Respons Afektif Respon Jama'ah Terhadap Pelatihan Shalat khusyu Ustadz Abu Sangkan Di Pondok Gede-Bekasi

buku pelatihan shalat khusyu tersebut, sehingga sebagian jama’ah mengatakan belum tahu isi dari buku tersebut. Sedangkan nilai terendah ada pada pernyataan sumber informasi dari materi yang disampaikan sudah jelas. Pernyataan ini ada pada sub variabel madia, di mana pernyataan ini mendapat nilai terendah dikarenakan responden tidak bisa mengetahui dengan jelas sumber informasi yang diberikan baik dari Al- Qur’an maupun Hadits, karena slide yang berisi tulisan yang merupakan sumber informasi dari materi yang disampaikan terlalu cepat berganti dan belum sempat dicatat atau pun diingat responden baik surat, ayat maupun haditsnya.

C. Respons Afektif

Dalam pelaksanaan pelatihan shalat khusyu tersebut terbagi lagi kedalam tiga sub variabel. Tabel 6 berikut menjelaskan mengenai respons afektif terhadap materi, metode dan media. Tabel.6 Respons Afektif Jama’ah No Pernyataan Afektif tentang perasaan SS S TT TS STS Nilai Rangking 1 2 3 4 5 Penyampaian materi dengan vocal yang lantang, lues, tidak kaku, dan tenang sangat disukai Penyampain materi bersifat interaktif atau saling komunikasi Terdapat unsur humor dalam penyampaian dakwahnya Penyampaian materi dengan alat in-focus sangat membantu dalam penjelasan materi yang disampaikan Saya menyukai materi yang diberikan dalam pelatihan shalat khusyu 90 60 60 90 80 44 64 64 48 48 2 2 4 4 136 126 128 138 132 2 5 4 1 3 Berdasarkan tabel 6 nilai tertinggi ada pada sub variabel media, yaitu pada pernyataan penyampaian materi dengan alat in-focus sangat membantu dalam penjelasan materi yang disampaikan. Di zaman sekarang sudah banyak sekali alat cangggih atau teknologi yang membantu mempermudah penyampaian pesan kepada masyarakat, salah satunya ialah dengan alat in-focus. Alat ini sangat membantu banyak orang untuk mempresentasikan suatu tampilan berupa suara dan gambar. Lewat dakwahnya berupa pelatihan shalat khusyu Ustadz Abu Sangkan memanfaatkan alat in-focus untuk mempermudah penjelasan yang berupa gambar atau pun tulisan kepada jama’ah, dengan alat ini tugas beliau semakin mudah karena cukup dengan menekan tombol yang diinginkan maka dengan sendirinya akan muncul tampilan gambar yang diinginkan. Hal ini menunjukkan bahwa stimulus respons yang diperoleh rata-rata responden menghasilkan tanggapan yang positif atau suka, hal ini dikarenakan penyampaian materi dengan alat bantu in-focus sangat membantu dalam penjelasan materi yang disampaikan. Karena ada beberapa materi yang harus dijelaskan dengan menggunakan slide oleh penceramah, sehingga materi tersampaikan dengan baik dan jelas kepada responden, seperti gambar organ- organ atau pun syaraf-syaraf manusia yang memperlihatkan bahwa semuanya itu saling mempengaruhi dan apabila gerakan shalat dilakukan dengan benar dapat menyehatkan tubuh. Apabila ketika melakukan ruku atau pun sujud terasa sakit, hal itu disebabkan ada yang salah. Jika ruku dilaksanakan secara sempurna maka penyakit yang bersumber pada ruas tulang belakang dapat dihindari, seperti nyeri tulang belakang acute lumbago dan nyeri bahu displacement of the cervical colum with humero scapular periarthitis. 4 Sementara itu, jiwa menjadi tenang dan tunduk mengikuti kemauan penciptanya. Mengenai ruku Nabi bersabda: “Tidak sempurna shalat seseorang hingga diluruskannya belakangnya di waktu ruku dan di waktu sujud ”. HR. Abu Daud dan Tirmizi. 5 Posisi kedua ada pada pernyataan penyampaian materi dengan vocal yang lantang, lues, tidak kaku, dan tenang sangat disukai . Pada pernyataan ini jama’ah mengakui bahwa penyampain materi dengan vocal yang lantang, lues, santai dan sesekali dengan humor sangat disukai jama’ah. Serta kepribadian yang ramah membuat jama’ah selalu senang mendengarkan materi yang diberikan. Posisi ketiga ada pada pernyataan saya menyukai materi yang diberikan dalam pelatihan shalat khusyu. Pada pernyataan ini jama’ah mengatakan menyukai materi yang diberikan, karena berhubungan dengan kehidupan sehari- hari, apalagi shalat merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim. Dalam penyampaian dakwahnya Ustadz Abu Sangkan tidak hanya menjelaskan mengenai masalah shalat saja tetapi juga yang berhubungan dengan masalah akhlak, akidah dan syariah. 4 Prof. HM Hembing Wijayakusuma, Hikmah Shalat Untuk Pengobatan, Pustaka Kartini, 1994. 5 Abu Sangkan, Pelatihan Shalat Khusyu, h. 87. Posisi keempat ada pada pernyataan terdapat unsur humor dalam penyampaian dakwah Ustadz Abu Sangkan. Kepribadian ustadz yang humoris sangat disukai jama’ah, apalagi ketika menyampaikan materi yang begitu banyak jika tidak diberikan humor tentu akan membosankan dan jama’ah tidak akan tahan berlama-lama menyimak materi yang diberikan. Menurut penuturan ustadz unsur humor itu memang sengaja diberikan supaya jama’ah tidak bosan dan mengantuk. Ternyata cara ini cukup bagus dan efektif sehingga jama’ah selalu antusias mendengarkan materi yang diberikan. Sedangkan nilai terendah ada pada sub variabel metode, yaitu pada pernyataan penyampaian materi bersifat interaktif atau saling komunikasi. Pernyataan ini memperoleh nilai terendah, karena ketika penyampaian materi pelatihan shalat khusyu berlangsung jarang sekali ada interaktif atau saling komunikasi antara penceramah dengan jama’ah satu arah. Hal ini dikarenakan jika ada interaktif berupa tanya jawab akan memakan waktu lama untuk penjelasannya dan pasti akan banyak jama’ah yang ingin bertanya. Padahal disarankan agar jama’ah mendengarkan saja, supaya apa pun yang disampaikan penceramah diterima dahulu dengan membuka diri, kalau pun ingin bertanya diberikan kesempatan di luar waktu penyampaian materi. Pelaksanaan pelatihan shalat khusyu itu sendiri waktunya sangat banyak tidak hanya sebulan sekali, tetapi ada juga hari lain jika memang jama’ah ingin bertanya lebih detail baik mengenai materi maupun gerakan yang belum dikuasai. Dalam sebulan ada tiga kali pertemuan jika jama’ah ingin ikut kembali, yaitu setiap hari selasa, jumat malam dan minggu ketiga disetiap bulan. Namun untuk penceramahnya Ustadz Abu Sangkan hanya bisa hadir pada pelatihan setiap bulan minggu ketiga dan terkadang pelatihan yang setiap hari selasa, namun jama’ah jangan khawatir karena ada ustadz lain pengganti Ustadz Abu Sangkan yang dapat menjelaskan seputar pelatihan shalat khusyu.

D. Respons Behavior