Peran LSM Forppendik dalam Menyoroti Pendidikan di Kota Depok

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Peran LSM Forppendik dalam Menyoroti Pendidikan di Kota Depok

Pendidikan merupakan faktor penentu bagi suatu negara dalam mencetak generasi penerus ke arah kemajuan. Tidaklah suatu negara akan mengalami kemajuan, tanpa diiringi dan ditopang oleh generasi bangsa yang berpendidikan. Implikasi dari sinyalemen diatas menuntut negara untuk berperan andil dalam menciptakan pendidikan yang layak serta dapat dinikmati oleh masyarakat luas dan bukan malah sebaliknya masyarakat yang terbebani guna menjadikan generasi bangsa yang cerdas dan akan membawa negara ke arah kemajuan. Upaya pemerintah dalam merealisasikan wajib belajar 9 tahun yang telah dicanangkan, yakni sejak tingkat Sekolah Dasar SD hingga Sekolah Lanjut Tingkat Pertama SLTP sederajat, belum dapat sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat terutama berkaitan dengan biaya pendidikan. Dalam hal ini persepsi masyarakat mengenai mahalnya biaya pendidikan terkhusus di Kota Depok tidak bisa dipungkiri. 56 LSM Forppendik memiliki bukti mengenai keluhan warga atau orang tua siswa berkaitan mahalnya biaya pendidikan di Kota Depok. Pemerintah Kota Depok memang telah mencanangkan biaya pembangunan fisik agar tidak dikenakan dari orang tua siswa seperti tahun-tahun yang lalu. Implikasinya dalam hal ini akan ada penurunan biaya pendidikan khususnya dalam penentuan besaran 56 Disdik Depok diminta menunjukkan kinerja yang memihak kepada masyarakat miskin atau tidak mampu dalam hal biaya pendidikan yang mahal dan mencekek leher. Disdik Depok telah menetapkan besaran biaya UAS untuk SD sampai SMA negeri, tapi pada kenyataannya banyak kepala sekolah juga turut menetapkan biaya ikutan lainnya. Monitor Depok, Selasa 12 April 2006 Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah APBS yang bermuara pada besaran Dana Sumbangan Pendidikan DSP. 57 Fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah melalui komite sekolahnya tidak memperdulikan imbauan dari pemerintah. Penyelenggara pendidikan justru menaikkan dana sumbangan pendidikan maupun sumbangan operasional pendidikan yang dikenal dengan SPP. Hal ini bias dikatakan sebagai ‘konspirasi’ dalam dunia pendidikan. LSM Forppendik melihat ada beberapa sekolah yang telah melakukan hal tersebut, antara lain SMAN 1 Depok, yang notabene Ketua Komite Sekolahnya adalah Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok DPKD. Para penyelenggara pendidikan di SMAN 1 Depok tidak menghimbau dan mendengarkan aspirasi maupun keluhan orang tua siswa. Hal ini bisa terlihat dari penyelenggaraan musyawarah RAPBSAPBS di sekolah tersebut hanya formalitas belaka, yakni hanya sosialisasi dari keputusan yang telah dirancang sebelumnya, tanpa mendengarkan keluhan, aspirasi orang tua siswa. Untuk menutupi kebijakannya tersebut, maka kepala sekolah maupun ketua komite sekolah KS meng-cover dengan kebijakan bahwa bagi orang tua siswa yang tidak mampu boleh mencicilnya. Sebenarnya akar permasalahan bukan boleh mencicil atau tidak, tetapi terjadinya biaya tinggi yang tidak rasional tersebutlah yang harus dicermati. Tidaklah masyarakat dapat menikmati pendidikan yang layak, jika biaya pendidikannya sudah memberatkan rakyat. Bukankah pendidikan itu untuk mencerdaskan bangsa yang berarti juga mencerdaskan masyarakatnya. 57 Cornelis Leo Lamongi Ketua LSM Forppendik, “Menyoroti dunia pendidikan di Depok: Ada Konspirasi naikkan biaya sekolah”, Monitor Depok, 11 Agustus 2006, hal. 7 Menurut LSM Forppendik, dana yang telah dianggarkan Pemkot Depok seperti biaya pembangunan fisik sekolah seolah tidak ada artinya, karena ada atau tidak adanya biaya tersebut nyatanya dana sumbangan pendidikan DSP tetap seperti tahun-tahun lalu, tidak ada perubahan sama sekali, bahkan dibeberapa sekolah terjadi kenaikan DSP, hal demikian berarti para kepala sekolah dan komite sekolah memanfaatkan peluang adanya bantuan dari Pemkot Depok untuk kepentingannya sendiri. Kalau sekolah yang ketua komite sekolahnya adalah juga ketua DPKD berbuat seperti itu, maka tidak mengherankan sekolah-sekolah lain akan mengacu seperti yang telah ditunjukkan oleh ketua DPKDnya. Pada akhirnya semua ini merupakan kegagalan DPKD dan Pemkot Depok dalam pembinaan dan kordinasi dengan para komite sekolah dan kepala sekolah. Pemkot melalui edaran pokok-pokok kebijakannya sangat lemah dan inkonsistensi, tidak ada sanksi atas suatu pelanggaran, semua bersifat anjuran dan sangat ambivalen. Kenaikan biaya pendidikan di Kota Depok menjadi sorotan LSM Forppendik dalam setiap kajian pembahasan permasalahan pendidikan. 