Aplikasi Proses Prinsip Penghilangan Besi

Penghilangan sebagian karbonat terjadi pada pH 8, menghasilkan penghilangan besi secara sempurna. Pada kasus yang sama seperti penghilangan karbonat katalitik, dimana secara teoritis proses digabung dengan penghilangan karbonat pada pH 9,5 - 10. 2.6. Operasi Penghilangan Besi

2.6.1. Aplikasi Proses

Seperti diterangkan terdahulu bahwa prinsip penghilangan besi yang sudah umum dilakukan adalah merubah bentuk besi terlarut menjadi besi endapansuspensidispersi halus, dengan cara mengoksidasi menggunakan oksidator yang dapat dipilih seperti yang tersebut diatas. Kemudian proses dilanjutkan dengan pemisahan endapansuspensidispersi yang dihasilkan proses oksidasi. Umumnya pemisahan ini dilakukan dengan penyaringan. Akan tetapi untuk meningkatkan efisiensi penghilangan endapan ada beberapa cara antara lain: 1. Pengendapan sedimentasi Î dilanjutkan dengan penyaringan filtrasi. 2. Pengendapan saja Î jika endapan yang terbentuk relatif besar untuk dapat mengendap dengan sempurna dan tidak terdapat partikel-partikel halus serta waktu pengolahan cukup lama. 3. Filtrasi saja Î jika proses oksidasi terjadi dengan sempurna dengan waktu yang relatif pendek dan jenis oksidan serta kondisi operasi sangat mendukung keberhasilan proses oksidasi. Universitas Sumatera Utara 4. Koagulasi - Flokulasi Î Sedimentasi Î Filtrasi. Hal ini dilakukan jika kandungan besi cukup tinggi dan bentuk besi teroksidasi merupakan dispersi halus yang tidak efisien untuk diendapkandisaring. 5. Menggunakan proses penyaringan dengan pasir aktif atau zeolite sebagai media penyaring, dimana kedua media penyaring ini berfungsi ganda, dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pasir aktif disamping sebagai media penyaring, berfungsi pula sebagai oksidator karena permukaannya dilapisi zat aktif MnO 2 sebagai oksidan. b. Zeolite, disamping sebagai media penyaring juga berfungsi sebagai resin kationik alami yang bisa menukar ion besi II Î penghilangan besi dengan cara pertukaran ion ion exchange atau digabungkan dengan proses Pelunakan Softening. Pada air permukaan, warna yang timbul dan zat organik biasanya bercampur dengan air lunak yang mengandung sedikit alkalinitas, apabila dalam proses pengolahan air bersih akan menggunakan koagulan maka dari hasil suatu percobaan di dapat bahwa penurunan warna dapat dihasilkan lebih baik jika dalam air tersebut kandungan unsur besinya meningkat. Jika air permukaan mengalami proses pelunakan dengan proses kapur soda, sejumlah unsur besi yang terlarut dan tidak terlarut akan hilang bersama dengan kesadahannya. Pada air tanah, dimana dijumpai unsur besi II dan warna yang berupa ikatan kompleks dengan besi jika konsentrasinya antara 5-10 mg1, maka air tersebut diolah Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan pengolahan pendahuluan aerasi untuk merubah bentuk besi terlarut menjadi bentuk tersuspensiterdispersi halus, kemudian dilanjutkan dengan proses pengolahan lengkap konvensional. Pengolahan lainnya dapat dilakukan dengan menggunakan pengolahan pendahuluan yaitu oksidasi dengan menggunakan klorsenyawa klor Pra Klorinasi, atau ozon atau koagulasi, flokulasi, pengendapan dengan penambahan besi III sulfat sebagai koagulan, untuk pemisahan endapan, jika perlu digunakan Sludge blanket clarifier. Khlorinasi banyak diguakan pada penyediaan air domestik yang memperoleh air baku dari air permukaan atau air tanah, disamping itu sering pula digunakan pada air bersih yang telah diolah. Zat khlor merupakan zat pengoksidasi, oleh karena itu jumlah khlor yang dibutuhkan tergantung pada konsentrasi organic dan zat NH 3- N dalam air yang diolah. BPPT,2004 Pada umumnya zat Khlor dimasukan ke dalam air dalam bentuk gas Cl 2 , Khlor dioksida ClO 2 , sodium hipokhlorit NaOCl dan calsium hipokhlorit CaOCl 2 - Khlor bentuk calsium hipokhlorit lebih banyak digunakan dari pada bentuk gas, karena penggunaannya lebih mudah BPPT, 2004. Universitas Sumatera Utara

2.7. Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Logam Besi (Fe) Pada Air Reservoir di Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Sunggal Secara Kolorimetri

6 159 31

Efektivitas Biji Kelor (Moringa oleifera) dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Air Sumur Gali di Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2012

18 149 84

Efektifitas Saringan Pasir Sederhana Tanpa Waterfall Aerator Dan Saringan Pasir Dengan Waterfall Aerator Dalam Menurunkan Kadar Fe (Besi) Pada Air Sumur Gali

0 48 52

Penetapan Kadar Besi (Fe) Pada Treated Water Dan Soft Water Di PT Coca Cola Amatil Indonesia Unit Medan Dengan Metode Spektrofotometri Visibel

0 62 41

Analisa Kadar Logam Besi (Fe), Kalsium (Ca) Dan Magnesium (Mg) Dalam Limbah Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Serapan Atom

1 39 44

Perbedaan Kadar Besi (Fe) Pada Air Sumur Bor Yang Disaring Dengan Zeolit Dan Karbon Aktif

4 99 67

Penentuan Kadar Logam Besi (Fe) Dalam Tepung Gandum Dengan Cara Destruksi Basah Dan Kering Dengan Spektrofotometri Serapan Atom Sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3751-2006

10 108 45

KEEFEKTIFAN WAKTU AERASI MENGGUNAKAN BUBBLE AERATOR DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR Keefektifan Waktu Aerasi Menggunakan Bubble Aerator Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Air Sumur Desa Kebarongan Kemranjen Banyumas Tahun 2016.

0 3 14

KEEFEKTIFAN WAKTU AERASI MENGGUNAKAN BUBBLE AERATOR DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR Keefektifan Waktu Aerasi Menggunakan Bubble Aerator Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Air Sumur Desa Kebarongan Kemranjen Banyumas Tahun 2016.

0 3 16

PENURUNAN KADAR BESI FE PADA AIR SUMUR S

0 0 13