Evaluasi Penutupan Akar Gigi dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel Pada Gigi Molar

2,311,1mm. Manakala untuk kelompok Matriks dermal aselular allograft, terjadi pengurangan kedalaman resesi dari 2,90,92 pada baseline menjadi 0,40,66 setelah 24 minggu. Rata-rata perubahan kedalaman resesi adalah sebanyak 2,531,1mm. Perbedaan keluasan resesi hasil perawatan tidak begitu signifikan secara statistik untuk kedua kelompok. Pada kelompok Matriks dermal aselular allograf, perbedaan antara baseline dan 24 minggu setelah perawatan adalah sebanyak 3,811,85 mm. Manakala pada kelompok cangkok jaringan ikat subepitel perbedaan antara baseline dan 24 minggu setelah perawatan adalah sebanyak 3,871,14 mm. Begitu juga dengan level perlekatan klinis yang menunjukkan terjadi peningkatan sebanyak 3,06 1,61 mm untuk kelompok Matriks dermal aselular allograf dan 2,881,82 untuk kelompok cangkok jaringan ikat subepitel.

4.3 Evaluasi Penutupan Akar Gigi dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel Pada Gigi Molar

Untuk mengetahui hasil penutupan akar pada gigi molar, akan dikutip penelitian yang dilakukan oleh Randall J. Harris yang menggunakan sampel 50 pasien dengan resesi pada gigi molar yang dirawat dengan menggunakan teknik cangkok jaringan ikat subepitel. Setiap pasien mempunyai satu resesi pada gigi molar dengan kedalaman minimal 3mm dan terdiri atas klas 1 Miller atau klas II Miller. Furkasi yang ada tidak lebih dari klas 1 dan pasien yang dirawat tidak mempunyai komplikasi terhadap terapi bedah periodontal. Hanya satu resesi molar dirawat pada setiap pasien. 12 Universitas Sumatera Utara Mean usia pasien adalah berusia 45.7 tahun antara 21 hingga 79 tahun ; standard devisasi SD, 13.3 tahun yang terdiri atas 35 pasien perempuan dan 15 pasien laki-laki. Gigi molar yang dirawat terdiri atas 18 molar satu maksila, 3 molar dua maksila, 28 molar satu mandibular, dan 1 molar dua mandibular. 12 Pengukuran dilakukan oleh penulis dengan menggunakan prob William yang standard. Pengukuran tersebut diambil : kedalaman resesi diukur pada daerah resesi terdalam dari batas sementum enamel ke margin gingiva., kedalaman probing, dan lebar dari jaringan berkeratin. Level perlekatan juga dihitung dengan menjumlahkan kedalaman probing dengan kedalaman resesi. Pengukuran akhir dilakukan pada 3 bulan setelah pembedahan. Hasil perawatan disajikan pada tabel 3. 12 Tabel 3. Hasil Penutupan Akar Gigi Haris JR. Root Coverage in Molar Recession: Report of 50 Consecutive Cases Treated With Subepithelial Connective Tissue Graft;J Periodontal 2003:74:707 Preop. Mean Preop. Range Preop. SD Postop. Mean Postop. Range Postop. SD P Resesi 4.4 3.0- 10.0 1.4 0.5 0-2.5 0.7 0.00001 Jaringan berkeratin 0.9 0-4.5 1.1 3.1 1.0-6.5 1.1 0.00001 Kedalaman probing 3.0 2.0-4.5 0.4 2.3 1.0-3.0 0.7 0.00001 Level perlekatan 7.4 5.5- 13.0 1.6 2.8 1.0-5.0 1.1 0.00001 Universitas Sumatera Utara Pada tabel diatas menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah operasi pada kedalaman resesi RD, lebar gingiva berkeratin, kedalaman probing, dan meningkatnya level perlekatan ke batas semento enamel pada p0.00001. 10 Rata- rata penutupan akar gigi pada 50 gigi adalah 91,4 range antara 58,3 hingga 100 ; standar deviasi SD 11,6. Penutupan akar gigi yang komplit dapat dicapai pada 29 resesi yang dirawat. Selebihnya, terdapat resesi yang tinggal sebanyak 0,5mm pada 7 kasus, 1,0mm pada 6 kasus, 1,5mm pada 5 kasus, 2mm pada 2 kasus dan 2,5mm terdapat 1 kasus. 10 4.4 Evaluasi Penutupan Akar Gigi Dengan Teknik Cangkok Jaringan Ikat Subepitel Pada Pasien Merokok Dan Tidak Merokok. Untuk mengetahui hasil penutupan akar gigi pada perokok berat dan bukan perokok, akan dikutip penelitian yang dilakukan oleh Denise C. dkk yang merawat sebanyak 22 resesi pada gigi kaninus dan premolar dengan menggunakan teknik cangkok jaringan ikat subepitel. Sebanyak 22 pasien yang terdiri atas 11 orang perokok dan 11 orang bukan perokok mempunyai resesi gingiva klas 1 Miller. 13 Universitas Sumatera Utara Grafik 1. Nilai median dan range bagi kedalaman saku. Denise CA, Angela GM, Marcio ZC, Enilson AS, Francisco HNJ. Root Coverage Outcome May Be Affected by Heavy Smoking : A 2-Year Follow-Up Stdy. J Periodontal 2008;79:649 Pada grafik 1, pasien yang merokok menunjukkan kedalaman saku yang lebih dalam berbanding pasien yang tidak merokok dan terlihat lebih signifikan pada bulan ke enamp=0.0053 dan pada bulan ke lapan belasp=0.0115 setelah pembedahan. 12 Universitas Sumatera Utara Grafik 2. Nilai median dan range resesi gingiva. Denise CA, Angela GM, Marcio ZC, Enilson AS, Francisco HNJ. Root Coverage Outcome May Be Affected by Heavy Smoking : A 2-Year Follow-Up Stdy. J Periodontal 2008;79:650 Grafik 2 menunjukkan terdapat penutupan akar gigi pada proporsi yang lebih kecil pada enam bulan kedepan untuk pasien yang merokok yang menunjukkan terdapat peningkatan dalam perpanjangan sisa resesi, manakala pasien yang tidak merokok menunjukkan penurunan dalam perpanjangan sisa resesi. 12 Universitas Sumatera Utara Grafik 3. Nilai median dan range bagi level perlekatan klinis. Denise CA, Angela GM, Marcio ZC, Enilson AS, Francisco HNJ. Root Coverage Outcome May Be Affected by Heavy Smoking : A 2-Year Follow-Up Stdy. J Periodontal 2008;79:650 Grafik 3 menunjukkan perubahan level perlekatan klinis selama 24 bulan. Terjadi peningkatan level perlekatan klinis untuk kedua kelompok pasien baik untuk pasien yang merokok dan tidak merokok. Namun pasien yang tidak merokok menunjukkan level perlekatan yang lebih tinggi berbanding pasien yang merokok bermula setelah hari yang ke enam puluh. 12 Universitas Sumatera Utara Grafik 4. Nilai median dan range bagi ketebalan gingiva . Denise CA, Angela GM, Marcio ZC, Enilson AS, Francisco HNJ. Root Coverage Outcome May Be Affected by Heavy Smoking : A 2-Year Follow-Up Stdy. J Periodontal 2008;79:651 Pada grafik 4 menunjukkan perubahan ketebalan gingival selama 24 bulan yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara pasien yang merokok dan yang tidak merokok. 12 ----------- oo0oo ----------- Universitas Sumatera Utara

BAB 5 DISKUSI DAN KESIMPULAN