Latar Belakang Masalah Konsep Pemikiran Burhanuddin Al-Zarnuji Tentang Pendidikan Islam (Telaah Dalam Perspektif Pola Hubungan Guru dan Murid)

3 edukatif. Dalam hal ini tugas seorang guru bukan hanya menyampaikan pesan berupa materi pelajaran melainkan pemahaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. 4 Melihat fenomena diatas, ternyata di era modern sekarang pendidikan sudah mulai goyang dan rapuh.Hal ini terindikasi dari beberapa persepsi dan fakta di lapangan. Pendidik di era ini tidak banyak lagi yang mempersepsikan dirinya sebagai pengemban amanat yang suci dan mulia, mengembangkan nilai-nilai multipotensi anak didik, tetapi mempersepsikan dirinya sebagai seorang petugas semata yang mendapatkan gaji baik dari negara, maupun organisasi swasta dan mempunyai tanggung jawab tertentuyang harus dilaksanakan. Bahkan kadang-kadang muncul sifat egoisme bahwa ketika seorang pendidik akan melakukan tugasnya termotivasioleh sifat yang materialis dan pragmatis yang tidak lagi dimotivasi oleh rasa keikhlasan panggilan mengembangkan fitrahnya dan fitrah anak didiknya. Konsep pendidkan islam memang sudah mewakili dari pengertian tujuan pendidikan yang diharapkan, yaitu memanusiakan manusia humanisasi yang mencakup semua aspek kemanusiaan seperti Kecerdasan Intelektual IQ, Kecerdasan Emosi EQ, Kecerdasan Spiritual SQ, seperti yang telah dicantumkan dalam UU No. 20 Tahun 2003, Bab II pasal 3 “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi beserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. 5 Keadaan dimasa peradaban Islam klasik masa kejayaan Islam adalah titik terpenting dalam sejarah kehidupan manusia, karena ia mengandung unsur-unsur yang membawa perubahan-perubahan intelektual, sosial, dan politik. 4 Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Grasindo, 2001, hal. 206. 5 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang; Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas.Jakarta: Sinar Grafika, 2004, hal. 23. 4 Pada masa kejayaan Islam yang terjadi pada periode ke-empat, pemikir- pemikir pendidikan Islam banyak bermunculan pada masa itu, di antaranya: Burhanuddin Al-Zarnuji. Beliau adalah sosok pemikir pendidikan islam yang banyak menyoroti tentang etika dan dimensi spiritual dalam pendidikan islam. Dalam karyanya, Burhanuddin al-Zarnuji lebih mengedepankan pendidikan tentang etika dalam proses pendidikan. Hal itu, ditekankan bagi peserta didik untuk dirinya bisa memperoleh ilmu pengetahuan yang bernilai guna bagi masyarakat dan bangsanya, serta etika terhadap pendidik dan peserta didik yang lain. Titik sentral pendidikannya adalah pembentukan budi pekerti yang luhur yang bersumbu pada titik sentral Ketuhanan religiusitas.Beliau mengisyaratkan pendidikan yang penekanannya pada “mengolah” hati sebagai asas sentral bagi pendidikan. Konsep pendidikan yang ditawarkan oleh Burhanuddin Al-Zarnuji, menurut hemat penulis perlu mendapat sorotan yang serius dan sungguh- sungguh.Hal itu, diharapkan bisa memberikan solusi alternatif bagi persoalan pendidikan di Indonesia terutama tentang pendidikan etika guru dan murid. Melalui pengkajian konsep yang dihasilkan oleh tokoh pendidikan dimungkinkan akan menghasilkan tawaran-tawaran konsep pendidikan alternatif untuk perkembangan pendidikan dewasa ini, terutama masalah hubungan guru dan murid. Oleh karena itu, untuk mengenal lebih jauh tentang konsep pendidikan versi Burhanuddin Al-Zarnuji dan diri pribadinya, maka penulis memberi judul “KONSEP PEMIKIRAN BURHANUDDIN AL- ZARNUJI TENTANG PENDIDIKAN ISLAM Telaah dalam Perspektif Pola Hubungan Guru dan Murid”. B. Identifikasi Masalah 1. Kurang keselarasan hubungan antara Guru dan Murid 2. Pendidikan lebih menitikberatkan pada aspek intelektualitas semata dari pada etika 3. Terjadi dekadensi moral hubungan Guru dan Murid 5

