Siklus Hidrologi. Tata Guna Lahan Kota

I.16. Siklus Hidrologi.

Sebagian air hujan yang tiba kepermukaan tanah akan masuk ke dalam tanah Infiltrasi. Bagian lain yang berlebih akan mengisi lekuk-lekuk permukaan tanah surface run-off, kemudian mengalir ke daerah-daerah yang rendah, masuk ke sungai-sungai dan akhirnya mengalir ke laut. Tidak semua butiran-butiran air yang mengalir akan tiba ke laut, dalam perjalanan ke laut sebagian akan mengalami penguapan akibat sinar matahari dan kembali ke udara. Sebagian air yang masuk ke dalam tanah keluar kembali dan mengalir ke sungai-sungai. Tetapi sebagian besar akan tersimpan sebagai air tanah ground water yang akan keluar sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama ke permukaan tanah. Uap air yang berada di udara akan mengalami kondensasi dari uap menjadi cair dan apabila jumlah butir air sudah cukup banyak maka secara gravitasi air akan turun ke bumi disebut dengan hujan. Sirkulasi air yang terjadi antara air laut dan air daratan berlangsung secara terus menerus ini disebut siklus hidrologi. Keseimbangan siklus hidrologi ditandai oleh curah hujan yang tinggi didukung dengan kapasitas tanah dalam menahan air seperti hutan di daerah hulu, ruang terbuka dan jumlah bangunan di daerah hulu menyebabkan siklus hidrologi tidak seimbang sehingga keluarnya air dari permukaan tanah run-off mengakibatkan terjadinya banjir atau genangan air. Universitas Sumatera Utara Gambar. 3.2. siklus hidrologi

I.17. Tata Guna Lahan Kota

Perencanaan tata guna lahan merupakan inti dari suatu perencanaan kota yang di dalamnya meliputi perencanaan sistem drainase. Perubahan tata guna lahan akan menyebabkan perubahan atau peningkatan debit alilran air sistem drainase lahan tersebut.peningkatan debit air inilah yang menimbulkan terjadinya banjir atau genangan air. Maka perubahan tata guna lahan merupakan factor yang paling dominan sebagai penyebab banjir atau genangan air. Perencanaan tata guna lahan kota meliputi pembangunan kawasan pemukiman, perkantoran, industri, pendidikan, bandara, jalan raya dan lain-lain. Pembangunan difokuskan pada daerah perkotaan yang kemudian akan menjadi padat sehingga sistem drainase yang ada tidak lagi memadai untuk menampung debit air buangan. Dan apabila suatu kawasan hutan diubah menjadi daerah pemukiman maka yang akan terjadi adalah semula hutan yang bisa menahan aliran permukaan run-off cukup besar telah berubah permukiman yang nilai run-off kecil. Akibatnya ada Universitas Sumatera Utara peningkatan aliran air permukaan tanah yang menuju sungai dan mengakibatkan peningkatan debit sungai. Akibat peningkatan debit terjadi pula peningkatan sedimen yang mengakibatkan kapasitas drainase berkurang. Perubahan tata guna lahan dapat dicontohkan pada Gambar. 3.3. yang menunjukkan adanya peningkatan genangan air dan berkurangnya kapasitas saluran akibat perkembangan kota. Before 1960 Koef Run-Off 35 After 2004 Koef Run-Off 90 Gambar. 3.3. Perubahan tata guna lahan terhadap run-off suatu kawasan RIVER- JICE-JAPAN 2003 RUN OFF KOTA BANDUNG OTTO SUMARWOTO SOBIRIN 2004 Universitas Sumatera Utara

I.18. Gambaran Kota Binjai dan Masalah Banjir Secara Umum