Rumusan masalah: Manfaat penelitian

Menurut Regional COPD Working Group 2003 dalam Ramli, Manap dan Joseph 2008 jumlah kasus PPOK di Asia adalah tiga kali lipat jumlah kasus di negara-negara lain di dunia. Di negara-negara yang sedang berkembang, perilaku merokok semakin bertambah sekitar 3.4 setiap tahun. Menurut WHO, bagian Pasifik Barat, yang meliputi Asia Timur dan Pasifik, adalah bahagian yang tercatat dengan angka merokok tertinggi. Sekitar 80,000 hingga 100,000 anak- anak di seluruh dunia mula merokok setiap hari dan hampir sebagiannya adalah dari Asia WHO, 2002. Regional COPD Working Group 2003 menunjukkan sebanyak 56,6 juta individu telah dijangkiti PPOK yang sederhana dan buruk. Data ini adalah di kalangan individu berumur 30 tahun ke atas di 12 buah negara Asia yang telah dikenal pasti Ramli, Manap, Joseph, 2008. Menurut Depkes RI 2004 dalam Supari 2008, survei di lima rumah sakit propinsi di Indonesia pada tahun 2004 menunjukkan bahwa PPOK menempati urutan pertama penyumbang angka kesakitan 35, diikuti asma bronkial 33, kanker paru 30 dan lainnya 2. Penggunaan tembakau di Indonesia diperkirakan telah menyebabkan 70 kematian akibat penyakit paru kronik dan emfisema. Lebih daripada setengah juta penduduk Indonesia menderita penyakit saluran pernafasan akibat penggunaan tembakau pada tahun 2001 Supari, 2008.

1.2 Rumusan masalah:

Berdasarkan data statistik yang diperoleh dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Berapakah prevalensi Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK dengan riwayat merokok di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik RSUP HAM, Medan?” Universitas Sumatera Utara 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK dengan riwayat merokok di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik RSUP HAM, Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus:

a Mengetahui proporsi penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK yang merokok berdasarkan jenis kelamin. b Mengetahui proporsi penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK yang merokok berdasarkan peringkat umur. c Mengetahui proporsi penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK yang merokok berdasarkan jenis perokok dan derajat berat merokok.

1.4 Manfaat penelitian

a Sebagai masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan dalam perancanaan tindakan lanjut bagi upaya menurunkan angka Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK. b Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya rokok pada kesehatan. c Sebagai bahan informasi untuk pengembangan penelitian yang serupa dan berkelanjutan tentang pelaksanaan surveilans epidemiologi. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK 2.1.1 Definisi Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK atau juga dikenali sebagai Chronic Obstructive Pulmonary Disease COPD merupakan obstruksi saluran pernafasan yang progresif dan ireversibel; terjadi bersamaan bronkitis kronik, emfisema atau kedua-duanya Snider, 2003. Penyakit Paru Obstruksi Kronis PPOK bukanlah penyakit tunggal, tetapi merupakan satu istilah yang merujuk kepada penyakit paru kronis yang mengakibatkan gangguan pada sistem pernafasan. Secara klinis, bronkitis kronik didefinisikan sebagai manifestasi batuk kronik yang produktif selama 3 bulan sepanjang dua tahun berturut-turut. Sementara emfisema didefinisikan sebagai pembesaran alveolus di hujung terminal bronkiol yang permanen dan abnormal disertai dengan destruksi pada dinding alveolus serta tanpa fibrosis yang jelas. The Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease GOLD guidelines mendefinisikan PPOK sebagai penyakit yang ditandai dengan gangguan pernafasan yang ireversibel, progresif, dan berkaitan dengan respon inflamasi yang abnormal pada paru akibat inhalasi partikel-partikel udara atau gas-gas yang berbahaya Kamangar, 2010. Sementara menurut Affyarsyah Abidin, Faisal Yunus dan Wiwien Heru Wiyono 2009, PPOK adalah penyakit paru kronik yang tidak sepenuhnya reversibel, progresif, dan berhubungan dengan respon inflamasi yang abnormal terhadap partikel dan gas yang berbahaya. Kata “progresif” disini berarti semakin memburuknya keadaan seiring berjalannya waktu National Heart Lung and Blood Institute, 2009 . Universitas Sumatera Utara