tayangan stand up comedy indonesia, penonton memiliki motif dan alasan yang berbeda-beda untuk memuaskan kebutuhan
mereka. Hal ini karena orang secara aktif mencari media tertentu dan isi tertentu untuk menghasilkan kepuasan tertentu. Orang
aktif karena mereka mampu untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai jenis media untuk mencapai tujuan komunikasi Richard
Wes, 2008 : 101.
McQuail, Blumler, Brown 1972 menyatakan bahwa “pengguna media dapat dikategorikan dalam empat pembagian
dasar : pengalihan perhatian, hubungan personal, identitas personal, dan pengawasan. Diantara kategori yang diidentifikasi
oleh individu-individu adalah kebutuhan yang dihubungkan dengan memperoleh informasi atau pengetahuan, kesenangan,
status, memperkuat hubungan, dan pelarian.”
7. Motif Menonton
Pengertian motif merujuk pada pendapat Sperling 1982:187 yaitu motif merupakan suatu kecenderungan untuk melakukan aktifitas,
yang berasal dari dorongan dalam diri drive dan diakhiri dengan penyesuain diri dimana penyesuain ini dikatakan untuk memuaskan
motif.
Menurut McQuail dkk, kebutuhan berasal dari “pengalaman sosial” dan media massa terkadang dapat membantu membangkitkan
khalayak terhadap kesadaran akan kebutuhan tertentu yang
berhubungan dengan situasi sosialnya. Informasi atau hiburan bukan sebagai sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang, melainkan sebagai
sesuatu yang digunakan untuk memuaskan suatu kebutuhan atau hasrat pribadi yang dalam motif timbul karena adanya motivasi.
Motivasi adalah pernyataan dari dalam berupa gerakan yang yang berhubungan dengan tingkah laku yang sering muncul sebelum
bertingkah laku, hubungan motivasi dan tingkah laku berdekatan. Konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat
diklasifikasikan sebagi berikut : 1 Seseorang senang terhadap sesuatu, apabila ia dapat
mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk melakukan kegiatan itu.
2 Apabila orang merasa yakin mampu mengahadapi tantangan maka biasanya orang terdorong melakukan
kegiatan tersebut. Sumber utama munculnya motif adalah dari rangsangan
stimulus perbedaan situasi sekarang dan situasi yang akan datang, sehingga tanda perubahan tersebut tampak pada
adanya perbedaan afektif munculnya motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan. Dapat disimpulakan bahwa
motif adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingakah laku.
Motif-motif menonton televisi berpegang pada asumsi teori “Uses and gratifications”. Teori ini merupakan pergeseran fokus
dari tujuan komunikator ke tujuan komunikan. Teori ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam melayani khalayak.
“ teori uses and gratification menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap
dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya ialah pada
khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Dalam asumsi ini menurut bumler
1979 tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna utility, konsumsi media diarahkan oleh motif intentionally, dan
perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi selectivity, dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu
stubborn dalam Rahmat, 2005 : 65 Menurut pendirinya, Elihu Kattz, Jay G. Blumler, Michael
Gurevitch, uses and gratification meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media
massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan atau keterlibatan pada kegiatan lain , dan
menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak diinginkan. Mereka juga
merumuskan asumsi-asumsi dasar teori ini rahmat,2003:205 :
1 Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
Dewasa ini penerima komunikasi massa semakin dianggap sebagai khalayak aktif. Schramm dan Roberts 1987
melukiskan mengenai khlayak komuniaksi massa ini bahwa : “ suatu khalayak yanga sangat aktif mencari apa yang
meraka inginkan, menolak lebih banyak isi media daripada menerimanya,
berinteraksi dengan
anggota-anggota kelompok yang mereka masuki dengan isi media yang
mereka terima, dan sering menguji pesan media dengan membicarakannya
dengan orang-orang
lain atau
membandingkannya dengan isi media lainnya”. dalam Mulyana, 2001 :209
2 Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuas kebutuhan dengan pemilihan media
terletak pada khalayak. 3 Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber yang
lain untuk memuaskan kebutuhannya. 4 Banyak tujuan pemilihan media massa disimpuakan dari
data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang yang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan
dan motif pada situasi tertentu.
