Cabang-cabang Industri Pariwisata Industri Pariwisata

usahanya adalah terdiri dari gabungan kedua kategori perusahaan yang tersebut di atas. 2. Perusahaan Pariwisata Sekunder Tak Langsung Perusahaan pariwisata sekunder tak langsung ini adalah tidak sepenuhnya tergantung pada wisatawan-wisatawan belaka, melainkan juga sebagian besar diperuntukan bagi masyarakat setempat. Namun demikian perusahaan yang termasuk dalam kategori ini juga memegang peranan yang penting dan perlu, terlebih lagi yang menyangkut usaha-usaha di bidang pangan Catering yaitu perusahaan-perusahaan yang kegiatannya mengadakan dan menyediakan makanan dan minuman seperti restoran, grill dan lainnya 24 . Termasuk kategori ini adalah perusahaan-perusahaan seperti: a. Perusahaan yang membuat kapal-kapal khusus untuk wisatawan seperti kapal pesiar Cruise Ship mobil-mobil wisatawan dan lainnya. b. Toko-toko pakaian, perhiasan wanita dan batu permata, alat-alat potret dan film dan lainnya. c. Toko binatu, tukang cukur, salon kecantikan dan sejenisnya. Sedangkan di dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomer 10 Tahun 2009 disebutkan bahwa usaha pariwisata meliputi, antara lain: a. Daya tarik wisata; b. Kawasan pariwisata; c. Jasa transportasi wisata; d. Jasa perjalanan wisata; e. Jasa makanan dan minuman; f. Penyediaan akomodasi; g. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; h. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; i. Jasa informasi pariwisata; j. Jasa konsultasi pariwisata; 24 Nyoman S. Pendit. 1986. Op.Cit, hlm. 83 k. Jasa pramuwisata; l. Wisata tirta; dan m. Spa. Berbagai macam usaha ini secara bersama-sama menghasilkan produk- produk maupun jasa-jasalayanan-layanan yang nantinya secara langsung atau tak langsung akan dibutuhkan oleh para wisatawan. kebebasan melakukan perjalanan dan memanfaatkan waktu luang dalam wujud berwisata merupakan bagian dari hak asasi manusia. Maka keberadaan perusahaan pariwisata ini baik secara langsung maupun tak langsung akan menunjang kelancaran kegiatan wisata. 2.2 Sektor Prioritas 2.2.1 Pengertian Sektor Prioritas Suatu perencanaan pembangunan ekonomi diperlukan penentuan prioritas kegiatan diantara sektor-sektor perekonomian. Pada dasarnya, masing-masing sektor tidak berdiri sendiri melainkan saling berkaitan. Kemajuan suatu sektor tidak akan terlepas dari dukungan yang diberikan oleh sektor lainnya. keterkaitan antar sektor ini dapat dimanfaatkan untuk memajukan seluruh sektor yang terdapat dalam perekonomian. melihat keterkaitan antar sektor dan memperhatikan efisiensi serta efektivitas yang hendak dicapai dalam pembangunan, maka sektor yang mempunyai keterkaitan tinggi dengan banyak sektor pada dasarnya merupakan sektor yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Konsep dan pengertian sektor prioritas dapat dilihat dari dua sisi yaitu penawaran dan permintaan 25 . Dilihat dari sisi penawaran, sektor prioritas merupakan sektor yang paling unggul pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi, dan sosial ekonomi disuatu wilayah tertentu, sedangkan dari sisi permintaan, sektor prioritas merupakan sektor yang mempunyai permintaan yang kuat baik untuk pasar domestik maupun pasar internasional. 25 Syafa’at, Nizwar dan Supena Friyatno. 2000. Analisis Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kesempatan Kerja dan Identifikasi Komoditas Andalan Sektor Pertanian di Wilayah Sulawesi: Pendekatan Input Output. Jurnal. Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol XLVIII No 4, hlm. 61