4. Penonton Televisi sebagai Audience
Pada  awalnya,  sebelum  media  massa  ada,  audiens  adalah sekumpulan  penonton  drama,  permainan  dan  tontonan.  Setelah  ada
kegiatan komunikasi massa, audiens sering diartikan sebagai penerima pesan-pesan media massa.
Audience  sebagai  kumpulan.  Kumpulan  inilah  yang  disebut sebagai  audience  dalam  bentuknya  yang  paling  dikenali  dan  versi
yang  diterapkan  dalam  hampir  seluruh  penelitian  media  itu  sendiri. Fokusnya  pada  jumlah-jumlah  total  orang  yang  dapat  dijangkau  oleh
‘satuan  isi’  media  tertentu  dan  jumlah  orang  dalam  karakteristik demografi  tertentu  yang  penting  bagi  pengirim.  Clause  1968  telah
menunjukan  beberapa  kerumitan  untuk  membedakan  berbagai  kadar keikutsertaan  dan  keterlibatan  audience.  Audiens  yang  pertama  dan
terbesar  adalah  populasi  yang  tersedia  untuk  menerima  ‘tawaran’ komunikasi tertentu. Dengan demikian, semua yang memiliki pesawat
televisi  adalah  audiens  televisi  dalam  artian  tertentu.  Kedua,  terdapat audience  yang benar-benar menerima hal-hal yang ditawarkan dengan
kabar  yang  berbeda-beda  ,  pemirsa  televisi  regular,  pembeli  surat kabar  dan  lain  sebaginya.  Ketiga,  ada  bagian  audience  sebenarnya
yang  mencatat  penerimaan  isi  dan  akhirnya  masih  ada  bagian  lebih kecil  yang  ‘mengendapkan  hal-hal  yang  ditawarkan  dan  diterima.
Clause  mengemukakan  hal  ini  dengan  mengacu  pada  serangkaian penyusutan,  dari  populasi  masyarakat  secara  menyeluruh,  kemudian
public  potensialbagi  suatau  pesan,  hingga  public  efektif  yang  benar- benar  mengikutt,  sampai  dengan  public  pesan  tertentu,  dan  akhinya
public yang benar-benar terpengaruh oleh komunikasi Mc Quail, 203. Audience  dipandang  memiliki  signifikasi  rangkap  bagi  media,
sebagai perangkat calon konsumen produk dan sebagai audience jenis iklan  tertentu,  yang  merupakan  sumber  pendapatan  media  penting
lainnya.  Dengan  demikian,  pasar  bagi  produk  media  juga  mungkin merupakan  pasar  bagi  produk  lainnya,  untuk  mana  media  akan
menjadi wahana iklan dan sarana pengantar calon pelanggan produksi lain.  Meskipun  media  komersial  perlu  memandang  audiencenya
sebagai pasar dalam kedua ati itudan adakalanya  mencirikan audience tertentu  dalam  hubungannya  dengan  gaya  hidup  dan  pola  konsumsi,
ada  sejumlah  konsekuensi  pendekatan  ini  terhadap  cara  memandang audience.  Dapat  didefenisikan  audience  sebagai  pasar,  sebagai
kumpulan  calon  konsumen  dengan  profil  sosial-ekonomi  yang diketahui  merupakan  sasaran  medium  atau  pesan.  Dalam  pemikiran
pasar,  ada  juga  perhatian  terhadap  selera  dan  proferensi  budaya  dan terhadap jumlah atau criteria sosial budaya semata Mc Quail, 205-206.
Karakteristik Audience
Audience  memiliki  karakteristik  sebagaimana  yang  ada  pada konsep  massa,  namun  lebih  spesifik  tertuju  pada  suatu  media  massa.
Jadi, karakteristik audience menurut Hiebert dan Kawan-kawan dalam Nurudin 2007:105-106, adalah :
a.  Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi  pengalaman  dan  dipengaruhi  oleh  hubungan  sosial  antar
mereka.  Individu-individu  tersebut  memilih  produk  media  yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran.
b.  Audience  cenderung  besar.  Besar  disini  berarti  tersebar keberbagai  wilayah  jangkauan  sasaran  komunikasi  massa.
Meskipun  begitu,  ukuran  luas  ini  sifatnya  bisa  menjadi  relatif. Sebab,  ada  media  tertentu  yang  khalayaknya  mencapai  ribuan,
ada  yang  mencapai  jutaan.  Baik  ribuan  atau  jutaan  itu  tetap  bisa disebut audience meskipun jumlahnya berbeda. Tetapi perbedaan
ini  bukan  sesuatu  yang  prinsip.  Jadi,  tidak  ada  ukuran  pasti tentang luasnya audience ini.
c.  Audience  cenderung  heterogen.  Mereka  berasal  dari  berbagai lapisan  dan  kategori  sosial.  Beberapa  media  tertentu  punya
sasaran, tetapi heteroginitasnya juga tetap ada. d.  Audience  cenderung  anonim,  yakni  tidak  mengenal  satu  sama  lain.
Bagaimana mungkin audience bisa bisa mengenal  khalayak televisi yang  jumlahnya  jutaan.  Tidak  mengenal  tersebut  tidak  ditekankan
satu kasus persatu kasus tetapi meliputi semua audience. e.  Audience  secara  fisik  dipisahkan  dari  komunikator.  Anda  berada
di Yogyakarta  yang sedang menikmati acara stasiun televisi  yang disiarkan  dari  Jakarta.  Bukankah  ia  dipisahkan  dengan  jarak
ratusan kilometer, dapat juga dikatakan audience  dipisahkan oleh ruang dan waktu.
Menurut Nurudin dalam bukunya, ada beberapa teori komunikasi massa  yang  membahas  tentang  audience  seperti  yang  pernah
dikemukakan  oleh  Melvin  De  Fleur  dan  Sandra  Ball  1988 diantaranya  Teori  Individual  Differences  Perspective  yang  secara
khusus  menggambarkan  perilaku  audience.  Proses  ini  berlangsung berdasarkan  ide  dasar  dari  stimulus-response.  Disini  tidak  ada
audience  yang  relatif  sama,  pengaruh  media  massa  pada  individu berbeda  dan  tergantung  pada  kondisi  psikologi  individu  yang  berasal
dari pengalaman masa lalunya. Adapula Teori Categories Perspective, teori  ini  mengambil  posisi  bahwa  ada  perkumpulan  sosial  pada
masyarakat  yang  didasarkan  pada  karakteristik  umum  seperti  jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan, kesempatan, dan seterusnya
5. Motif Pemirsa Menggunakan Televisi untuk Pemuas Kebutuhan