melakukan  respons,  atau  akan  berbeda  responsnya  tersebut  di  antara  satu  orang dengan orang lain.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan.
Faktor  ini  biasa  dikenal  juga  dengan  faktor  stimulus.  Faktor  ini berhubugan  dengan  objek  yang  diamati,  sehingga  menimbulkan  stimulus,
kemudian  stimulus  tersebut  sampai  pada  indera  yang  menggunakannya.
13
Penulis berpendapat bahwa dengan indera yang dimiliki, setiap individu dapat mengamati
segala sesuatu hal, atau sesuatu kegiatan yang ditimbulkan oleh adanya stimulus, sehingga timbullah suatu bayangan  yang tertinggal dalam ingatan setelah adanya
pengamatan,  dan  kemudian  dapat  menimbulkan  kembali  reproduksi  sebagai jawaban dan tanggapan. Oleh karena itu, setiap individu dapat mengingat kembali
segala sesuatu yang telah dilihat, didengar maupun dirasakan.
B. Pengertian Jama’ah
Jama’ah  menurut  bahasa,”  jamaah”  diambil  dari  kata  dasar  jama’a mengumpulkan yang berkisar pada al-
jam’u kumpulan, al-ijma’ kesepakatan, dan  al-
ijtima’  perkumpulan  yang  merupakan  antonim  lawan  kata  at-tafarruq perpecahan.
IbnuFarisberkata:”  jim,  mim,  dan  „ain  adalah  suatu  dasar  yang menunjukkan  berkumpulnya
sesuatu. Dikatakan,  jama’tu asy-syai’a jam’an aku
mengumpulkan sesuatu.
Menurut  istilah,  menurut  para  ulama aqidah,”  jamaah”  adalah  generasi
salaf dari umat ini, meliputi para sahabat Nabi, para tabi’in, dan semua orang yang
13
Bimo Walgito, Psikologi Belajar, Jakarta: Reneka Cipta, 1997, h. 6.
mengikuti  mereka  dengan  baik  sampai  hari  kiamat.Mereka  adalah  orang-orang yang  bersepakat  berpegangan  dengan  kebenaran  yang  pasti  sebagaimana  yang
tertera  dalam  al- Qur’an dan al-Hadits dan mereka itu ialah para sahabat, tabi’in
yakni orang-orang yang belajar dari sahabat dalam pemahaman dan pengambilan Islam walaupun jumlah mereka sedikit, sebagaimana perkataan Ibnu
Mas’ud ra: ”Al-jama’ah  itu  ialah  apa  saja  yang  mencocoki  kebenaran,  walaupun
engkau  sendirian  dalam  mencocoki  kebenaran  itu.  Maka  kamu  adalah  seorang jama’ah”.
14
Sedangkan  dalam  kamus  Ilmiah  Populer ,  jama’ah  adalah  sekumpulan
orang atau sekelompok manusia.
15
C. Pengertian Shalat Khusyu
1. Pengertian Shalat
Shalat  berasal dari  kata  “ash-sholaah”  yang  artinya  doa.  Sedangkan
pengertian  shalat  menurut  istilah  syariat  Islam  adalah  suatu  amal  ibadah  yang terdiri  dari  perkataan-perkataan  perbuatan-perbuatan  yang  dimulai  dengan  takbir
dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu.
16
Shalat merupakan  kewajiban  bagi  setiap  muslim  sehari  semalam  lima  kali.  Perintah
shalat  pertama  kali  disampaikan  kepada  Nabi  Muhammad  SAW  ketika  beliau sedang
isra’ dan mi’raj langsung dari Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam hadits berikut :
14
http:www. Google. Com, AhlusunaWaljama’ah, Minggu7 November 2010.
15
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, Jakarta: Gitamedia Press, 2006, Cet. Ke-1.
16
Zurinal dan aminudin, fiqih ibadah, jakarta: lembaga penelitian  uin jakarta, 2008, cet. Ke-1, h. 64.
“Rasulullah  SAW  bersabda  :  Allah  SWT  telah  mewajibkan  atas  umatku pada  malam  isra’  lima  puluh  kali  sholat,  maka  aku  selalu  kembali  menghadap-
Nya  dan  memohon  keringanan  sehinggga  dijadikan  kewajiban  shalat  lima  kali dalam  sehari  semalam.”  HR  al-Bukhori  dan  Muslim.  Dalil  mengenai  perintah
shalat adalah sebagai berikut:
 
 
 
 
 
 
“
Hai  orang- orang  yang  beriman,  ruku’lah  kamu,  sujudlah  kamu,
sembahlah  Tuhanmu  dan  perbuatlah  kebajikan,  supaya  kamu  mendapat kemenangan.”QS. al-Hajj: 77.
