2.2 Sumber Daya Hutan
Hutan dapat didefinisikan sebagai asosiasi masyarakat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang didominasi oleh pohon-pohonan dengan luasan tertentu sehingga dapat
membentuk iklim mikro dan kondisi ekologi tertentu Suparmoko,1997:235. Hutan dapat memproduksi air sebagai sumber terpenting, adanya ribuan pohon di hutan
mampu menahan air sehingga air meresap perlahan-lahan ke dalam tanah. Tetapi bila pohon-pohon di hutan ditebang, maka tanah langsung terbuka sehingga bila turun
hujan, air hujan langsung mengalir ke sungai dan menyebabkan erosi maupun banjir. Menurut Suparmoko 1997:235 hutan mempunyai sifat diantaranya yaitu:
a. Hutan merupakan tipe tumbuhan yang terluas distribusinya dan mempunyai
produktivitas biologis tertinggi. b.
Hutan mencakup kehidupan seperti tumbuhan dan hewan, serta bukan kehidupan seperti sinar, air, panas, tanah, dan sebagainya yang bersama-sama
membentuk struktur biologis dan fungsi kehidupan. c.
Regenerasi hutan sangat cepat dan kuat dibanding dengan sumber daya alam lainnya.
d. Permudaan hutan dapat secara alami atau campur tangan manusia.
e. Hutan disamping menyediakan bahan mentah bagi industri dan bangunan,
juga melindungi dan memperbaiki kondisi lingkungan dan ekologi. Disamping sifat-sifat hutan yang sudah dijelaskan, hutan juga mempunyai
fungi yang tidak dapat terlepaskan. Suparmoko 1997:239 juga menjelaskan fungsi hutan sebagai berikut:
a Mengatur tata air, mencegah dan membatasi banjir, erosi, serta memelihara
kesuburan tanah. b
Menyediakan hasil hutan untuk keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk keperluan pembangunan industri dan ekspor sehingga
menunjang pembangunan ekonomi.
c Melindungi suasana iklim dan memberi daya pengaruh yang baik.
d Memberikan keindahan alam pada umumnya dan khususnya dalam bentuk
cagar alam, suaka margasatwa, taman perburuan, dan taman wisata, serta sebagai laboratorium untuk ilmu pengetahuan, pendidikan, dan pariwisata.
e Merupakan salah satu unsur strategi pembangunan nasional.
Berdasarkan UU No. 41 tahun 1999 Pasal 6, hutan berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi tiga yaitu: hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi.
1. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan. Pemanfaatan hutan produksi berdasarkan UU No.41 th.1999 pasal 28 dapat berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa
lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu.
2. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara
kesuburan tanah. Pemanfaatan hutan lindung berdasrkan UU No 41 th 1999 Pasal 26 dapat berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan,
dan pemungutan hasil hutan bukan kayu. 3.
Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa
serta ekosistemnya. Secara umum kawasan tersebut dibedakan menjadi kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, terdapat banyak manfaat hutan yang dapat dinikmati oleh masyarakat, tergantung kegunaan yang diinginkan apakah untuk
perlindungan air dan tanah, pencegahan banjir dan erosi, produksi kayu, cagar alam dan margasatwa, tujuan wisata, dan lain-lain dengan catatan tanpa harus merusak
ekosistem yang ada didalamnya. Kawasan hutan di Gunung Lemongan mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat Klakah. Salah satunya yang coba untuk dilestarikan
masyarakat yaitu fungsi ekologis hutan lindung. Pemilihan kawasan hutan lindung mengacu pada fungsi kawasan hutan lindung sebagai penyangga tata air dan
memelihara kesuburan tanah. Masyarakat memilih hutan lindung karena pemanfaatan hutan lindung oleh masyarakat Klakah salah satunya untuk pemanfaatan jasa
lingkungan dan hasil hutan bukan kayu. Meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat tanpa harus memanfaatkan hasil hutan kayu untuk ditebang, namun hasil
tanaman buah dari pohon yang mereka tanam.
2.3 Teori Gerakan Sosial