Arus Bebas Barang Asean Economic Comunity

4. Liberalisasi, bertujuan untuk mendorong liberalisassi ekonomi secara progresif. Dalam rangka mengamankan sensitifitasnya terhadap arus bebas investasi, negara anggota ASEAN sepakat mengidentifikasi dan menetapkan daftar reservasinya reservation list masing-masing dengan mengacu pada Temporary Exclusion List TEL dan sensitive list. Dengan adanya hal tersebut maka masing- masing negara anggota ASEAN dapat membuat ketentuan-ketentuan nasional terkait penanaman modal yang tidak sesuai dengan prinsip National Treatment 44 yaitu perlakuan yang sama oleh suatu negara terhadap penanam modal asing dan penanam modal dalam negeri.

2.3.4 Arus Modal Yang Lebih Bebas

Selain perdagangan barang dan jasa, salah satu aspek penting dalam perdagangan internasional adalah perdagangan aset antar negara. Aliran modal antarnegara merupakan salah satu indikasi adanya transaksi perdagangan aset yang dilakukan antara warga negara suatu negara dengan warga negara dari negara lain 45 . Arus modal mempunyai karakteristik yang berbeda apabila dikaitkan dengan proses liberalisasi. Keterbukaan yang sangat bebas atas arus modal, akan berpotensi menimbulkan resiko yang akan menimbulkan kesetabilan kondisi perekonomian suatu negara. Pada sisi yang berbeda, pembatasan aliran modal, akan membuat suatu negara mengalami keterbatasan ketersediaan aset yang diperlukan untuk mendorong peningkatan arus perdagangan dan penembangan pasar uang 46 . Arus modal yang lebih bebas dalam mencapai AEC adalah untuk mendukung transaksi keuangan yang lebih efisien, sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan, memfasilitasi perdagangan internasinal, mendukung pengembangan sektor keuangan yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi 47 . Arus modal yang lebih bebas ini harus memperhatikan keseimbangan antara 44 Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. Op.cit, hlm. 36 45 Bank Indonesia. 2008. Op.Cit, hlm.212 46 Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. Op.cit, hlm. 38 47 ibid. pentingnya arus modal dan kepentingan pengamanan untuk menghindari terjadinya gejolak yang berkaitan dengan lalu lintas modal tersebut.

2.3.5 Arus Bebas Tenaga Kerja Terampil

Pembahasan tenaga kerja pada kesepakatan AEC dibatasi pada pengaturan khusus tenaga kerja terampil dan tidak terdapat pembahasan mengenai tenaga kerja tidak terampil. Walaupun definisi tenaga kerja terampil tidak terdapat secara jelas dalam kerangka kerja AEC, namun secara umum tenaga kerja terampil dapat diartikan sebagai pekerja yang mempunyai keterampilan atau keahlian khusus, pengetahuan atau keterampilan dibidangnya, yang bisa berasal dari lulusan perguruan tinggi, akademisi atau sekolah teknik ataupun dari pengalaman kerja 48 . Dalam perkembangannya, arus tenaga kerja sebenarnya juga bisa masuk dalam kerangka kerjasama AFAS dalam mode 4 seperti yang dijelaskan diatas. Kerjasama dalam mode 4 tersebut diarahkan untuk memfasilitasi pergerakan tenaga kerja yang didasarkan pada suatu kontrakperjanjian untuk mendukung kegiatan perdagangan dan investasi di sektor jasa 49 . Salah satu upaya untuk mendukung hal tersebut adalah dengan disusunnya Mutual Recognition Arrangement MRA. MRA dapat diartikan sebagai kesepakatan yang diakui bersama oleh seluruh negara ASEAN untuk saling mengakui atau menerima beberapa atau semua aspek hasil penilaian seperti hasil tes atau berupa sertifikat. Adapun tujuan dari pembentukan MRA ini adalah untuk menciptakan prosedur dan mekanisme akreditasi untuk mendapatkan kesamaankesetaraan serta mengakui perbedaan antar negara untuk pendidikan, pelatihan, pengalaman dan persyaratan lisensi untuk para profesional yang ingin berpraktek 50 . Terdapat beberapa MRA yang telah disepakati oleh ASEAN yaitu MRA untuk jasa-jasa Insinyur, Perawat, Arsitek, Jasa Medis, Peneliti, Dokter Gigi, Akuntan, dan Jasa Pariwisata. Dalam rangka memfasilitasi arus bebas perdagangan jasa, ASEAN juga tengah mengupayakan harmonisasi dan standardisasi. Guna memfasilitasi 48 Bank Indonesia. 2008. Op.Cit, hlm.212 49 Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. Op.cit, hlm. 40 50 Ibid.