  
 
 
 
 
  
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat.............QS: al-Baqarah: 43
“Dan dirikanlah shalat.” Maksudnya, suruhlah mereka mendirikan shalat. “Dan tunaikanlah zakat,” yakni suruhlah mereka membayar zakat yang diserahkan
kepada Nabi SAW.”
17
17
Muhammad Nasib Ar- Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Jakarta: Gema Insani,
1999, Cet. Ke-1, h. 119-120.
Ibadah shalat merupakan ibadah  yang pertama kali diperhitungkan dalam hisab,  sebagaimana  hadits  Rasulullah  berikut  :
“Amal yang pertama kali dihisab bagi  seorang  hamba  pada  hari  kiamat  adalah  shalat.  Jika  shalatnya  baik  maka
baiklah  seluruh  amalnya  yang  lain,  dan  jika  shalatanya  rusak  maka  rusaklah seluruh
amalnya yang lain.”HR. at-Thabrani. Shalat  adalah  salah  satu  ibadah  yang  merupakan  dialog  langsung  antara
seorang hamba dengan Allah Q.S Thoha 20;14. Dalam dialog tersebut  seorang hamba  menyatakan  ke  Maha  Esaan  dan  kebesaran  Allah  SWT,  penyerahan  diri
secara  total,  permohonan  perlindungan  dan  kebebasan  dari  segala  mara  bahaya dan kesengsaraan hidup serta memohon kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dari  beberapa  pengertian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  shalat  adalah merupakan  ibadah  kepada  Tuhan,  berupa  perkataan  dengan  perbuatan  yang
diawali dengan takbir dan diakhiri  dengan salam  menurut  syarat  dan rukun  yang telah ditentukan syara. Shalat juga  merupakan penyerahan diri  lahir dan  bathin
kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.
2. Pengertian khusyu
Secara  bahasa  etimologi,  khusyu  berarti  rendah  diri  atau  mendekati rendahdiri.  Menurut  pengertian  ini,  khusyu  itu  terdapat  pada  suara,  penglihatan,
ketenangan  dan  kerendah  dirian.  Sedangkan  pengertian  khusyu  menurut  syara terminologi adalah rendah diri. Rendah diri ini kadang-kadang berada dalam hati
dan kadang-kadang berasal dari anggota tubuh seperti diam.
18
18
http: www.wikipedia
.Khusyu, Minggu 13 Maret 2011.
Adapun  dalil  yang  menguatkan  bahwa  khusyu  itu  pekerjaan  hati  adalah hadit
s Ali ra “Khusyu itu berada dalam hati”HR. al-Hakim. Selain pendapat di atas, pendapat lain mengenai khusyu adalah:
a.
Secara Bahasa
Secarabahasa, kata khusyumemilikibeberapaarti yang sama, yaitu:
1. Tunduk,pasrah,merendahatau diam
2. Rendah perlahan, biasanya digunakan untuk suara.
3. Diam, tak bergerak
b. MenurutIstilah
Khusyu  artinya  kelembutan  hati,  ketenangan  sanubari  yang  berfungsi menghindari  keinginan  keji  yang  berpangkal  dari  memperturutkan  hawa  nafsu
hewani,  serta kepasrahan di  hadapan  Ilahi  yang dapat  melenyapkan keangkuhan, kesombongan dan sikap tinggi hati.
Dengan  itu,  seorang  hamba  akan  menghadap  Allah  dengan  sepenuh  hati. Ia  hanya  bergerak  sesuai  petunjuk-Nya,  dan  hanya  diam  juga  sesuai  dengan
kehendak-Nya. Lihat “A1-Khusyu’ fi Ash-Shalah” oleh Ibnu Rajab Al-Hambali.
Adapun  pengertian  khusyu  di  dalam  shalat:  Kondisi  hati  yang  penuh dengan  ketakutan,  mawas  diri  dan  tunduk  pasrah  di  hadapan  keagungan  Allah.
Kemudian  semua,  itu  membekas  dalam  gerak-geri  kanggota  badan  yang  penuh, bila perlu  menangis dan  memelas kepada Allah sehingga tak memperdulikan  hal
lain, Lihat Al-Khusyukarya Al-Hilali.
