Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian

45 dalam frekuensi yang cukup tinggi band. Dhanawaty 2002: 2. Selain adanya upaya penyesuaian bahasa antarketiga kelompok penutur bahasa itu Batak, Jawa, dan Melayu, etnis Batak dan Jawa tetap menggunakan bahasanya dalam pergaulan intraetnis. Selain itu, bahasa Indonesia tetap dipergunakan dalam pergaulan sosial antaretnis. Ini menunjukkan bahwa bahasa Melayu di Asahan dipakai secara berdampingan dengan bahasa Indonesia dan juga dengan bahasa etnis lain. Fenomena di atas mengindikasikan bahwa masyarakat penutur bahasa Batak dan bahasa Jawa di Asahan berusaha menyesuaikan tuturannya dengan penutur Melayu di daerah tersebut. Artinya, telah terjadi akomodasi bahasadialek di Asahan. Adanya usaha penutur menyesuaikan tuturannya saat berinteraksi memberi dampak munculnya variasi bahasadialek di Asahan. Variasi yang muncul saat mereka berinteraksi diduga akan mendorong munculnya dialek baru di Asahan. Sejauhmana hubungan variasi bahasa yang muncul dibandingkan dengan dialek Melayu yang ada di Asahan tersebut akan dideskripsikan dalam penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Masyarakat di Asahan yang terdiri atas berbagai etnis dan latar belakang sejarah yang berbeda sangat memungkinkan mendorong terjadinya variasi dialek Melayu di Asahan. Selain itu, kecenderungan seseorang yang berbeda dialek Universitas Sumatera Utara 46 mengakomodasikan tuturannya ketika berinteraksi akan terjadi konvergensi tuturan atau divergensi tuturan. Kenyataan ini diidentifikasikan untuk merumuskan variasi dialek yang muncul selain dialek Melayu yang ada di Asahan. Konvergensi dan divergensi dalam interaksi antardialek di Asahan akan menghasilkan berbagai wujud yang memungkinkan, misalnya wujud fonologis atau leksikon. Wujud-wujud ini ada yang disesuaikan dengan mitra tuturnya dan ada pula yang tetap dipertahankan, bahkan ada pula yang dimodifikasi antara tuturannya dengan tuturan mitra tuturnya. Dalam hal ini yang disoroti adalah tuturan yang dihasilkan oleh para penutur yang berbeda etnis yang datang menetap di Asahan, yaitu etnis Batak dan Jawa—yang merupakan etnis mayoritas di Asahan selain entik Melayu—ketika berinteraksi. Tuturan-tuturan yang merupakan modifikasi antara dua bahasadialek akan menimbulkan variasi dialek baru di Asahan. Adanya bentuk baru ini dianalisis sejauhmana kemiripannya dengan dialek-dialek yang ada di Asahan. Dalam upaya ini penelusuran dokumen diperhitungkan pula tertutama kajian yang bersifat diakronis. Dari fenomena di atas masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sistem segmental dialek-dialek di Asahan? 2. Bagaimana variasi dialek yang muncul di Asahan akibat adanya konvergensi dan divergensi? 3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya konvergensi dan divergensi dalam dialek-dialek Melayu di Asahan? Universitas Sumatera Utara 47 4. Variasi mana yang merupakan bentuk yang inovatif dan mana yang konservatif bila dikaitkan dengan bahasa Proto Melayu?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan sistem segmental dialek-dialek di Asahan. 2. Mendeskripsikan variasi dialek yang muncul di Asahan akibat adanya konvergensi dan divergensi. 3. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konvergensi dan divergensi dalam dialek-dialek Melayu di Asahan. 4. Mendeskripsikan bentuk inovatif dan konservatif dalam dialek-dialek Melayu Asahan.

1.4 Manfaat Penelitian