BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bagi seorang ibu masa kehamilan adalah salah satu masa penting dalam kehidupannya. Pada masa kehamilan banyak terjadi perubahan anatomi tubuh
wanita, terutama pada alat genitalia interna dan eksterna dan pada payudara. Hal ini nantinya akan berpengaruh kepada pertambahan berat badan ibu saat hamil.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira di antara 6,5–16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir
Wiknjosastro, 2007. Selain itu kebutuhan akan zat gizi yang meningkat pada masa kehamilan juga sangat mempengaruhi pertambahan berat badan ibu saat
hamil, dimana kebutuhan zat gizi ini nantinya akan berguna untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, pemeliharaan kesehatan ibu,
serta persediaan untuk masa laktasi, baik untuk janin maupun ibu.
Pada masa kehamilan pertumbuhan dan perkembangan janin dapat di bagi menjadi beberapa priode yang meliputi priode embrionik, priode janin dini, priode
janin akhir, priode parturien dan priode neonatal Hassan dkk, 2005, dimana semua priode pertumbuhan dan perkembangan ini dipengaruhi oleh kesehatan ibu
saat hamil, sehingga pertambahan berat badan ibu yang kurang pada saat hamil akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi di dalam kandungan.
Diharapkan ibu harus berusaha menaikkan berat badannya sedikitnya 11 kg bertahap sesuai dengan usia kehamilan Widjaya, 2003 dalam Setianingrum,
2005.
Dalam meningkatkan berat badan tubuhnya seorang ibu seharusnya memperhatikan mutu makanan yang dikonsumsi, sebab defisiensi gizi selama
kehamilan dapat memberikan efek yang merugikan ibu maupun anaknya Moor, 1997 dalam Setianingrum, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Pada masa kehamilan pertambahan berat badan ibu sangatlah penting untuk menentukan kesehatan janin yang di kandung dan untuk menentukan bagaimana
status gizi bayi yang akan dilahirkan kelak, seperti yang diperoleh sebelumnya, bahwa terdapat asosiasi yang positif antara berat badan lahir bayi maupun berat
badan ibu Pudjiadi, 2002 dalam Setianingrum, 2005. Dan dari penelitian sebelumnya Setianingrum 2005 mendapatkan ada hubungan yang signifikan
antara kenaikan berat badan ibu dengan berat bayi lahir dan tingkat keeratan hubungan kuat, yang dibuktikan dengan p = 0,001 p 0,05 .
Untuk menghindari terjadinya kelahiran bayi BBLR bayi berat lahir rendah atau di bawah 2500 gram, seorang ibu harus menjaga kondisi fisiknya dengan
mencukupkan kebutuhan gizinya. WHO memperkirakan bahwa angka prevalensi BBLR di negara maju terbesar antara 3–7 dan di negara berkembang berkisar
antara 13–38 . Untuk Indonesia kejadian BBLR adalah sekitar 14-20. Karena masih tingginya kejadian BBLR di Indonesia dan belum jelasnya faktor yang
mempengaruhi terjadinya BBLR tersebut, sehingga penulis sebagai peneliti merasa perlu untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara pertambahan berat
badan ibu saat hamil dengan berat lahir bayi.
Setelah melakukan survei awal kebeberapa rumah sakit di kota Medan dan beberapa praktek dokter serta bidan, diperoleh tempat penelitian yang paling baik
untuk penelitian ini adalah praktik bidan Sumiariani, AMKeb di Kecamatan Medan johor. Pada praktik bidan ini, semua data–data tetang ibu hamil dicatat
dengan lengkap dalam rekam medis, sehingga semua data–data yang diperlukan untuk penelitian ini terpenuhi. Praktik bidan ini juga sangat banyak dikunjungi
oleh ibu–ibu hamil di daerah kecamatan Medan Johor dan sekitarnya, selain karena pelayanannya yang baik dan murah, juga tempat praktiknya yang bersih
dan mempunyai fasilitas untuk ibu hamil yang ingin rawat inap setelah melahirkan.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Masalah