Penilaian Status Gizi Status Gizi

ditentukan dengan membandingkan individu dan kelompok dengan nilai-nilai normal. 16

2.2.1 Penilaian Status Gizi

Status gizi dapat diukur secara tidak langsung dan secara langsung. Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi manjadi empat penilaian yaitu klinis, biokimia, biofisik dan antropometri. 16 Pengukuran antropometri digunakan secara luas dalam penilaian status gizi, terutama jika terjadi ketidakseimbangan antara pemasukan energi dengan protein. Antropometri lebih banyak digunakan karena lebih praktis dan mudah untuk dilakukan. Pengukuran antropometri merupakan pengukuran dimensi fisis dan komposisi tubuh yang bertujuan untuk screening atau tapis gizi, survei gizi dan pemantauan status gizi. Dalam melakukan pengukuran antropometri, parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan menurut tinggi badan BBTB dan IMT. 16 Laporan WHO tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index BMI. Di Indonesia BMI diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh IMT. IMT merupakan indikator status gizi untuk mengukur berat badan normal orang dewasa bukan untuk menentukan overweight dan obesitas pada anak dan remaja. Sebagai salah satu indeks Universitas Sumatera Utara antropometri yang telah mendapat rekomendasi WHO dalam penentuan status gizi orang dewasa, IMT sangat sensitif untuk menentukan berat badan kurang, normal dan lebih pada laki-laki maupun pada wanita dewasa. Untuk memantau IMT orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. 16 Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. 16 Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Cara menghitung IMT menggunakan rumus berikut ini : 16 IMT = Tinggi Badan m x Tinggi Badan m Berat Badan Kg Lansia dapat mengalami penurunan tinggi badan seiring dengan bertambahnya usia. Hertzog KP dkk 1969 dalam penelitiannya menyatakan bahwa tinggi badan menurun dengan kecepatan 0,03 cm per tahun sampai usia 45 tahun, dan 0,28 cm per tahun pada umur diatas 45 tahun. Penurunan tinggi badan ini diduga akibat penipisan lempeng tulang belakang, disamping pengurangan massa tulang. Penyusutan ini ditaksir sebanyak 12 pada pria dan 25 pada wanita yang kemudian tampak sebagai osteoporosis dan kifosis. Keaktifan fisik dianggap sebagai faktor utama. 4,32 Universitas Sumatera Utara Tinggi lutut tidak akan berkurang, kecuali jika terdapat fraktur tungkai bawah. Oleh sebab itu dianjurkan menggunakan ukuran tinggi lutut untuk menentukan secara pasti tinggi badan lansia. Dari lutut kita dapat menentukan tinggi badan sebenarnya. Untuk mendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang berusia lebih dari 59 tahun. 4,33 Untuk mendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat menggunakan formula berikut ini : 4,34 Pria = 2,02 x tinggi lututcm – 0,04 x umur tahun + 64,19 Wanita = 1,83 x tinggi lutut cm – 0,24 x umur tahun + 84,88 Kategori indeks massa tubuh IMT diambil dari Depkes RI tahun 2003 dengan kategori sebagai berikut: 30 TABEL 1 KATEGORI AMBANG BATAS INDEKS MASSA TUBUH MENURUT DEPKES RI TAHUN 2003 Kategori Laki-laki Perempuan Kurus 17 kgm 2 18 kgm 2 Normal 17 – 23 kgm 2 18 - 25 kgm 2 Kegemukan 23 – 27 kgm 2 25 - 27 kgm 2 Obesitas 27 kgm 2 27 kgm 2 Pada penelitian ini untuk mempermudah melakukan uji analisis, kategori ambang batas IMT dibagi menjadi dua kategori yaitu berdasarkan status gizi underweight dan non underweight, dan setiap kategori berbeda untuk laki-laki dan perempuan Tabel 2. 30 Universitas Sumatera Utara TABEL 2 KATEGORI AMBANG BATAS INDEKS MASSA TUBUH Kategori Laki-laki Perempuan Underweight 17 kgm 2 18 kgm 2 Non underweight ≥ 17 kgm 2 ≥ 18 kgm 2

2.2.2 Hubungan Status Gizi dengan Kehilangan Gigi pada Lansia