Pengertian  khusyu  tersebutdiambil  dari firman  Allah:  “....yaitu  orang-
orang yang khusyu’ dalam shalatnya..”QS. al-Mukminun: 1-2.Mengenai makna kekhusyuan itu, Ibnu Abbas mengatakan
: “Artinya penuh takut dan khidmat.” a1- Mujahid menyatakan: “Tenang dan tunduk.” Sementara Ali bin Abi Thalib pernah
menyatakan:“Yang  dimaksud  dengan  kekhusyuan  di  situ  adalah  kekhusyuan hati.
“sedangkan menurut Ibnu Jarir orang-orang khusyu adalah “orang-orang yang tawadhu dan konsisten menataati-Nya karena takut kepada-Nya.
19
Jadi  artinya,  kekhusyuan  dalam  shalat  bukanlah  sekedar  kemampuan memaksimalkan konsentrasi sehingga fikiran hanya terfokus dalam shalat. Namun
kekhusyuan  lebih  merupakan  kondisi  hati  yang  penuh  rasa  takut,  pasrah,  tunduk dan  sejenisnya  yang  tampak  dalam  setiap  gerakan  shalat  sehingga  menjadi
nampak anggun dan khidmat.
19
Muhammad Nasib Ar- Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1,  h. 123.
30
BAB III PROFIL USTADZ ABU SANGKAN DAN YAYASAN SHALAT CENTER
A. PROFIL USTADZ ABU SANGKAN
1. Riwayat Hidup Ustadz Abu Sangkan
Ustadz  Abu  Sangkan  atau  lebih  lengkapnya  Abu  Sangkan  Paraning Wisesa lahir tanggal 8 Mei 1965. Sejak kecil hingga tamat Sekolah Dasar tinggal
bersama  orang  tuanya  di  pinggiran  pantai  selat  Bali,  desa  Alasbuluh, Banyuwangi-Jawa  Timur.  Beliau  mempunyai  tiga  orang  anak  dan  seorang  istri
bernama  Dewi,  anak  yang  pertama  bernama  Essenza  Qurainique,  anak  kedua Sangkan  Paraning  Wisesa  dan  anak  ketiga  bernama  Gybraltar  Wahyamaya.
Ayahnya benama Sardi Sangkan, ayahnya meninggal ketika Ustadz Abu Sangkan berusia  15  hari.  Sekolah  menengah  pertama  tamat  di  Banyuwangi,  kemudian
dilanjutkan sekolah perkebunan di Jember namun tidak selesai, karena tidak betah dengan  urusan  cangkul  mencangkul.  Lalu  kabur  ke  Jakarta  tanpa  tujuan  yang
jelas.
1
2. Latar Belakang Pendidikan Ustadz Abu Sangkan
Prinsip  hidup  yang  nomaden  yang  akhirnya  membawa  beliau  sampai  di Bogor  bertemu  dengan  KH.  M.  Siradjuddin,  yang  mula-mula  memperkenalkan
beliau ilmu agama dan sekaligus menamatkan sekolah menengah atas serta belajar nahwu  sharaf  tata  bahasa  Arab.  Belajar  Ilmu  Falaq  dan  Faraidh  di  al
Baqiyyatush  Shalihat  pimpinan  KH.  Yusuf  Kamil  di  Cibogo,  Bekasi,  serta  Ilmu
1
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Abu Sangkan, Bekasi 15 Januari 2011.
Filsafat  dari  Fakultas  Ushuludin,  Jurusan  Filsafat  IAIN  Syarif  Hidayatullah Jakarta.  Beliau  mulai  tertarik  dengan  Ilmu  Hakikat  setelah  mengikuti  kajian-
kajian Tasawuf maupun Fiqh dari sesepuh pesantren a l Ghazali, Mama’ Abdullah
bin Nuh, seorang ulama Tasawuf terkemuka. Setelah Abdullah meninggal dunia, Ustadz  Abu  Sangkan  mulai  mempelajari  aliran-aliran  dalam  Islam  dan
perbandingan agama yang sempat membingungkan pikirannya. Berbekal ilmu agama yang beliau miliki, beliau mulai mencoba membuka
pikiran  untuk  menerima  seluruh  informasi  secara  bijak  dan  objektif.  Melalui pergulatan dan perdebatan  yang  cukup rumit, beliau harus melawan perasaannya
dan doktrin yang sudah ditanamkan secara tradisional. Dari sekian banyak orang yang ditemuinya untuk menggali dan mendalami
ilmu  ketuhanan,  beliau  berjumpa  dengan  seorang  guru  yang  sangat  sederhana, baik penampilan maupun gaya bahasa yang diungkapkan. Beliau adalah Bapak H.
Slamet  Oetomo,  yang  mengajarkan  sebuah  kesederhanaan  untuk  menerima pengajaran dari Allah SWT. Beliau mengatakan “khusyu itu hanya bisa didapat
dari Allah, kamu akan dituntun sampai ke suasana itu”. Awalnya,  beliau  menjalankan  latihan  shalat  hanya  untuk  diri  sendiri,
karena  ajaran  ini  bersifat  pribadi.  Hal  yang  dirasakan  dalam  bathin  beliau  hanya sebuah  pengalaman.  Beliau  tidak  berani  memberikan  jawaban  apa-apa  kepada
rekan-rekan  yang  mencoba  bertanya  bagaimana  rasanya  khusyu  karena  beliau khawatir mereka tidak percaya.
Setelah  banyak  diadakan  diskusi  dan  mencoba  praktek  shalat,  diantara mereka  mengatakan  merasakan  tentram  dan  tenang  bahkan  seolah  menerima
sesuatu  yang  diturunkan  ke  dalam  hatinya.  Bukan  hasil  rekayasa  pikiran,  karena belum  pernah  menerima  atau  merasakan  sebelumnya.  Informasi  ini  mulai
menyebar secara terbuka melalui ketok tular mulut kemulut.
2
3. Aktivitas Dakwah Ustadz Abu Sangkan
Beliau mulai belajar menulis pada pertengahan tahun 1999 karena didesak rekan-rekannya  agar  pemikirannya  didokumentasi  dan  mudah  disebarluaskan.
Awalnya  hanya  berupa  tulisan-tulisan  lepas  untuk  dibaca  dikalangan  sendiri. Kemudian pada September 1999, seorang rekannya berinisiatif untuk membentuk
milis “Dzikrullah” di internet yang merupakan forum tanya jawab kajian hakikat. Pada  tahun  2000  telah  beredar  Buku,  Lagu  Realigi  dan  DVD  pelatihan  shalat
khusyu, setelah terlebih  dahulu  diterbitkan lewat  media internet  milis.  Melalui milis  ini  tulisan  beliau  menyeb
ar  dengan  cepat,  sampai  akhirnya  jama’ah Dzikrullah  tersebut  hampir  diseluruh  Indonesia  bahkan  di  luar  negeri,  sementara
Halaqah kelompok dzikir terus bertambah. Pada  tahun  2002  diterbitkan  buku  pertama  berjudul  “Allah  Menyambut
Shalatku”.  Dilanjutkan  buku  kedua  yang  berjudul  “Berguru  Kepada  Allah” ditahun  yang  sama.  Judul  buku  karya  Ustadz  Abu  Sangkan  yang  lain,  seperti:
Shalat  Khusyu  Itu  Indah,  Energi  Cahaya  Ilahi,  Demi  Cinta,  Pelatihan  Shalat Khusyu,  Abu  Sangkan  Menjawab,  Membuka  Ruang  Spritual,  Spritual  Salah
Kaprah  dan  buku  lainnya.  Buku-buku  tersebut  merupakan  rangkaian  pemikiran beliau,  baik  yang  disampaikan  pada  milis  dzikrullah,  indahnya  shalat  di  Metro
TV maupun pelatihan shalat khusyu.
2
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Abu Sangkan, Bekasi 15 Januari 2011.
Kegiatan  dakwah  Ustadz  Abu  Sangkan  lainnya  selain  menulis  buku  dan mengadakan pelatihan shalat khusyu adalah sebagai berikut:
  Ketua di masjid Al-Huda   Pembina milis Dzikrullah
  Pembina tour haji dan umrah   Pengelola warung makan
Beberapa kegiatan  yang penulis rangkumkan di atas, merupakan aktivitas beliau di Yayasan Shalat Center, namun aktivitas di luar shalat center antara lain:
  Pengisi  acara  Ensiklopedia  Islam  indahnya  shalat  di  Metro  TV  di bulan Ramadhan
   Membuat album realigi rahmat alam semesta, sang sabda   Melukis dan kaligrafi
Aktivitas dakwah beliau cukup luas, hal itu dibuktikan dengan jam terbang beliau ke berbagai daerah di tanah air maupun di luar negeri.
B. YAYASAN SHALAT CENTER