Deskripsi lokasi penelitian Karakteristik individu Hasil analisa data

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik RSUP HAM, Medan dengan cara melihat rekam medis. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik adalah rumah sakit tipe A yang juga merupakan rumah sakit rujukan wilayah pembangunan meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau. Rumah Sakit ini telah memulakan pelayanan Rawat Jalan sejak tanggal 17 Juni 1991 sementara untuk pelayanan Rawat Inap, baru dimulai tanggal 2 Mei 1992.

5.2 Karakteristik individu

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK di RSUP HAM, Medan pada tahun 2009 dengan jumlah 54 orang. Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dan riwayat merokok. Karakteristik Jumlah orang Persentase Jenis kelamin: Pria 44 81,5 Wanita 10 18,5 Jumlah : 54 100 Riwayat merokok: Merokok 25 46,3 Tidak merokok 29 53,7 Jumlah 54 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel diatas, dapat diperhatikan jumlah penderita PPOK di RSUP HAM, Medan pada tahun 2009 adalah sebanyak 54 orang yang terdiri daripada 44 orang 81,5 pria dan 10 orang 18,5 wanita. Daripada 54 orang ini, 25 orang 46,3 mempunyai riwayat merokok sementara 29 orang 53,7 tidak merokok.

5.3 Hasil analisa data

Dalam penelitian ini, setiap individu ditentukankan terlebih dahulu sama ada merokok ataupun tidak. Terdapat 54 pasien yang menderita PPOK, seramai 25 orang merokok sementara 29 orang lagi tidak merokok. Distribusi pasien PPOK mengikut jenis kelamin pada tahun 2009 adalah 44 orang pria 81,5 dan 10 orang wanita 18,5. Daripada beberapa penelitian ditemukan prevalensi PPOK adalah lebih tinggi pada pria berbanding wanita. Tabel 5.2 Distribusi penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK dengan riwayat merokok berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Frekuensi Persentase Pria 24 96 Wanita 1 4 Jumlah 25 100 Setelah rekam medis diteliti, didapati bilangan penderita PPOK yang merokok adalah seramai 25 orang dimana 24 orang pria dan seorang wanita. Hal ini menunjukkan pria mempunyai presentase yang lebih tinggi menderita PPOK berbanding wanita. Hubungan antara penurunan fungsi paru dengan intensitas merokok ini berkaitan dengan peningkatan kadar prevalensi PPOK seiring dengan pertambahan umur. Menurut Centers for Disease Control and Prevention CDC 2002, secara umumnya, PPOK terjadi pada perokok yang memulai tabiat merokok sejak usia remaja. Penurunan fungsi paru menimbulkan gejala apabila perokok berusia 40 hingga 50 tahun dan mulai mendapatkan rawatan di rumah Universitas Sumatera Utara sakit apabila perokok telah mencapai usia 50 hingga 69 tahun. Kematian berlaku apabila mereka berada dalam lingkungan usia 60 hingga 79 tahun. Gambar 5.1 Distribusi penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK dengan riwayat merokok berdasarkan kelompok umur Bagi distribusi penderita PPOK dengan riwayat merokok berdasarkan kelompok umur, pada penelitian ini, kelompok umur dengan persentase tertinggi adalah kelompok umur 61-70 tahun yaitu sebanyak 12 orang 48. Perokok pada garis besarnya dibagi menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah orang yang langsung menghisap asap rokok dari rokoknya, sedangkan perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun ikut menghisap asap sampingan selain asap utama yang dihembuskan balik oleh perokok. Sementara bekas perokok adalah perokok yang telah berhenti mengkonsumsi rokok. WHO menyatakan bahwa perokok pasif berisiko tinggi mendapat PPOK, terutama pada anak-anak dan individu yang terpapar. Diperkirakan perokok pasif dapat meningkatkan risiko PPOK pada orang dewasa sebanyak 10 - 43 COPD International, 2004. Meskipun demikian, pada penelitian ini, peneliti tidak dapat menentukan siapakah yang tergolong dalam Universitas Sumatera Utara kelompok perokok pasif akibat keterbatasan informasi yang diperoleh daripada rekam medis. Tabel 5.3 Distribusi penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK dengan riwayat merokok berdasarkan jenis perokok Jenis perokok Frekuensi Persentase Perokok aktif 12 48 Bekas perokok 13 52 Jumlah 25 100 Daripada tabel diatas, seramai 12 orang 48 merupakan perokok aktif sementara 13 orang 52 lagi dikategorikan sebagai bekas perokok. Bekas perokok adalah lebih banyak berbanding perokok aktif. Walaupun begitu tidak terdapat perbedaan yang ketara pada dua kelompok ini. Derajat berat merokok ini diukur menggunakan Indeks Brinkman IB, yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok yang diisap per hari seorang pasien dengan lama merokok dalam tahun. Pada penelitian ini, jumlah rata-rata batang rokok yang diisap oleh setiap penderita PPOK per hari adalah sebanyak 27 batang sementara rata-rata lama merokok bagi kesemua penderita ini adalah selama 36 tahun. Jangka waktu merokok paling lama adalah 50 tahun. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2 Distribusi penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK dengan riwayat merokok berdasarkan derajat berat merokok Berdasarkan derajat berat merokok, diperolehi persentase tertinggi penderita PPOK dengan riwayat merokok adalah di dalam derajat berat yaitu sebanyak 64.

5.4 Pembahasan