5 Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus di tangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi
khalayaknya. Katz dan kawan-kawan 1974 dan Dennis McQuail 1975
menggambarkan logika yang mendasari penelitian terhadap Uses and Gratification.
Table 1.2 Model “Uses and Gratification”
Faktor sosial psikologis
Menimbulkan 1
Kebutuhan yang
melahirkan 2
Harapan- harapan
terhadap media massa
atau sumber lain
yang mengarah
pada 3-4 Berbagai Pola
Penghadapan Media 5
Menghasilkan gratifikasi
kebutuhan 6
Konsekuensi lain
yang tidak
diinginkan 7
Teori Uses and Gratification menghubungkan kepuasan akan kebutuhan pada pilihan terhadap sebuah media yang berada ditangan
khalayak, karena orang adalah agen yang aktif, sehingga mereka mengambil inisiatif. Motif menonton tayangan stand up comedy Indonesia di Kompas tv
ketika mereka ingin mendapatkan informasi sekaligus hiburan . Secara lebih konkrit, model Uses and Gratification adalah meneliti tentang asal mula
kebutuhan secara psikologis dan sosial yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain yang berlainan atau keterlibatan
pada kegiatan lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat- akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan Katz, Blumler
Gurevitch 1974 dalam Jalaludin 1989:197. Selain bagan diatas, bagan Rakhmat dibawah ini juga dapat membantu
untuk memahami pendekatan uses and gratifications :
Gambar 1.2 Model “Uses and Gratification” Rakhmat
Anteseden Motif Penggunaan Efek Media
- Variabel Individu - Kognitif
- Hubungan - Kepuasan
- Variabel - Diversi - Macam
- Pengetahuan Lingkungan
- Personal identity - Hubungan isi - Dependensi
Dengan kata lain, teori Uses and Gratification menjelaskan tentang khalayak yang pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan
motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Apabila motif dapat terpenuhi maka kebutuhan khalayak juga akan
terpenuhi. Oleh karena itu khalayak secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya, khalayak dengan aktif dan selektif
menerima terpaan dari media massa yang sampai kepadanya, akan tetapi khalayak tidak begitu saja menerima semua terpaan yang sampai.
Berkaitan dengan judul Motif Mahasiswa Menonton Tayangan Stand Up Comedy Indonesia di Kompas TV dan dengan penjelasan teori
diatas, maka peneliti dapat berkesimpulan bahwa ketika khayalak mempunyai keinginan menonton Stand Up Comedy Indonesia, sebenarnya
keinginan tersebut muncul karena didasari adanya suatu motif-motif tertentu. Karena adanya berbagai macam motif itulah, maka khalayak
merasa dipuaskan oleh Tayangan Stand Up Comedy Indonesia tersebut. Sehingga kebutuhan mereka akan terpenuhi.
E. Defenisi Konseptual
Definisi konseptual adalah batasan tentang pengertian yang diberikan peneliti terhadap variabel-variabel konsep yang hendak diukur, diteliti
dan digali datanya Hamidi, 2010:141. Motif
Motif merupakan sesuatu yang ada pada diri individu yang menggerakkan atau membangkitkan sehingga individu itu berbuat sesuatu.
Motif timbul karena adanya kebutuhan, kebutuhan dapat dipandang sebagai kekurangan adanya sesuatu, dan ini menuntut segera
pemenuhannya, agar segera mendapatkan keseimbangan. Berikut ini adalah macam-macam motif berdasarkan beberapa ahli
komunikasi: 1. Menurut Katz, Gurevicth dan Haas 1974 dalam Rakhmat 2007:66,
mereka membagi macam-macam motif menjadi :
a Motif Unifungsional hasrat melarikan diri, kontak sosial, atau bermain
b Motif Bifungsional informasi-edukasi, fantastistescapist, atau gratifikasi segera-tertangguhkan, empat-fungsional diversi,
hubungan personal, identitas personal, dan surveillance; atau surveillance,
korelasi, hiburan,
transmisi budaya,
dan multifungsional.
