Penentuan Lokasi Penelitian Teknik Penentuan Informan

Penelitian ini juga menggunakan teori-teori, konsep-konsep dan data dari pengamatan langsung yang diperoleh dilapangan untuk menjelaskan hasil penelitian sekaligus menjawab persoalan yang diteliti. Penelitian ini memfokuskan pada Gerakan Lingkungan yang termasuk gerakan sosial baru yang dilakukan Laskar Hijau kemudian dijadikan sebagai objek dalam penelitian.

3.1 Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kecamatan Klakah kabupaten Lumajang. Pemilihan lokasi ini karena secara administratif Gunung Lemongan terletak di kecamatan Klakah. Berkaitan dengan penelitian yang dibahas, kerusakan hutan yang terjadi di Gunung Lemongan kemudian berdampak kepada masyarakat yang berada disekitar hutan yaitu masyarakat yang tinggal dan bergantung pada hutan. Karena alasan itu maka muncullah gerakan Laskar Hijau oleh masyarakat Klakah sebagai bentuk ketidakpuasan pada kondisi lingkungan yang semakin kritis.

3.2 Teknik Penentuan Informan

Penentuan informan merupakan salah satu langkah yang digunakan oleh para peneliti dalam mendapatkan data atau informasi yang diperoleh. Dari keterangan informanlah akan didapat kejelasan dari fenomena yang sedang diteliti. Informan dalam penelitian ini adalah orang yang terlibat atau mengetahui aktifitas Laskar Hijau. Pemilihan informan didasarkan pada subjek yang banyak memiliki informasi yang berkualitas dengan permasalahan yang ada. Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur purposif purposive sampling. Prosedur purposif didasarkan pada penentuan informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun informan yang menjadi sumber informasi dari penelitian ini sesuai kriteria adalah: 1. Anggota Laskar Hijau 2. Para Pecinta Alam 3. Masyarakat 4. Pihak Pemerintah Dari kriteria tersebut dikategorikan sebagai informan pokok dan informan tambahan. Informan pokok yaitu:  A’ak Abdullah Al-kudus, usia 40 tahun . Merupakan koordinator Laskar Hijau sekaligus penggagas gerakan. Sebagai koordinator organisasi beliau adalah informan kunci yang merupakan sumber informasi untuk data-data yang peneliti butuhkan terkait tentang gerakan Laskar Hijau dalam upaya pelestarian hutan Gunung Lemongan.  Ilal Hakim usia 32 tahun. Adalah anggota Laskar Hijau yang bergabung atas kesadaran pribadi tentang pentingnya lingkungan, mulanya beliau adalah salah satu orang yang kontra pada penghijauan, namun saat ini beliau menjadi anggota aktif Laskar Hijau.  Madji, usia 28 tahun mendapat sebutan sang pemulung biji, beliau salah satu anggota Laskar Hijau yang rela menyusuri Pasar atau tong sampah untuk mendapatkan biji buah-buahan.  Matruki, usia 60 tahun. Beliau adalah warga desa Tegal Randu yang mempunyai kebiasaan melakukan penghijauan di sekitar Ranu Klakah.  Yasin, usia 20 tahun adalah pecinta alam dari Probolinggo yang senantiasa meluangkan waktunya untuk mengikuti kegiatan penghijauan bersama Laskar Hijau disela-sela kesibukannya sebagai Mahasiswa. Informan tambahan yaitu:  Dulajis, usia 56 tahun adalah Kepala Desa Papringan. Dan Gunung Lemongan termasuk dalam kawasan desa Papringan.  Suherman, usia 45 tahun, sebagai Sekretaris Desa Papringan yang juga menjadi saksi penebangan liar yang terjadi di Gunung Lemongan sekitar tahun 1998-2002 dilakukan oleh perusak lingkungan.  Sugeng, 41 tahun, salah satu pihak Perhutani yang menjabat sebagi TU perhutani KPH Klakah.  Luqman, usia 28 tahun warga desa Papringan tepatnya dusun Gunung Kenik yang berdekatan langsung dengan Gunung Lemongan.

3.3 Metode Pengumpulan Data