Sistematika Penyajian Hasil Penelitian

54 regional, sedangkan dialek sosial diartikan sebagai variasi bahasa yang dipakai oleh penutur berdasarkan perbedaan daerah, status, ragam style, usia, gender, dan keetnisan.

1.8 Sistematika Penyajian Hasil Penelitian

Mula-mula akan dipaparkan gambaran umum daerah penelitian dalam bab IV yang memuat wilayah daerah penelitian, yakni Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, dan Kotamadya Tanjungbalai; sejarah daerah penelitian, yakni keberadaan etnik Melayu di Asahan, sejarah pemerintahan administratif Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, dan Kotamadya Tanjungbalai; hubungan etnik Melayu dengan etnik yang datang ke wilayah Asahan dan situasi kebahasaan, keadaan penduduk, dan keadaan bahasa. Uraian ini dipandang sebagai gambaran situasi kedaerahan yang multietnik, situasi kebahasaan, dan kesejarahan. Ketiganya dapat menunjang penentuan etnis yang diteliti dan pemahaman dalam kajian diakronis. Sistem segmental dua dialek Melayu di Asahan, yaitu dialek Tanjungbalai DTB dan dialek Batubara DBB, dan juga dua bahasa daerah yang menjadi objek penelitian, yaitu bahasa Batak BBT dan bahasa Jawa BJW diuraikan terlebih dahulu dengan ancangan generatif karena dipandang sebagai dasar tumpuan bagi inti pokok yang akan dipaparkan dalam bab-bab analisis selanjutnya. Dengan berpijak pada pola dan sistem segmental yang ditetapkan, Universitas Sumatera Utara 55 bunyi-bunyi bahasa yang akan muncul dari tuturan akan dibandingkan dengan pembandingnya, yaitu DTB, DBB, BBT, dan BJW apakah berbeda atau sama. Bagian inti, yaitu bab VI sampai VIII, berturut-turut memaparkan analisis variasi dialek Melayu di Asahan akibat konvergensi dan divergensi. Analisis ini memuat proses terjadinya variasi bahasa; akomodasi dalam percakapan antarpenutur; variasi dialek-dialek Melayu di Asahan akibat adanya konvergensi dan divergensi. Selanjutnya, dipaparkan faktor penyebab konvergensi dan divergensi, yaitu faktor intralinguistik dan faktor ekstralinguistik. Berbagai proses fonologis yang merupakan analisis intalinguistik dipaparkan secara rinci, sehingga ditemukan beberapa proses penting. Faktor eksternal diuraikan beserta contoh-contohnya. Selanjutnya, analisis konvergensi dan divergensi dipaparkan dari sudut pandang diakronis, yaitu adanya bentuk inovatif dan konservatif. Ketiga bab ini, masing-masing diakhiri dengan simpulan. Selanjutnya, setiap temuan yang diperoleh dalam analisis mulai dari bab V sampai dengan bab VIII dirumuskan kembali dalam bab penutup. Bab ini berisi temuan dan simpulan bab XI. Sebagai pelengkap uraian, disertakan pula lampiran setelah daftar kepustakaan. Adapun singkatan-singkatan dan lambang-lambang yang dipergunakan untuk menuliskan kaidah secara formal didaftarkan sesudah daftar isi. Universitas Sumatera Utara 56

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengantar

Dalam kajian pustaka ini diuraikan penelitian yang terkait dengan disertasi ini. Konsep dasar yang digunakan dalam menganalisis konvergensi dan divergensi ini adalah konsep konvergensi dan divergensi, konsep variasi bahasa, konsep pemahahaman timbal balik mutual intelligibility, konsep ciri pembeda, konsep korespondensi dan variasi, dan konsep inovasi dan retensi. Selanjutnya, kerangka teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori dialektologi generatif, akomodasi, migrasi bahasa, dan linguistik historis komparatif.

2.2 Penelitian yang Terkait

Beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan teori akomodasi dan yang mengkaji masalah konvergensi dan divergensi linguistik, antara lain Giles dkk, Masinambow, Thakerar, Platt dkk, Trudgill, dan peneliti lainnya yang mengkaji masalah yang mirip. H. Giles, Donald M. Taylor dan Richard Bourhis 1973 dalam “Towards a Theory of Interpersonal Accommodation through Language: Some Canadian Data” menyimpulkan bahwa terdapat empat belas kategori akomodasi tutur dalam penutur English-Canadian EC dalam bentuk pesan-pesan yang direkam. Keempatbelas kategori ini terjadi dalam empat kondisi, yaitu Nonfluent English, Universitas Sumatera Utara