Penggolongan Perusahaan-Perusahaan Industri Pariwisata

k. Jasa pramuwisata; l. Wisata tirta; dan m. Spa. Berbagai macam usaha ini secara bersama-sama menghasilkan produk- produk maupun jasa-jasalayanan-layanan yang nantinya secara langsung atau tak langsung akan dibutuhkan oleh para wisatawan. kebebasan melakukan perjalanan dan memanfaatkan waktu luang dalam wujud berwisata merupakan bagian dari hak asasi manusia. Maka keberadaan perusahaan pariwisata ini baik secara langsung maupun tak langsung akan menunjang kelancaran kegiatan wisata. 2.2 Sektor Prioritas 2.2.1 Pengertian Sektor Prioritas Suatu perencanaan pembangunan ekonomi diperlukan penentuan prioritas kegiatan diantara sektor-sektor perekonomian. Pada dasarnya, masing-masing sektor tidak berdiri sendiri melainkan saling berkaitan. Kemajuan suatu sektor tidak akan terlepas dari dukungan yang diberikan oleh sektor lainnya. keterkaitan antar sektor ini dapat dimanfaatkan untuk memajukan seluruh sektor yang terdapat dalam perekonomian. melihat keterkaitan antar sektor dan memperhatikan efisiensi serta efektivitas yang hendak dicapai dalam pembangunan, maka sektor yang mempunyai keterkaitan tinggi dengan banyak sektor pada dasarnya merupakan sektor yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Konsep dan pengertian sektor prioritas dapat dilihat dari dua sisi yaitu penawaran dan permintaan 25 . Dilihat dari sisi penawaran, sektor prioritas merupakan sektor yang paling unggul pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi, dan sosial ekonomi disuatu wilayah tertentu, sedangkan dari sisi permintaan, sektor prioritas merupakan sektor yang mempunyai permintaan yang kuat baik untuk pasar domestik maupun pasar internasional. 25 Syafa’at, Nizwar dan Supena Friyatno. 2000. Analisis Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kesempatan Kerja dan Identifikasi Komoditas Andalan Sektor Pertanian di Wilayah Sulawesi: Pendekatan Input Output. Jurnal. Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol XLVIII No 4, hlm. 61 Prospek pertumbuhan produk di sektor prioritas sangatlah penting, selain dapat berpengaruh kepada proyeksi kesempatan kerja untuk satu periode dimasa yang akan datang pada sektor itu sendiri maupun yang lain. Kondisi ini menyebabkan perlunya campur tangan pemerintah guna menitikberatkan program pembangunan pada sektor yang berpotensi untuk dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak 26 . Prioritas tersebut diharapkan dapat memperluas kesempatan kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran yang cederung semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah angkatan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.2.2 Sektor Prioritas Integrasi

Sektor prioritas integrasi Priority Integration Sector PIS adalah sektor- sektor yang dianggap strategis untuk diliberalisassikan menuju pasar tunggal dan berbasis produksi 27 . Para Menteri Ekonomi ASEAN dalam special Informal AEM meeting, tanggal 12-13 Juli 2013 di Jakarta menyepakati sebanyak 11 Sektor yang masuk kategori PIS. Selanjutnya, pada tanggal 8 Desember 2006 di Cebu, Filipina, para menteri ekonomi asean menyetujui penambahan sektor logistik sehingga jumlah PIS menjadi 12 sektor. Dalam proses meliberalisasikan seluruh sektor PIS tersebut, disepakati agar setiap negara anggota ASEAN bertindak sebagai koordinator untuk 12 sektor PIS tersebut. Keduabelas PIS tersebut di atas berada di bawah empat kesepakatan sebagai payung hukum PIS yaitu 28 : 1. ASEAN framework agreement for the integration of priority sectors, Viantiane, 29 November 2004; terdiri dari 11 sektor, phase ke-1 dimana setiap sektor dilengkapi dengan protocol, roadmap, coverage product dan negative list. 26 Arif Rahman Hakim dan Sri Subanti. Peran Sektor Ekonomi Prioritas Terhadap Kesempatan kerja Dan Pendapatan Di Indonesia Tahun 1995 - 2005 Analisis Input-Output . Dalam http:www.academia.edu7361028Peran_Sektor_Ekonomi_Prioritas_terhadap_Kesempatan_Kerj a_dan_Pendapatan_di_Indonesia_Thn_1995_sd_2005 di akses pada 2 April 2015. 27 Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. Op.cit, hlm.41 28 Ibid, hlm.42 2. ASEAN sectoral integration amendment protocol for priority sectors, Cebu,Philippines, 8 Desember 2006; menambahkan sektor logistik. 3. ASEAN framework amendment agreement for the integration of priority sectors, Cebu, Philippines, 8 Desember 2006; terdiri dari 12 sektor, phase ke-2 4. Protocol to Amend article 3 of the ASEAN Framework Amendment Agreement for the integration of priority sectors, Makati City, Philippines, 24 Agustus 2007; disepakati dan ditandatangani protocol untuk sektor logistik. Dua belas sektor tersebut terdiri atas tujuh sektor perdagangan barang dan lima sektor dalam bidang jasa. Sektor perdagangan barang mencakupi bidang pertanian, perikanan., industri karet, industri kayu, industri tekstil dan pakaian, otomotif, serta elektronik. Sementara itu, lima sektor perdagangan jasa mencakup bidang transportasi udara, e-ASEAN, kesehatan, pariwisata dan jasa logistik.

2.3 Asean Economic Comunity

Pada pertemuan puncak ASEAN di Bali Tahun 2003 para pemimpin ASEAN mendeklarasikan langkah-langkah awal menuju ASEAN Economic Community AEC yang direncanakan akan tercapai pada 2020. AEC adalah satu dari tiga pilar utama ASEAN Community terdiri dari ASEAN Security Community, Asean Economic Community, dan ASEAN Sosio-Cultural Community. AEC diharapkan akan menjadi dasar bagi perdagangan barang, jasa, investasi, teknologi dan sumberdaya manusia antar negara ASEAN 29 . AEC dibentuk sebagai reaksi ASEAN terhadap agresifitas Cina dan India yang sangat efektif dalam menarik investasi asing langsung. Disamping itu, Cina dan India yang berpenduduk lebih dari satu setengah milyar manusia jelas jauh lebih menarik investor daripada ASEAN 30 . AEC sangat diharapkan akan membuat ASEAN mampu menarik kembali arus investasi asing langsung yang mulai mengarah ke kedua negara raksasa tersebut. 29 Bambang Cipto. 2010. Hubungan Internasional di Asia Tenggara. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, hlm. 248 30 Ibid. Pada pertemuan menteri ekonomi ASEAN ASEAN Economic MinistersAEM ke 39 tahun 2007 disepakati mengenai naskah cetak biru Komunitas Ekonomi ASEAN beserta jadwal strategis yang mencakup inisiatif- inisiatif baru serta peta jalan yang jelas untuk mencapai pembentukan AEC tahun 2015 31 . Berkaitan dengan disepakatinya konsep cetak biru Komunitas Ekonomi ASEAN, pertemuan ke-39 AEM menyepakati peta jalan untuk integrasi sektor jasa logistik ASEAN Roadmap for ASEAN Integration of the Logistic Service Sektor sebagai sektor priorotas ke-12 untuk integrasi ASEAN dan untuk menandatangani protokol untuk mengamandemen pasal-3 perjanjian kerangka kerja ASEAN untuk sektor integritas prioritas Protocol to amend article 3 of the ASEAN Framework Agreement for the integration of the Priority sector 32 . Dua belas sektor priorotas yang dimaksud adalah prosuk-produk yang berbasis pertanian, perjalanan udara, otomotif, e-ASEAN, elektronik, perikanan, kesehatan, produk karet dan turunannya, tekstil, pariwisata, produk kayu, dan jasa logistik. Cetak biru AEC memuat empat kerangka kerjasama atau pilar AEC, yaitu 33 : a. ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja trampil dan aliran modal yang lebih bebas. b. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi, dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e- commerce. c. ASEAN sebagai kawasan dengan perkembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa 31 Dirjen Kerja Sama ASEAN . 2011. ASEAN Selayang Pandang. Jakarta : Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, hlm. 24 32 Ibid, hlm. 25 33 Bank Indonesia. .2008. Masyarakat Ekonomi Asean 2015 . Jakarta : PT Elex Media Komputindo, hlm. 15 integrasi ASEAN untuk negara-negara CLMV yang termuat dalam Initiative for ASEAN Integration. d. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian Global dengan elemen pendekatan koheren dengan ekonomi diluar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global. ASEAN sebagai pasar tunggal yang berbasis produksi internasional harus memiliki daya saing ekonomi yang tinggi, baik sebagai kawasan dalam kerangka persaingan dengan kawasannegara lain, maupun antar individu warga negara dari negara anggota ASEAN. Untuk itu, kesenjangan pembangunan ekonomi antar negara anggota harus diperkecil sehingga peluang pasar antar negara anggota ASEAN menjadi setara. Hal ini perlu dilakukan mengingat globalisasi dapat memperbesar kesenjangan pembangunan yang secara potensial dapat menciptakan kerenggangan dan memperlemah solidaritas ASEAN. Manfaat integrasi yang dirasakan oleh seluruh anggota akan menjamin integrasi ekonomi yang berkelanjutan. ASEAN sebagai basis produksi internasional, maka pasar ASEAN yang terintegrasi secara penuh dengan pasar global, menuntut pula koordinasi kebijakan eksternal antar negara anggota ASEAN 34 . Dalam rangka mewujudkan AEC pada tahun 2015, seluruh negara ASEAN harus melakukan liberalisasi perdaganan barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil secara bebas dan arus modal yang lebih bebas sebagaimana digariskan dalam kerangka kerja AEC. Hal ini guna mewujudkan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional. Harapannya agar negara-negara ASEAN tidak hanya menjadi negara konsumen namun juga dapat bersaing sebagai produsen di pasar internasional 35 .

2.3.1 Arus Bebas Barang

Arus bebas barang merupakan salah satu elemen utama AEC bluprint dalam mewujudkan AEC dengan kekuatan pasar tunggal dan berbasis produksi. Dengan 34 Ibid, hlm. 16 35 Dirjen Kerja Sama ASEAN . 2011. Op.Cit, hlm. 26