BAB 3 HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENUTUPAN
AKAR GIGI YANG TERSINGKAP DENGAN TEKNIK CANGKOK JARINGAN IKAT SUBEPITEL
Untuk mendapatkan hasil penutupan akar gigi yang baik pada teknik cangkok jaringan ikat subepitel, perlu diperhatikan hal-hal yang mempengaruhi
keberhasilannya. Terdapat beberapa masalah yang biasanya mempengaruhi keberhasilan cangkok jaringan ikat subepitel yaitu anatomi palatal donor yang tidak
konsisten dan vestibulum yang dangkal dengan tidak ada perlekatan gingiva berkeratin disertai perlekatan frenulum.
4
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan penutupan akar gigi komplit antaranya insisi releasing vestibular pada
vestibulum yang dangkal, vaskularisasi, pengkondisian permukaan akar, kontraksi luka dan asepsis luka, merokok dan ukuran cangkok jaringan ikat,
3.1 Insisi Releasing Vestibular Pada Kasus Vestibulum Yang Dangkal
Langer dan Langer telah memperkenalkan teknik cangkok jaringan ikat subepitel untuk penutupan akar gigi yang tersingkap yang bisa mencapai penutupan
akar gigi yang memenuhi estetik.
4
Menurut Butler B.L, penutupan akar gigi pada kasus vestibulum yang dangkal bisa dicapai dengan menggunakan Insisi Releasing
Vestibular yang merupakan modifikasi dari teknik Langer dan Langer.
Universitas Sumatera Utara
Tahapan prosedur teknik ini adalah sebagai berikut: 1.
Cangkok jaringan ikat subepitel diambil di palatum dengan teknik insisi tunggal dengan ketebalan 1.5 mm dan tingginya 5-6 mm untuk penutupan
daerah tersingkap yang adekuat. 2.
Daerah resipien dilakukan penyerutan akar dan permukaan akar dikondisikan dengan asam sitrat.
3. Teknik amplop digunakan dan tidak ada insisi vertikal dibuat.
4. Satu insisi sulkular dibuat dan diperluas secara lateral minimal satu gigi yang
berdekatan dengan gigi yang dirawat 5.
Flep ketebalan penuh dikuakkan sehingga daerah apikal akar gigi tercapai. Pada tahap ini, pembebasan periosteal dibuat untuk penempatan flep secara
koronal. 6.
Tensi mukosal dibebaskan dengan satu insisi releasing vestibular yang dangkal.
7. Insisi diperluas ke lateral sehingga flep dapat diposisikan ke koronal dengan
mudah. 8.
Flep kemudian diposisikan ke koronal untuk penutupan primer. 30 dari cangkok dibiarkan terekspos.
9. Penjahitan dilakukan dengan menggunakan 7.0 absorbable suture
Universitas Sumatera Utara
3.2 Vaskularisasi
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan karena dapat menyebabkan kegagalan dari penutupan akar gigi ini antaranya insufisiensi suplai darah sekitar
area resipien
3
. Dalam prosedur penutupan akar gigi, permukaan akar gigi yang tidak mempunyai suplai darah merupakan satu hambatan dalam penyembuhan luka.
Cangkok yang tidak mendapat suplai darah yang adekuat akan beresiko untuk terjadinya nekrosis. Teknik cangkok jaringan ikat subepitel memaksimalkan cangkok
agar tetap hidup dengan membekalkan suplai darah ganda dari flep dan dari dasar periosteal.
7
3.3 Pengkondisian Permukaan Akar Persediaan permukaan akar gigi sebelum penutupan akar gigi bisa dilakukan
secara mekanis atau kemis atau kombinasi keduanya. Persediaan dalam bentuk mekanikal melibatkan penskeleran dan penyerutan akar yang akan membuang lapisan
sementum dan dentin lunak dan menghaluskan permukaan akar.
8
Persediaan permukaan akar secara kemis melibatkan penggunaan asam sehingga terjadi demineralisasi pada permukaan akar. Demineralisasi permukaan akar
akan menciptakan permukaaan yang bisa berpengaruh pada proses penyembuhan. Pengkondisian permukaan akar dapat menghubungkan absorpsi plasma protein dan
gumpalan darah yang dipercayai dapat menstimulasi perlekatan sel, kolagen dan fiber.
8
Register dan Burdick telah menemui bahwa asam sitrat adalah asam yang paling efektif dan kurang toksik berbanding asam lain. Mereka menemui bahwa
Universitas Sumatera Utara
perawatan dengan asam akan memperlebar orifisi dari tubulus dentin dan dapat mempercepat proses sementogenesis sama seperti perlekatan jaringan ikat. Para
peneliti percaya bahwa pengkondisian permukaan akar gigi dengan asam akan membuang smear layer dan mengekspos kolagen fibril sehingga terjadi perlekatan
yang lebih baik pada jaringan cangkok.
8
Selain asam sitrat, pengkondisian juga dapat dilakukan dengan menggunakan tetrasiklin HCl. Rasional penggunaan tetrasiklin HCl adalah karena kerja
antimikrobial yang dapat mengelakkan infeksi bakteri walaupun tidak terdapat laporan yang tentang efek tetrasiklin terhadap perlekatan jaringan ikat.
8
3.4 Kontraksi Luka Dan Asepsis Luka