58 LSM Forppendik juga mengetahui langkah-langkah yang diambil Pemerintah Kota Depok dalam menangani mahaltingginya biaya pendidikan di Kota Depok, diantaranya ialah: di tahun 2006 Pemkot Depok beserta jajaran Dinas Pendidikan Kota Depok menyalurkan beasiswa rawan DO dan tidak mampu. Alokasi bantuan biaya pendidikan bagi siswa rawan DO dan tidak mampu untuk jenjang SD, SMP dan SMA sederajat dengan total anggaran Rp. 750 juta, bantuan tersebut diberikan langsung kepada orang tua tidak mampu yang terjaring. Sedangkan bantuan 58 Cornelis Leo Lamongi Ketua LSM Forppendik, Wawancara Pribadi, 29 November 2007 pukul 19.30-21.30 WIB lainnya- masih bagi siswa tidak mampu rawan DO, senilai Rp. 879 juta bersumber dari APBD 2006. Bantuan ini diberikan kepada siswa yang tidak mampu melalui pihak sekolah. 59 Pemkot Depok mendistribusikan dana pendamping Bantuan Operasional Sekolah BOS Rp.10.000 untuk SDMI. 60 Padahal kita ketahui bersama besar dana BOS yang diterima oleh sekolah dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan: 1. SDMISDLBSalafiahSekolah keagamaan Non Islam setara SD sebesar Rp.254.000SiswaTahun. 2. SMPMTsSMPLBSalafiahSekolah Agama Non Islam setara SMP sebesar Rp.354.000SiswaTahun. 3. BOS Pendamping Rp.120.000SiswaTahun dari APBD Kota Depok. 4. Untuk jenjang SMASMK sederajat mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi, dialokasikan bagi siswa yang tidak mampu sebesar Rp.65.000SiswaBulan. Juga ada Bantuan Khusus Murid BKM bagi SMASMK sederajat. 61 5. Bantuan dana pembangunan fisik yang disediakan Pemkot Depok sebesar Rp. 81,6 miliar melalui program role sharing-nya berdurasi 3 tahun yang dananya didistribusikan dari APBD tingkat I Provinsi dan APBD tingkat II Pemkot serta APBN Pusat dengan rasio 30:20:50 . 62 Dan bantuan 59 Disdik Depok alokasikan bantuan dana DO dan rawan DO… Monitor Depok, Sabtu, 4 Maret 2006 60 Monitor Depok, Rabu, 3 Januari 2007 61 Cornelis, wawancara pribadi, 29 November 2007 62 Dana pembangunan fisik yang di sediakan Pemkot Depok sebesar Rp. 81,6 miliar melalui program role sharing-nya …. Monitor Depok, Selasa, 2 Januari 2007 Dana Alokasi Khusus DAK bidang pendidikan tahun anggaran 2006 yang besaran biaya untuk masing-masing sekolah sebesar Rp.220 juta. Yakni Rp.200 juta dari DAK pemerintah pusat dan Rp.20 juta dana pendamping APBD. Adapun sekolah yang mendapatkan pada waktu itu 2006 adalah SD Muhammadiyah Meruyung, MI Nurul Huda Cimanggis, MI Al-Hidayah Sukatani, SDN Krukut Limo, SDN Pondok Petir 03, SDN Leuwinanggung 1, SDN Beji 8, SDN Mekarjaya 11, SDN Sukmajaya 5, SDN Cilangkap 5, SDN Pasir Putih 1 Sawangan, SDN Pancoran mas 2, SDN Utan Jaya. 63 Langkah-langkah yang diambil Pemkot Depok untuk membantu biaya pendidikan di Kota Depok, diharapkan tidak ada lagi pungutan kepada orang tua siswa, dan program Wajib Belajar Wajar 9 tahun agar berjalan sukses, ujar Sriyamto Kadisdik Depok 2006. Lain halnya dengan LSM Forppendik, disela wawancaranya, mengatakan bahwa masih banyaknya terjadi penyimpangan- penyimpangan terhadap bantuan pendidikan dari Pemkot Depok, temuan LSM Forppendik dan keluhan-keluhan dari orang tua murid yang datang kesekretariat LSM Forppendik menunjukkan bahwa biaya pendidikan di Kota Depok ini masih mengalami kenaikan, Pemkot Depok belum mampu mengakomodasi seluruh biaya pendidikan secara menyeluruh karena pemberian bantuan dana tersebut terbatas hanya untuk orang tua siswa yang tidak mampu saja dengan kriteria dan persyaratan yang sangat prosedural dan juga tidak semua murid yang tidak mampu mendapatkannya, dalam artian dana bantuan tersebut terbatas. LSM 63 Ibid, Sabtu, 9 September 2006 Forppendik dalam menindak lanjuti, kenaikan biaya pendidikan di Kota Depok, mengajak kepada segenap pemerhati pendidikan untuk segera mencarikan solusinya.

B. Peran LSM Forppendik dalam Menyoroti Kualitas Pendidikan di Kota Depok Tahun 2006