Teori Gerakan Sosial TINJAUAN PUSTAKA

masyarakat yaitu fungsi ekologis hutan lindung. Pemilihan kawasan hutan lindung mengacu pada fungsi kawasan hutan lindung sebagai penyangga tata air dan memelihara kesuburan tanah. Masyarakat memilih hutan lindung karena pemanfaatan hutan lindung oleh masyarakat Klakah salah satunya untuk pemanfaatan jasa lingkungan dan hasil hutan bukan kayu. Meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat tanpa harus memanfaatkan hasil hutan kayu untuk ditebang, namun hasil tanaman buah dari pohon yang mereka tanam.

2.3 Teori Gerakan Sosial

Beberapa tokoh mendefinisikan gerakan sosial sebagai gejala sosial yang bersifat menentang dengan gerakan kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Giddens 1993:642 gerakan sosial adalah upaya kolektif untuk mengejar suatu kepentingan bersama, atau mencapai tujuan bersama melalui tindakan kolektif collective action diluar lingkup lembaga-lembaga yang sudah mapan. Sedangkan menurut Tarrow 1998:4 gerakan sosial adalah tantangan-tantangan kolektif yang didasarkan pada tujuan-tujuan bersama dan solidaritas bersama,dalam interaksi yang berkelanjutan dengan para elit, penentang dan pemegang wewenang. Menurut Mirsel 2004:6-7 mendefiniskan gerakan sosial sebagai seperangkat keyakinan dan tindakan yang tak terlembaga yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk memajukan atau menghalangi perubahan dalam masyarakat. Gerakan bisa dibedakan menjadi tiga jenis menurut Mirsel: a gerakan irrasional, merupakan kumpulan orang yang berpartisipasi dalam gerakan tidak memiliki ikatan yang kuat dalam organisasi, disebut juga dengan kerumunan; b gerakan rasional, kekuatan gerakan didukung oleh organisasi yang mapan dengan tujuan yang cukup jelas. Seperti gerakan lingkungan, gerakan melawan penindasan suatu rezim, atau kekuatan kebijakan yang tidak adil, dan bisa berkembang pada kepentingan kelompok; c gerakan deskontruksi sosial, gerakan ini mengarah pada tema tertentu, seperti gerakan fundamentalisme tertentu yang berakar pada tradisi atau agama atau juga suatu faham tertentu. Gerakan sosial bisa memiliki partisipan yang sangat sedikit hingga ribuan bahkan jutaan orang. Gerakan sosial bisa pula beroperasi dalam batas-batas legalitas suatu masyarakat, namun bisa juga bergerak secara illegal atau sebagai kelompok “bawah tanah” underground groups. Gerakan sosial menjadi salah satu bentuk dari perilaku kolektif. Tindakan kolektif bisa berupa bentuk tindakan yang singkat atau berkelanjutan, terlembagakan atau cepat bubar, membosankan atau dramatis. Kebanyakan tindakan kolektif itu bertindak untuk mencapai tujuan bersama yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat. Gerakan sosial perlu dibedakan dari sejumlah pengorganisasian seperti: gerakan sosial dan organisasi formal karena seringkali memiliki batasan yang kabur, gerakan sosial yang berubah menjadi mapan biasanya memiliki karakteristik birokratis sehingga gerakan sosial yang secara gradual bisa berubah menjadi organisasi formal, sementara itu sangat jarang suatu organisasi formal berubah menjadi suatu gerakan sosial. Kemudian gerakan sosial juga perlu dibedakan dari kelompok-kelompok kepentingan interest group yakni suatu asosiasi yang dibentuk untuk mempengaruhi para pembuat kebijakan dalam cara menguntungkan anggota- anggotanya. Konsep gerakan sosial harus memiliki empat properti dasar menurut Tarrow 1998:4-7: a. Tantangan kolektif collective challenge Gerakan sosial selalu ditandai oleh tantangan-tantangan untuk melawan melalui aksi langsung yang mengganggu terhadap para elit, pemegang otoritas, kelompok-kelompok lain, atau aturan-aturan kultural tertentu. Tantangan kolektif seringkali ditandai oleh tindakan mengganggu, menghalangi atau membuat ketidakpastian terhadap aktivitas-aktivitas pihak lain. b. Tujuan bersama common purpose Keterikatan dalam gerakan adalah untuk menyusun klaim bersama menentang pihak lawan, pemegang otoritas atau para elit. Suatu nilai dan kepentingan bersama dan tumpang tindih merupakan basis dari tindakan- tindakan bersama. c. Solidaritas dan identitas kolektif Sesuatu yang menggerakkan secara bersama-sama common denominator dari gerakan sosial adalah pertimbangan partisipan tentang kepentingan bersama yang kemudian mengantarai perubahan dari sekedar potensi gerakan menjadi aksi nyata. Dengan cara menggerakkan konsensus, perancang gerakan memainkan peran penting dalam merangsang munculnya konsensus semacam itu. Namun para pemimpin hanya dapat menciptakan suatu gerakan sosial ketika mereka menggali lebih dalam perasaan-perasaan solidaritas atau identitas yang biasanya bersumber dari nasionalisme, etnisitas, atau keyakinan agama. d. Memelihara politik perlawanan Hanya dengan cara memelihara aksi kolektif melawan pihak musuh, suatu episode perlawanan bisa menjadi gerakan sosial. Tujuan kolektif, identitas bersama, dan tantangan yang dapat diidentifikasikan membantu gerakan untuk memelihara politik perlawanan. Peneliti menggunakan konsep gerakan sosial yang dikemukakan Tarrow 1998 tentang empat properti dasar. Pemilihan teori ini berkaitan dengan fenomena yang akan dibahas oleh peneliti dengan judul “Gerakan Laskar Hijau dalam Upaya Pelestarian Hutan Gunung Lemongan Klakah Lumajang ”. Alasan peneliti menggunakan teori gerakan sosial ini adalah empat properti dasar konsep gerakan sosial yang harus dimiliki oleh setiap gerakan terdapat dalam gerakan Laskar Hijau. Sehingga setiap gerakan harus mempunyai tantangan kolektif, tujuan bersama, solidaritas dan identitas kolektif serta memelihara politik perlawanan. Properti dasar itu menjadikan ciri-ciri dari gerakan sosial yang terjadi pada gerakan yang dilakukan organisasi Laskar Hijau.

2.4 Teori Gerakan Sosial Baru