mengacu pada Kitab Undang - Undang Hukum Acara Pidana yaitu menggunakan sistem pembuktian negatif.
2.6.4. Asas Unus Testis Nullus Testis
Asas Unus Testis Nullus Testis merupakan salah satu asas yang digunakan atau dianut dalam hukum acara pidana di Indonesia. Asas ini termasuk dalam
bagian sistem pembuktian di indonesia, karena asas ini akan membahas mengenai kedudukan 1 satu saksi dalam hukum acara pidana.
Andi Hamzah 2005:249 mengatakan bahwa istilah Unus Testis Nullus Testis sering kali disalah artikan karena dipahami secara
literal. Pemahaman semacam ini membuat pembuktian kasus - kasus pidana menjadi sulit karena harus ada lebih dari satu saksi
dimana apabila hanya ada satu saksi maka saksi itu tidak dinilai sebagai alat bukti keterangan saksi. Padahal satu saksi apabila
diperkuat oleh alat bukti lain adalah alat bukti.
Uraian penjelasan diatas dimaksudkan bahwa, Pasal 185 ayat 3 Kitab Undang - Undang Hukum Acara Pidana sebenarnya juga telah secara jelas
mengantisipasi permasalahan yang mungkin ditimbulkan oleh pemahaman harfiah atas istilah Unus Testis Nullus Testis. Pasal tersebut mengatakan bahwa ketentuan
Pasal 185 ayat 2 Kitab Undang - Undang Hukum Acara Pidana tidak berlaku apabila disertai dengan suatu alat bukti yang sah lainnya. Pasal 185 ayat 2 Kitab
Undang - Undang Hukum Acara Pidana menyatakan bahwa keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah terhadap
perbuatan yang didakwakan kepadanya. Pasal 183 KUHAP menyatakan bahwa hakim tidak boleh menjatuhkan pidana dengan sekurang – kurangnya dua alat
bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar – benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.
Unus Testis Nullus Testis adalah suatu asas yang dikenal dalam hukum acara, baik pidana maupun perdata, yang mana secara
harfiah istilah tersebut berarti satu saksi bukan saksi. Andi Hamzah, 2005:249
Jadi dari kutipan diatas dapat dimaksudkan bahwa Asas Unus Testis Nullus Testis merupakan suatu azas yang menyatakan bahwa satu saksi bukanlah saksi
dimana seorang hakim harus melihat suatu persoalan secara objektif dan mempercayai keterangan saksi minimal dua orang, dengan keterangan yang tidak
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id
saling bertentangan. Atau juga, keterangan saksi yang hanya satu orang terhadap suatu kasus, tidak dapat dinilai sebagai saksi.
Dalam kasus ini, dasar pertimbangan Hakim yang digunakan dalam menjatuhkan putusan pidana adalah dengan hanya 1 satu alat bukti yaitu dengan
1 satu saksi, padahal Asas Unus Testis Nullus Testis menyatakan bahwasannya 1 satu saksi bukan merupakan saksi. Sebenarnya terdapat 2 dua alat bukti yang
bisa dijadikan dasar pertimbangan yaitu alat bukti Visum Et Repertum dan keterangan terdakwa, namun dalam proses pembuktiannya alat bukti Visum Et
Repertum tersebut tidak sah karena yang membuat adalah mahasiswa yang sedang melakukan praktek kerja lapangan PKL, oleh karenanya Hakim dalam
menjatuhkan putusan hanya didasarkan oleh keterangan terdakwa.
2.7. Pengertian Akibat Hukum