebut ditekan dengan menggunakan roda karet sehingga permukaan merekat secara merata. Universitas Sumatera Utara III.4 Pengujian Beton III.4.1 Pengujian Kekuatan Tekan Beton Pengujian dilakukan pada umur kubus beton 28 hari, sebanyak 3 buah. Sehari sebelum pengujian sesuai umur rencana, kubus beton dikeluarkan dari bak perendaman. Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan menggunakan mesin kompres manual berkapasitas 200 ton. Kekuatan tekan benda uji beton dihitung dengan rumus : P σ b = ……………………....... 3.1 A dengan : σ b = kekuatan tekan kgcm 2 P = beban tekan kg A = luas permukaan benda uji cm 2 III.4.2 Pengujian Kekuatan Geser Beton Pengujian balok-balok benda uji dilakukan dengan menggunakan alat kompres Jacking Hydraulic berkapasitas 25 ton, dengan metode perletakan sederhana. Balok beton ditempatkan pada dudukan 2 dua perletakan rol, dengan jarak 100 cm. Balok dibebani dengan beban terpusat P di tengah bentang sehingga gaya lintang sebesar ½ P merata ke seluruh bagian kiri-kanan bentang. Sedangkan gaya lintang maksimum sebesar P akan berada di tengah bentang. Universitas Sumatera Utara Untuk Balok Uji Kode U30-100 dan Balok Kode U30-200 pembebanan juga merupakan beban terpusat P tepat di tengah dimensi bentang. Hal ini dimaksudkan agar pembebanan dengan gaya lintang maksimum berada di tengah bentang sehingga pola gaya lintang sesuai dengan pola serat karbon yang dibuat merata seluruh bentang. Pengujian lendutan balok bertulang diukur dengan Dial Indikator Dial Gauge yang ditempatkan di bawah balok uji sebanyak 3 buah. Penempatan nya antara lain satu dial berada di tengah bentang; dan dua dial lain nya berada di kiri- kanan sejarak 30 cm dari dial tengah bentang. Hasil pembacaan dial yang berada di kiri-kanan dinyatakan dengan y 1 dan y 3 . Sedangkan untuk dial yang berada di tengah bentang dinyatakan dengan y 2. Pengujian regangan balok bertulang diukur dengan alat Strainmeter. Pembacaan regangan balok dilakukan sesaat setelah pemberian beban P serta tiap kenaikan beban P sebesar 10 KN. Ujung Strainmeter ditempelkan pada node-node yang telah ditempatkan sejarak antara daerah titik berat balok ke 30 cm di sisi kiri-kanan titik berat tersebut. Jarum Strainmeter akan otomatis berputar. Jumlah putaran dikalikan kalibrasi alat yaitu 10 -3 mm. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.3. Balok Kontrol yang diberi pembebanan P tengah bentang, serta diagram gaya lintang, diagram momen lentur dan diagram lendutan. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.4. Balok Uji Kode U30-100 dan Balok Kode U30-200 yang diberi Pembebanan P tengah bentang. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN