Kecermatan Keseksamaan Lineritas Metode Validasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta suatu formulasi, variabel kontrol proses dan untuk melihat pengaruh perubahan formulasi Raini, 2010. Untuk uji disolusi ada 2 macam alat yang pertama yaitu jenis alat uji disolusi dengan pengaduk bentuk keranjang dan yang kedua pengaduk bentuk dayung yaitu: - Alat 1 Yaitu tipe pengaduk bentuk keranjang yang mana disini terdiri dari sebuah wadah tertutup yang terbuat dari kaca atu bahan yang transparan suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang berbentuk silendir, wadah tercelup sebagian didalam tangkas air yang sesuai berukuran dan bisa mempertahankan suhu dalam wadah 37 ± 0,5 selama pengujian berlangsung dan menjaga gerakan air dalam tangkas halus dan tetap FI,1V 1995. - Alat 2 Yaitu tipe pengaduk bentuk dayung alat ini sama seperti alat yang no1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai pengaduk F1, 1V 1995. Untuk media disolusi seperti yang tertera pada masing-masing monografi ke dalam wadah, pasang alat, dan biarkan media disolusi hingga suhu wadah 37 ± 0,5 dan angkat termometer, dan untuk pH sudah tertera di masing-masing monografi, dan kriteria penerimaan uji disolusi ini yaitu : 1. Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q+5 2. Rata-rata dari 12 S 1 +S adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15 3. Rata-rata dari 24 unit S 1 +S 2 +S 3 adalah sama dengan atau lebih dari Q

2.5. Metode Validasi

Validasi metode adalah suatu tindakan penelitian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaanya Harmita, 2006.

2.5.1. Kecermatan

Kecermatan adalah kedekatan hasil penetapan yang diperoleh dengan hasil sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai hasil perolehan kembali dari analit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditambahkan. Syarat akurasi yang baik : 98 – 102 , untuk sampel hayati biologisnabati : ± 10 perolehan kembali × 100 Dianjurkan untuk melakukan penentuan akurasi dengan 5 lima konsentrasi berbeda 80 – 120 yaitu 80, 90, 100, 110 dan 120 Harmita, 2006.

2.5.2. Keseksamaan

Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen, keseksamaan diukur sebagai simpangan baku relatif koefisien variasi. Keseksamaan dapat dinyatakan sebagai keterulangan repeatability atau ketertiruan reproducibility. Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan simpangan baku relatif atau koefiesien variasi 2 atau kurang. Keseksamaan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: a. Hasil analisis adalah X1,X2,X3,X4.......................... Xn Maka simpangan bakunya adalah: SD b. Simpangan baku relatif atau koefisien variasi KV adalah : KV Harmita, 2006.

2.5.3. Lineritas

Lineritas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan transfortasi matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan dan lineritas yang dapat diterima. Dalam praktik, digunakan satu seri larutan yang berbeda konsentrasinya antara 50-150 kadar analit dalam sampel. Didalam pustaka, sering ditemukan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta rentang konsentrasi yang digunakan antara 0-200, jumlah sampel yang dianalisis sekurang-kurangnya delapan buah sampel blanko. Sebagai parameter adanya hubungan linier digunakan koefisien korelasi r pada analisis regresi linier Y:a+bx, hubungan linear yang ideal dicapai jika nilai b:0 dan r : +1 atau -1 bergantung pada arah garis, sedangkan nilai a menunjukkan kepekaan analisis terutama instrumen yang digunakan, parameter lain yang harus dihitung adalah simpangan baku residual Sy. SY Di mana Y 1 : a+bx SX O Sx o : standar deviasi dari fungsi Syarat Kelineritas Garis: a. Koefisien Korelasir r ≥ 0,λλλ0 b. Jumlah kuadrat sisa masing-masing titik temu r i mendekati no o r i 2 sekecil mungkin : 0 r i : y 1 – b x i+a c. Koefisien fungsi regresiV XO V XO ≤ 2,0 sediaan farmasi ≤ 5,0 sediaan biologi Harmita, 2006.

2.5.4. Batas Kuantitas LOQ ,dan batas deteksi LOD