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa masalah dalam dunia pendidikan, tidak dapat dianggap sederhana. Permasalahan ini bukan pada persoalan kualitas Intelegency Quotien IQ semata.Akan tetapi, bagaimana problem penataan mental spiritual, etika dan akal budi kaum terdidik yang implikasi jangka panjangnya dapat menentukan nasib sebuah tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Al-Zarnûjî adalah salah satu tokoh pendidikan Islam yang hidup pada zaman pemerintahan Abbasiyah. Pemikirannya dituangkan dalam sebuah karyanya yang diberi judul Ta’lîm al-Muta’allim yang memuat tentang adab atau etika murid dalam mencari ilmu dan di dalamnya terdiri dari tiga belas pasal. Agar permasalahan tidak melebar, maka pada penelitian ini dibatasi hanya pada seputar konsep pemikiran Burhanuddin Al-Zarnuji ntentang pendidikan Islam telaah dalam perspektif pola hubungan guru dan murid yang terdapat dalam Kitab Ta’lîm al-Muta’allim. 6 Adapun yang dimaksud karakter dalam penelitian ini adalah sifat-sifat yang baik yang harus dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam dan kepribadian guru Pendidikan Agama Islam. Seperti wara ’, sabar, berwibawa, dan sebagainya. Adapun perumusan masalah dalam pembahasan ini adalah bagaimana interaksi guru dan murid dengan baik yang efektif yang harus dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam yang baik menurut Az-Zarnûjî dalam kitab Ta’lîm al- Muta’allim?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah: a. Melakukan kajian teoritis yang mendalam seputar gagasan Burhanuddin Al-Zarnuji tentang pendidikan Islam, untuk kemudian diaktualisasikan dalam konteks dunia pendidikan kini. 6 Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2008, Cet. IV, h. 628. 6 b. Melakukan reaktualisasi konsep pemikiran Burhanuddin Al-Zarnuji tentang pendidikan Islam dalam hubungan guru dan murid untuk selanjutnya dijadikan acuan dalam rumusan konsep pendidikan Islam di Indonesia. c. Mengetahui lebih jauh tentang ketokohan Burhanuddin Al-Zarnuji pada ranah pendidikan.

E. Manfaat Penelitian

Secara umum, manfaat tulisan ini adalah: a. Untuk memberikan kontribusi bagi penyelesaian krisis moral melalui pintu pendidikan. Aspek moral atau etika pendidikan harus diperhitungkan secara serius dan tidak bisa diabaikan begitu saja. b. Sebagai alternatif untuk mencari solusi terhadap problem-problem yang tengah muncul akhir-akhir ini. c. Dapat memberikan kontribusi ilmiah, khususnya dalam rangka untuk memperkaya khazanah dalam bidang pemikiran pendidikan islam. 7 BAB II KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Secara sederhana pendidikan Islam dapat diartikan sebagai pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilaiajaran Islam sebagaimana yang tercantum dalam Al- Qur’an dan Al-Hadist serta dalam pemikiran para ulama dan dalam praktek sejarah umat Islam. 1 Pendidikan berarti juga proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. 2 Dalam konteks lain, pendidikan juga dapat berarti usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. 3 Definisi pendidikan secara umum di atas, belum dibubuhi atribut Islam. Jadi, pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang memusatkan kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan sesuai dengan cita-cita Islam, dan nilai-nilai Islam menjadi ruh yang mewarnai corak pendidikan tersebut. Sebagaimana telah diungkapkan oleh M. Arifin, bahwa pendidikan islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita- cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya. 4 1 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan; Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2003, hal. 161. 2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001, edisi ke-3, hal. 263. 3 Raja Mudya Harjo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Raja Wali Pers, 2001, hal. 11. 4 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, hal. 10.