Kontraksi Luka Dan Asepsis Luka Merokok

perawatan dengan asam akan memperlebar orifisi dari tubulus dentin dan dapat mempercepat proses sementogenesis sama seperti perlekatan jaringan ikat. Para peneliti percaya bahwa pengkondisian permukaan akar gigi dengan asam akan membuang smear layer dan mengekspos kolagen fibril sehingga terjadi perlekatan yang lebih baik pada jaringan cangkok. 8 Selain asam sitrat, pengkondisian juga dapat dilakukan dengan menggunakan tetrasiklin HCl. Rasional penggunaan tetrasiklin HCl adalah karena kerja antimikrobial yang dapat mengelakkan infeksi bakteri walaupun tidak terdapat laporan yang tentang efek tetrasiklin terhadap perlekatan jaringan ikat. 8

3.4 Kontraksi Luka Dan Asepsis Luka

Kontraksi luka merupakan satu kejadian yang terjadi sewaktu pembentukan jaringan granulasi. Pada luka yang besar, 5-10 penurunan bisa dilihat. Resesi pasca operasi yang tidak diinginkan bisa dielakkan dengan menjahit flep 1 hingga 2mm secara koronal pada batas sementum enamel. 7 Jika terdapat gangguan mekanis pada luka, inflamasi yang persisten atau yang berterusan dan atau infeksi bisa mempengaruhi proses penyembuhan. Program pemeliharaan pasca operasi harus didasarkan pada kontrol infeksi dengan menggunakan agen antimikroba topikal. Periodontal dressing jarang digunakan karena akan meningkatkan temperature, kelembaban dan stagnasi, yang akan menggalakkan pertumbuhan biofilm bakteri. 7 Universitas Sumatera Utara

3.5 Merokok

Faktor resiko yang ingin dibicarakan di sini adalah mengenai pengaruh merokok pada hasil prosedur penutupan akar gigi. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, merokok dipercayai dapat memberi efek negatif terhadap hasil prosedur bedah plastik periodontal. Merokok merupakan faktor resiko yang mempengaruhi ekologi dan keadaan oral, vaskularisasi jaringan gingiva, respon imun dan peradangan, dan penyembuhan jaringan ikat. Pasien yang merokok adalah dua hingga delapan kali lebih mudah untuk mengidap penyakit periodontal berbanding pasien yang tidak merokok. 9 Para peneliti mengidentifikasi bahwa pasien yang merokok terutama yang merupakan perokok berat perokok yang menghisap rokok melebihi 20 batang sehari mempunyai lebih banyak resesi gingiva berbanding pasien yang tidak merokok. Perokok berat terekspos kepada produk dari rokok seperti nikotin dan tar banyak kali dalam sehari secara tidak langsung akan memberi kesan pada rongga mulut. 9 Berdasarkan pengamatan sistematis yang dilakukan, Chambrone L. dan kawan- kawan, telah menemui bahwa perawatan resesi gingiva untuk pasien yang merokok dan yang tidak merokok terjadi perbaikan dalam resesi gingiva dan level perlekatan klinis. Namun pada pasien yang tidak merokok , terjadi penutupan akar gigi dan peningkatan level perlekatan yang lebih berbanding pasien yang merokok jika dilakukan dengan teknik cangkok jaringan ikat subepitel. 9 Universitas Sumatera Utara

3.6 Ukuran Cangkok Jaringan Ikat Subepitel