Pengertian Guru Pengertian dan Syarat Menjadi Guru

20 Pendidik sebagai pengantar amanat melakukan tugas mendidik mestinya sudah menaruh persepsi dirinya yang baik itu, sehingga tujuan yang baik dan mulia itu mudah didapatkan. Seorang pendidik mestinya menghiasi dirinya dengan akhlak mahmudah, seperti rendah hati, khusyuk, tawadhu, zuhud, qana’ah, tidak ria, tidak takabbur dan hendaknya seorang guru itu memiliki tujuan kependidikannya adalah penyempurnaan dan pendekatan diri kepada Allah SWT. Dalam kitab Adab al- Mu’allim wa al-muta’allim. 26 Disebutkan bahwa seorang pendidik harus memiliki dua belas sifat sebagai berikut: a. Tujuan mengajar adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah Ta’ala, bukan untuk tujuan yang bersifat duniawi, harta, kepangkatan, ketenaran, kemewahan, status sosial, dan lain sebagainya. b. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dalam keadaan terang- terangan dan senantiasa menjaga rasa takut dalam semua gerak dan diamnya, ucapan dan perbuatannya, karena dia adalah seorang yang diberi amanat dengan diberikannya ilmu oleh Allah dan kejernihan panca indera dan penalarannya. c. Menjaga kesucian ilmu yang dimilikinya dari perbuatan yang tercela. d. Bersifat zuhud dan tidak berlebih-lebihan dalam urusan duniawi, qana’ah dan sederhana. e. Menjauhkan diri dari perbuatan yang tercela. f. Melaksanakan syariat Islam dengan sebaik-baiknya. g. Melaksanakan amalan sunnah yang disyariatkan. h. Bergaul dengan akhlak yang terpuji. i. Memelihara kesucian lahir dan bathinnya dari akhlak yang tercela. j. Semangat dalam menambah ilmu dan sungguh-sungguh serta kerja keras. k. Senantiasa memberikan manfaat kepada siapapun. l. Aktif dalam pengumpulan bacaan, mengarang dan menulis buku. 26 Maulana Alam al-Hajar bin Amir al- Mu’minin al-Mansur binti Allah al-Qasim bin Muhammad Ali, Adab al-Ulama wa al- Muta’allim, Beirut: Dar al-Manahil,1985, hal. 21-34. 21

C. Pengertian Murid dan Kedudukannya

1. Definisi Murid

Kata Murid berasal dari bahasa Arab, yaitu „arada, yu’ridu, iradatan, muridan yang berarti orang yang menginginkan, dan menjadi salah satu sifat Allah SWT. yang berarti Maha Menghendaki. 27 Hal ini dapat dipahami karena seorang murid adalah orang yang menghendaki agar mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kepribadian yang baik untuk bekal hidupnya agar berbahagia di dunia dan di akhirat dengan jalan belajar yang sungguh-sungguh. Istilah murid ini banyak digunakan dalam tasawuf sebagai orang yang belajar mendalami ilmu tasawuf kepada seorang guru yang dinamai syekh. 28 Selain kata murid dijumpai pula kata al-tilmiz yang juga berasal dari bahasa Arab, yang memiliki arti pelajar. Istilah ini antara lain digunakan oleh Ahmad Shalaby. Selanjutnya terdapat pula kata al-mudarris, berasal dari bahasa Arab, yaitu orang yang mempelajari sesuatu. 29 Kata ini dekat dengan kata madrasah, sehingga lebih tepat digunakan untuk arti pelajar pada suatu madrasah. Ketiga kata tersebut di atas, tampaknya digunakan untuk menunjukkan pada pelajar tingkat dasar dan lanjutan yang disebut murid. Istilah-istilah tersebut, menggambarkan sebagai orang yang masih memerlukan bimbingan dan masih bergantung kepada guru, belum menggambarkan kemandirian. Istilah lain, berkaitan dengan murid adalah al-thalib. Kata ini berasal dari bahasa Arab, yaitu thaba, yathlubu, thalaban, thalibun yang berarti orang yang mencari sesuatu. Pengertian ini terkait dengan orang yang tengah mencari ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan pembentukan kepribadian untuk bekal kehidupannya dimasa depan agar berbahagia di dunia dan di akhirat. Kata al-thalib ini selanjutnya lebih 27 Engr Sayyid Khaim Husayn Naqawi, Dictionary Of Islamic Terms, 1992, Hal. 235. 28 Abd al-Rahman, Abd al-Khaliq, Al-Fikr Al-Shufi Fi Dhau Al-Kitab Wa Al-Sunnah, Maktabah Ibn Taimiyah, Kuwait, 1986, hal. 316-349. 29 Engr sayyid Khaim Husayn Naqawi, Dictionary Of Islamic Terms, 1992, hal. 375.