Biografi Burhanuddin Al-Zarnuji Deskripsi Data

32 Sesuai dengan keterangan di atas, bahwa Burhanuddin al-Zarnuji sekitar akhir abad ke-12 dan awal abad ke-13, maka bila ditarik kesimpulan dari kurun waktu tersebut dapat diketahui bahwa Burhanuddin al-Zarnuji hidup pada masa periode ke empat, yaitu antara tahun 750-1250 M. Dalam catatan sejarah, periode ini merupakan zaman keemasan atau kejayaan peradaban Islam pada umumnya, dan pendidikan Islam pada khususnya. Dalam hubungan ini Hasan Langgulu mengatakan: “Zaman keemasan ini mengenal dua pusat kerajaan, yaitu kerajaan Abbasiyyah yang berpusat di Baghdad 750-1250 dan kerajaan Umayyah yang berpusat di Spanyol yang berlangsung kurang lebih delapan abad 711- 1492. 8 Diketahui, pada masa ini kebudayaan Islam berkembang dengan pesat yang ditandai dengan banyak bermunculan lembaga-lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi, di antara lembaga-lembaga tersebut adalah: 1. Madrasah Nidzamiyah, didirikan oleh Nidzam al-Mulk, seorang pembesar pemerintah Bani saljuk. Pada tiap-tiap kota, Nidzam al-Mulk mendirikan satu Madrasah yang besar, seperti di Baghdad, Balkh, Naisabur, Heart, Asfahan, Bashrah, dan lain-lain. 2. Madrasah an-Nuriyah al-Kubra yang didirikan oleh Nuruddin Mahmud Zanki pada tahun 563 H1167 M, di Damaskus. 3. Madrasah al-Muntashiriyyah yang didirikan oleh Khalifah Abbasiyah, al-Muntashir Billah di Baghdad pada tahun 631 H1234 M. Sekolah ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai, seperti gedung berlantai dua, aula, perpustakaan dengan kurang lebih 80.000 buku koleksi, halaman dan lapangan yang luas, masjid, balai pengobatan dan lain sebagainya. Keistimewaan lain dari Madrasah ini adalah karena mengajarkan ilmu fiqih dalam empat madzhab Maliki, Hanafi, Syafi’i, dan Hambali. 8 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa dan Psikologi dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka al-Husna, 1989, cet ke-2, hal. 13. 33 Selain lembaga-lembaga pendidikan di atas, masih banyak lagi lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya yang tumbuh dan berkembang pesat pada zaman al-Zarnuji. Dengan memperhatikan informasi tersebut di atas tampak jelas bahwa Burhanuddin al-Zarnuji hidup pada masa ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam tengah mencapai puncak keemasan dan kejayaannya, yaitu pada masa akhir masa Abbasiyah yang ditandai dengan munculnya pemikir-pemikir Islam ensiklopedik yang sukar ditandingi oleh pemikir-pemikir yang datang kemudian. 9 Kondisi pertumbuhan dan perkembangan pendidikan tersebut di atas, sangat menguntungkan bagi pembentukan Burhanuddin al-Zarnuji sebagai seorang ilmuan atau ulama yang luas pengetahuannya. Atas dasar ini tidak mengherankan jika Hasan Langgulung menilai bahwa Burhanuddin al-Zarnuji termasuk seorang filosof yang memiliki sistem pemikiran tersendiri dan dapat disejajarkan dengan tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina, al-Ghazali dan para filosof lain. 10 Namun, dengan makin banyaknya lembaga-lembaga pendidikan dan pemikir-pemikir yang bermunculan pada masa itu, di sisi lain kondisi pemerintahan dan politik sedang tidak menentu kalau tidak mau dikatakan kacau balau, khususnya pada pemerintahan Bani Abbasiyah. Tahun-tahun tersebut adalah awal-awal runtuhnya kekuasaan Bani Abbasiyah yang ditandai dengan perebutan kekuasaan di pemerintahannya, sehingga mengakibatkan kelemahan-kelemahan dari dalam.Hal itu sebagaimana yang diungkapkan Imam Tholhah dan Ahmad Barizi dalam bukunya Membuka Jendela Pendidikan Mengurai Akar Tradisi dan Interaksi Keilmuan Pendidikan Islam bahwa al-Zarnuji hidup pada masa pemerintahan dan pemikiran Islam mengalami kemunduran. 11 9 Imam Tholhah dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan Mengurai Akar Tradisi dan Interaksi Keilmuan Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, hal. 280. 10 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa dan Psikologi dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka al-Husna, 1989, hal. 13. 11 Imam Tholhah dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan Mengurai Akar Tradisi dan Interaksi Keilmuan Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, hal. 281.