2. Menurut Blumler dalam Rakhmat 2006:66, motif ada 3 orientasi yaitu:
a Orientasi kognitif kebutuhan bukan informasi, surveillance, atau eksplorasi realitas.
b Diversi kebutuhan akan pelepasan sari tekanan dan kebutuhan akan hiburan.
c Identitas personal yakni, “menggunakan isi media untuk memperkuatmenonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan
atau situasi khalayak sendiri”. 3. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis-jenis motif yang
dijabarkan dalam Nurudin 2007:194-195, yaitu: a Motif Kognitif
Yaitu motif kebutuhan yang berhubungan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan.
b Motif Afektif Yaitu motif yang berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.
c Motif Integrasi Sosial Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak
dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.
d Motif Integrasi Personal Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas,
kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Hal itu bisa diperoleh dari hasrat akan harga diri.
e Motif Pelepasan Ketegangan Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan
tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.
F. Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur Hamidi, 2010:142. Berikut ini adalah penjelasan indikator-
indikator dari motif mahasiswa menonton tayangan Stand Up Comedy Indonesia di Kompas TV berdasarkan motif kognitif, afektif, integrasi
personal, integrasi sosial dan motif pelepasan ketegangan, yaitu:
1. Motif Kognitif, adalah kebutuhan akan informasi. Indikatornya : a Dalam menonton stand up comedy responden mendapatkan
informasi tentang comic pendatang baru dan master-master comic yang belum pernah responden ketahui.
b Responden berharap mendapat informasi tentang history comic yang disuguhkan dalam tayangan stand up comedy indonesia.
c Setelah menonton tayangan stand up comedy indonesia, secara tidak sadar responden akan mendapatkan informasi cara menjadi
comic dan dari mana asal comic-comic tersebut. 2. Motif Afektif, berhubungan dengan sesuatu yang menyenangkan dan
emosional. Ketika menonton stand up comedy indonesia, responden akan mulai mendapatkan kesenangan dalam menonton tayangan stand
up comedy indonesia tersebut. 3. Integrasi sosial atau kontak social
Kebutuhan yang berkaitan dengan keluarga, teman dan dunia indikatornya :
a. Ketika menonton tayangan stand up comedy indonesia, responden dapat menjalin suatu keakraban bersama teman atau keluarga
dengan cara menonton bersama. b. Responden mahasiswa berharap dapat menemukan bahan
percakapan ketika menonton tayangan stand up comedy indonesia.
c. Setelah menonton tayangan stand up comedy indonesia, responden berharap dapat bertukar informasi cerita seputar comic
idolanya dengan orang lain. 4. Motif integrasi personal
Saat menonton tayangan stand up comedy saya berharap dapat bisa mengeksplorasi semua potensi, kemampuan, bakat, citra diri,
kepercayaan diri dan nilai-nilai positif yang dimiliki comic untuk dijadikan acuan dalam berperilaku bersikap dilingkungan masyarakat
dengan baik. Karena umumnya para penonton tayangan stand up comedy indonesia mencari nilai-nilai pribadi mereka sesama penonton.
5. Motif pelepas ketegangan Suatu motif yang didasarkan pada suatu permasalahan untuk
melepaskan penat karena permasalahan yang dihadapi sehari-hari. a. Saat menonton tayangan stand up comedy indonesia, responden
dapat melepaskan diri dari rasa stress setelah bekerja seharian. b. Responden dapat bersantai dan mengisi waktu luang ketika
menonton tayangan stand up comedy indonesia.
G. Metode Penelitian
Dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian dengan metode survey. Umar 2002 : 42 menyebutkan bahwa metode survey
adalah riset yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta tentang gejala-
gejala atas permasalahan yang timbul.
Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah bukan buatan, tetapi peneliti melakukan perlakuan
dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuisioner, test, wawancara, terstuktur dan sebagainya. Sugiyono, 2009 : 6.
1. Pendekatan Penelitian