1.2. Identifikasi Masalah
Bagaimana tingkat efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis pada pengelolaan biodiesel dari tanaman kelapa, kelapa sawit dan jarak pagar.
1.3.Tujuan Penelitian
Menganalisis tingkat efisiensi teknis, tingkat efisiensi ekonomis antara kelapa, kelapa sawit dan jarak pagar sebagai tanaman penghasil biodiesel.
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna bagi pihak – pihak yang ingin mengembangkan usaha biodiesel serta bagi peneliti – peneliti lain yang berhubungan dengan
penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
Pengertian ilmiah paling umum dari istilah ‘biodiesel’ adalah mencakup sembarang dan semua bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari sumber daya
hayati atau biomassa. Sekalipun demikian, skripsi ini akan menganut definisi yang pengertiannya lebih sempit tetapi telah diterima luas di dalam industri, yaitu
bahwa “biodiesel adalah bahan bakar mesin atau motor diesel yang terdiri atas ester alkil dari asam-asam lemak” Soerawidjaja,2006.
Biodiesel adalah bioenergi yang dibuat dari minyak nabati, melalui proses transesterifikasi, esterifikasi, atau proses esterifikasi-transesterifikasi. Biodiesel
digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti BBM untuk mesin diesel. Biodiesel dapat diaplikasikan dalam bentuk 100 B100 atau dicampur dengan
minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu BXX, seperti 10 biodiesel dicampur dengan solar 90 yang dikenal dengan nama B10 Hambali, 2007.
Bahan bakar berbentuk cairan yang memiliki sifat seperti solar ini sangat prospek untuk dikembangkan. Biodiesel juga memiliki kelebihan lain
dibandingkan dengan solar seperti: -
ramah lingkungan, karena emisi yang dihasilkan jauh lebih baik free sulfur, smoke number rendah.
- pembakaran lebih baik karena cetane number yang lebih tinggi.
- Dapat terurai biodegradable, dan sifat pelumasan terhadap piston mesin.
- Renewable energi dan dapat diproduksi secara lokal Hambali, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Proses pembuatan biodiesel sangat sederhana. Biodiesel dihasilkan melalui proes transesterifikasi minyak atau lemak dengan alkohol. Alkohol akan
menggantikan gugus alkohol pada struktur ester minyak dengan dibantu katalis. NaOH dan KOH adalah katalis yang umum digunakan Hambali, 2007.
Tabel 4. Standar mutu biodiesel Indonesia RSNI EB 020551
No. Parameter dan satuan
Batas nilai Metode uji
Metode setara 1.
Massa jenis pada suhu 40
o
C kgm3 850-890
ASTM D 1298 ISO 3675
2. Viskositas kinematik pada suhu 40
o
C Mn2s cSt
2,3-6,0 ASTM D 445
ISO 3104 3.
Angka setana Min. 51
ASTM D 163 ISO 5165
4. Titik nyala mangkok tertutup,
o
C Min. 100
ASTM D 93 ISO 2710
5. Titik kabut, oC
Maks. 18 ASTM D 2500
- 6.
Korosi bilah tembaga 3jam, 50
o
C Maks. No. 3
ASTM D 130 ISO 2160
7. Residu karbon
- Dalam contoh asli
- Dalam 10 amapas distilasi
Maks. 0,05 Maks. 0,05
Maks. 0,05 ASTM D 4530
ISO 10370
8. Air dan sendimen, -vol
Maks. 0,05 ASTM D 2709
- 9.
Temperatur distilasi, 90,
o
C Maks. 360
ASTM D 1160 -
10. Abu tersulfaktan, -b
Maks. 0,02 ASTM D 874
ISO 3981 11.
Belerang, ppm-b mgkg Maks. 100
ASTM D 5453 PrEN ISO 20884
12. Fosfor, ppm-b mgkg
Maks. 10 AOCS Ca 12-55
FBI-A05-03 13.
Angka asam mg-khog Maks. 0,8
AOCS Ca 3-63 FBI-A01-03
14. Gliserol bebas, -b
Maks. 0,02 AOCS Ca 14-56
FBI-A02-03 15.
Gliserol total, -b Maks. 0,24
AOCS Ca 14-56 FBI-A02-03
16. Kadar ester alkir, -b
Maks, 96,5 Dihitung
FBI-A03-03 17.
Angka iodium, -b g-12100g Maks. 115
AOCS Ca 1-25 FBI-A04-03
18. Uji halphen
Negatif AOCS Ca 1-25
FBI-A06-03 Sumber: Forum Biodiesel Indonesia, 2006
Proses tersebut bertujuan untuk menurunkan viskositas kekentalan minyak, sehingga mendekati viskositas solar. Viskositas yang tinggi menyulitkan
pemompaan bahan bakar dari tangki ke ruang bakar mesin dan menyebabkan atomisasi lebih sukar terjadi. Dan mengakibatkan pembakaran kurang sempurna
serta menimbulkan endapan pada nosel Hambali, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Biodiesel didefinisikan sebagai BBN yang dibuat dari minyak nabati, baik itu baru maupun bekas penggorengan, melalui proses transesterifikasi dan
esterifikasi. Biodiesel dimanfaatkan untuk mengurangi konsumsi solar. Bahan dasar biodiesel adalah minyak kelapa, kelapa sawit, dan minyak jarak. Dari ketiga
bahan dasar tersebut, kelapa sawit menghasilkan minyak nabati paling tinggi, yaitu 5.950 literhatahun, sedangkan kelapa 2.689 literhatahun dan biji jarak
1.892 literhatahun. Biodiesel dapat pula dihasilkan dari minyak jelantah atau minyak sisa penggorengan Bajoe 2008.
Indonesia kaya akan bahan baku tanaman pengahasil biodiesel, diantaranya tanaman kelapa, kelapa sawit, dan jarak pagar. Ketiga tanaman
tersebut dapat menghasilkan minyak di atas 1.600 liter tiap hektarnya. Ketiga tanaman tersebut sangat potensial untuk dikembangkan dan digunakan sebagai
bahan baku biodiesel Hambali, 2007.
2.2. Landasan Teori