Latar Belakang Masalah Respon Jama'ah Terhadap Pelatihan Shalat khusyu Ustadz Abu Sangkan Di Pondok Gede-Bekasi

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam ajaran Islam, shalat merupakan salah satu rukun diantara lima rukun Islam, yaitu mengucap kalimat dua syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji bila mampu. Kelima rukun itu merupakan kewajiban setiap muslim untuk melaksanakannya, baik laki-laki maupun perempuan yang mukalaf balig dan berakal sehat. 1 Dalam pelaksanaannya seringkali shalat dianggap berat oleh sebagian umat Islam. Hal ini sering terjadi karena dalam pelaksanaannya tidak disertai dengan rasa khusyu, sebagaimana ditegaskan dalam al- Qur’an:                    “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu, yaitu orang-orang yang meyakini mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada- Nya” al-Baqarah: 45-46. 1 Zurinal dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2008, h. 64. Dalam ayat di atas, Allah memerintahkan umat manusia supaya memohon pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, dan sekaligus mengingatkan bahwa kedua perbuatan tersebut memang sangat berat bagi kebanyakan orang, kecuali bagi orang-orang yang khusyu, yaitu orang-orang yang yakin benar bahwa dirinya akan menjumpai Allah kelak di akhirat, yaitu orang yang benar-benar berhati lapang seraya merendahkan dirinya kepada Allah dengan merasa takut akan siksaan-Nya yang sangat dahsyat, mereka itulah orang-orang khusyu. 2 Bagi orang-orang yang khusyu, shalat itu bukanlah suatu pekerjaan yang berat, melainkan sebaliknya, sebagai sesuatu yang menyenangkan dan mententramkan. Inilah intisari khusyu yang penting diperhatikan, bukan semata-mata berusaha mengkonsentrasikan seluruh pikiran disaat-saat menegakkan shalat yang cukup sukar seperti yang umum dikenal banyak orang. 3 Disamping mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan bacaan serta gerakan fisik dalam shalat, kita harus tahu juga tentang makna-makna bathiniah yang tidak boleh diabaikan. Yaitu demi menjadikan shalat benar-benar sebagai sarana bertaqarrub mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagai langkah pertama untuk itu, kita harus pelajari hal-hal apa saja yang dapat menimbulkan kehadiran hati khusyu dalam shalat. 4 Salah satu upaya dalam meraih shalat khusyu itu ialah lewat pelatihan shalat khusyu yang diajarkan oleh Ustadz Abu Sangkan. 2 Muhammad Amin Suma, Tafsir Ahkam , Ciputat: Logos, 1997, Cet. Ke-1, h. 40-42. 3 Muhammad Nasib Ar- Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Gema Insani, 1999, Cet. Ke-1, h. 122-123. 4 Muhammad Bagir Al- Habsyi, Fiqih Praktis Menurut Al- Qur’an, Hadits, dan Pendapat Para Ulama, Bandung: Mizan, 1999, h. 147-148. Beliau berdakwah lewat pelatihan shalat khusyu, beliau mendirikan pelatihan shalat khusyu di Yayasan Shalat Center pada tanggal 3 Juli 2006 yang terletak di Jl. Kemang Sari IV No. 5, Jatibening Baru, Pondok Gede, Bekasi. Pelatihan ini dijadikan tempat untuk melaksanakan dakwahnya berupa pelatihan shalat khusyu, kajian dhuha, open house, pendalaman materi, halaqah dan training of trainer. Dakwah yang dilakukan Ustadz Abu Sangkan melalui pelatihan shalat khusyu ini berbeda dengan dakwah da’i-da’i yang lain, dimana dakwah Ustadz Abu Sangkan ini terasa lebih mudah dimengerti dan langsung terasa manfaatnya karena jama’ah diarahkan atau dibimbing langsung di dalam pelatihan shalat khusyu ini. Selain itu, antusias jama’ah sangat besar. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah jama’ah yang mencapai ratusan orang yang ikut di setiap pelatihan shalat khusyu yang di adakan, para jama’ah datang dari berbagai daerah di tanah air serta banyaknya cabang-cabang pelatihan shalat khusyu yang ada hampir di seluruh Indonesia seperti: Yogyakarta, Kalimantan, Jawa, Sumatra, Papua, Jakarta dan daerah lainnya. Hal ini menandakan kegiatan ini diminati banyak orang. Disamping itu, dakwah ustadz Abu Sangkan selain terkenal di Indonesia terkenal juga di luar negeri: seperti Malaysia, Singapura, Hongkong, dan negara lainnya. Pelatihan shalat khusyu itu sendiri ialah bagaimana shalat dengan khusyu, dengan metode yang diajarkan dari al- Qur’an, Hadits dan pengalaman spritual dengan metode pendekatan filsafat, tasawuf hakikat, ma’rifat, meditasi dan ilmu pengetahuan. Adapun tujuan dari pelatihan shalat khusyu ini adalah merasakan manfaat shalat khusyu dalam kehidupan sehari-hari, menebarkan rahmat bagi semesta alam dan menuai keberkahan dalam setiap muamalah. Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan shalat khusyu, beliau mempraktekkan dan memperagakan shalat khusyu, mulai dari niat shalat sampai selesai shalat. Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan shalat khusyu tersebut, beliau mengarahkan jama’ah supaya fokus dan mengingat Allah. Beliau mengatakan bahwa untuk mendapat perasaan khusyu ketika shalat kita harus rileks dan menghubungkan diri dengan Allah. 5 Hampir semua umat beragama mencari atau berlomba-lomba mencari kekhusyuan dalam ibadahnya, bahkan bila mungkin juga khusyu dalam kehidupannya, namun apa dan dimana serta bagaimanakah khusyu itu sebenarnya, banyak orang berusaha konsentrasi dalam ibadahnya, ada juga yang berusaha menyatu dengan alam agar mendapatkan apa yang dinamakan khusyu tersebut. Oleh karena itu, dalam melaksanakan shalat usahakanlah senantiasa melaksanakannya penuh dengan kesadaran serta ketertiban, tertib dalam setiap gerakan serta lisan, tidak kehilangan niat, maksud, tujuan, serta melakukannya hanya karena Allah. Dengan kesadaran baru yang dibangkitkan, Insya Allah dari sekarang dan seterusnya shalat akan menjadi tempat kita bercengkrama dengan Allah, karena Dialah pusat ilmu pengetahuan, sumber kehidupan dan pusat perencanaan kehidupan dari seluruh makhluk. 5 Wawancara pribadi dengan Ustadz Abu Sangkan. Bekasi, 21 November 2010. Dari pemaparan penulis di atas mengenai kegiatan dakwah Ustadz Abu Sangkan berupa pelatihan shalat khusyu, kajian dhuha, training of trainer, open house, pendalaman materi, dan halaqah maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai tanggapan jama ’ah terhadap pelatihan Shalat Khusyu. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul skripsi “Respons Jama’ah terhadap Pelatihan Shalat Khusyu Ustadz Abu Sangkan di Pondok Gede - Bekasi”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah