Gambaran Kota Binjai dan Masalah Banjir Secara Umum

I.18. Gambaran Kota Binjai dan Masalah Banjir Secara Umum

Binjai adalah salah satu pemerintahan kota dalam wilayah provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Binjai terletak 22 km di sebelah barat ibukota provinsi Sumatra Utara, Medan. Sebelum berstatus kotamadya, Binjai adalah ibukota Kabupaten Langkat yang kemudian dipindahkan ke Stabat. Binjai berbatasan langsung dengan Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Deli Serdang di sebelah timur dan selatan. Binjai merupakan salah satu daerah dalam proyek pembangunan Mebidang yang meliputi kawasan Medan, Binjai dan Deli Serdang. Saat ini, Binjai dan Medan dihubungkan oleh jalan raya Lintas Sumatera yang menghubungkan antara Medan dan Banda Aceh Letak geografis Binjai 03°0340 - 03°4002 LU dan 98°2703 - 98°3932 BT. Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di atas permukaan laut. Sebenarnya, Binjai hanya berjarak 8 km dari Medan bila dihitung dari perbatasan di antara kedua wilayah yang dipisahkan oleh Kabupaten Deli Serdang. Jalan Raya Medan Binjai yang panjangnya 22 km, 9 km pertama berada di dalam wilayah Kota Medan, Km 10 sampai Km 17 berada dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang dan mulai Km 17 adalah berada dalam wilayah Kota Binjai. Ada 2 sungai yang membelah Kota Binjai yaitu Sungai Bingai dan Mencirim yang menyuplai kebutuhan sumber air bersih bagi PDAM Tirta Sari Binjai untuk kemudian disalurkan untuk kebutuhan penduduk kota. Namun di pinggiran kota, masih banyak penduduk yang menggantungkan kebutuhan air mereka kepada air sumur yang memang masih layak dikonsumsi. Universitas Sumatera Utara Pusat perbelanjaan tradisional di Binjai melayani penjual dan pembeli dari Binjai sendiri dan Kabupaten Langkat. Pasar tradisional misalnya: • Pasar Tavip - merupakan pasar tradisional terbesar di Binjai, lokasi di Binjai Kota. • Pasar Kebun Lada - berlokasi di Binjai Utara • Pasar Brahrang - berlokasi di Binjai Barat • Pasar Rambung - berlokasi di Binjai Selatan Selain itu juga ada pusat perbelanjaan modern seperti: • Pusat perbelanjaan Suzuya • Mini Market Tahiti • Toserba Ramayana • Mall Ramayana Pertokoan komersial yang lebih kecil terutama terpusat di rumah toko ruko sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, juga ada Jalan Ahmad Yani dh Jalan Bangkatan yang menjadi pusat makanan di malam hari. Dilihat dari letak geografisnya yang terletak diantara 2dua sungai Mencirim dan Bingai kota Binjai rawan terhadap banjir bila kedua sungai meluap. Binjai di bagi atas 15lima belas daerah drainase seperti pada Gambar. 3.4. yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar. 3.4. II I. 15 Universitas Sumatera Utara 1. Sub. Daerah Drainase Rambung 2. Sub. Daerah Drainase Tanah Merah 3. Sub. Daerah Drainase Amir Hamzah 4. Sub. Daerah Drainase Binjai Estate 5. Sub. Daerah Drainase Gajah Mada 6. Sub. Daerah Drainase Juanda 7. Sub. Daerah Drainase Limau Sundai 8. Sub. Daerah Drainase Nangka 9. Sub. Daerah Drainase Paya Robah 10. Sub. Daerah Drainase Pujidadi 11. Sub. Daerah Drainase Sinembah 12. Sub. Daerah Drainase Sumber Mulyo 13. Sub. Daerah Drainase Tunggurono 14. Sub. Daerah Drainase Cengkeh Turi 15. Sub. Daerah Drainase Kebun Lada Dari 15 lima belas daerah drainase yang tersebar di 5 lima kecamatan kota Binjai yang sering mengalami masalah banjir adalah Sub Daerah Drainase Rambung, Tanah Merah, Binjai Estate, Juanda, Limau Sundai, Pujidadi, Amir Hamzah, Sinembah, Sumber Mulyo dan Nangka. Banjir di Kota Binjai di sebabkan oleh: Universitas Sumatera Utara 1. Intensitas curah hujan yang tinggi sampai 375 mm dengan 15 hari hujan tiap bulannya sumber: Binjai Dalam Angka 2007 sehingga menggenangi daerah-daerah cekungan, daerah dengan sistem jaringan drainase yang kurang optimal, dearah dengan dimensi saluran yang tidak sesuai, daerah dengan tingkat sampah dan sedimentasi yang tinggi misalnya daerah pasar tradisional, dan daerah yang mengalami perubahan tata guna lahan yang semula merupakan daerah retensi air diubah menjadi pemukiman. 2. Meluapnya dua sungai besar yaitu sungai Bingai dan Mencirim yang mengakibatkan banjir pada daerah yang mengalami penyempitan saluran, daerah dengan tanggul yang kurang tinggi dan kokoh, dan daerah pada persimpangan sungai bingai dan mencirim dan juga sungai-sungai kecil lainnya.

I.19. Presipitasi