UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.2. Penetapan Komposisi Fase Gerak
Dilakukan penetapan komposisi fase gerak, dengan tujuan memilih perbandingan konsentrasi yang baik untuk fase gerak. Kromatografi cair kinerja
tinggi dengan kolom dionex C18 dengan kecepatan alir 1 mlmenit, panjang gelombang yang digunakan yaitu 283 nm, dan volume penyuntikan 20 L
Komposisi fase gerak semula terdiri dari asetonitril : buffer phosphat monosodium phosphat monohidrat, adjust asam phosphat pH 3,0 60:40 pada
konsentrasi ini waktu retensi 3,542 peak yang dihasilkan belum bagus dan pada konsentrasi 70:30 dengan komposisi yang sama yaitu asetonitril : buffer
phosphat monosodium phosphat monohidrat, adjust asam phosphat pH 3,0 dengan waktu retensi 3.303 peak yang dihasilkan juga masih landai, dan
selanjutnya pada konsentrasi 75:25 memberikan waktu retensi 2,435 dan hasil optimasi ini memberikan data kromatogram yang bagus, yaitu pada konsentrasi
75:25, dan yang terpilih sebagai fase gerak yaitu pada konsentrasi 75:25 dengan waktu retensi 2,435. Data gambar spektrum selengkapnya terlihat pada lampiran
2. Gambar 6.2-6.4.
4.2. Validasi Metode
Dilakukan validasi metode dengan tujuan untuk memastikan bahwa metode tersebut akurat dan dapat digunakan sebagai metode penetapan kadar secara in
vitro. Parameter validasi yang dilakukan meliputi liniearitas, limit deteksi dan limit kuantitasi, akurasi, presisi.
4.2.1. Pembuatan Kurva dan Uji linearitas Tadalafil Kimia Farma
Uji ini dilakukan pada larutan standar Apotek Tadalafil dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50
gmL, dari uji ini didapat persamaan regresi linier dan koefisien korelasi r. Hasil uji diperoleh persamaan garis y =1.7821x + 0.8918
dan koefisien korelasi r 0.9999, kurva kalibrasi dari persamaan garis tersebut terdapat dalam gambar 4.2. data hasil percobaan selengkapnya tercantum pada
lampiran 3 gambar 6.5.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.2. Kurva Kalibrasi Tadalafil
4.2.2. Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Tadalafil Kimia Farma
Uji batas deteksi dan batas kuantitasi dilakukan untuk mengetahui batas deteksi dan batas kuantitasi terendah dari sampel yang masih dapat menghasilkan
data dengan akurasi dan presisi yang baik. Batas deteksi yang diperoleh dari hasil pengujian sebesar
0,58 gml dan batas kuantitasi 1,λ5 gml. Data mengenai uji batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dilihat pada tabel 4.1. dan data hasil
percobaan selengkapnya tercantum pada lampiran 4 pada tabel 6.3.
Tabel 4.1. Hasil uji batas deteksi, batas kuantitasi dan koefisien fungsi
Parameter Nilai
Simpangan Baku Residual S yx 0,35
Limit Deteksi LOD 0,59
gml Limit Kuantitasi LOQ
1,95 gml
4.2.3. Uji Akurasi
Uji akurasi dilakukan pada 3 konsentrasi sampel, yaitu pada 20 gmL, 30 gmL dan 40 gmL dilakukan sebanyak 3 kali untuk masing-masing
konsentrasi. Kemudian dihitung pula nilai perolehan kembali recovery
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan persyaratan 98-102 . Hasil uji rata-rata dapat dilihat pada tabel 4.2. dan data hasil percobaan selengkapnya tercantum pada lampiran 5 dalam tabel 6.5.
Table 4.2. Hasil uji akurasi
C
μgml Luas
Puncak mAUC
Rata-rata Luas Puncak
mAUC Rata-rata
Perolehan Kembali
20 36.722
36.438 36.541
36.568 100.09
30 54.823
54.162 53.983
54.323 99.93
40 73.462
72.234 71.705
72.467 100.40
Untuk hasil akurasi yang didapat semua memenuhi persyaratan 98-102 Harmita.2006.
4.2.4. Uji Presisi