Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Analisis Data

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu mencari hubungan suatu keadaan lain dalam satu populasi serta variabel terikat dan bebas diukur dalam waktu bersamaan. 35 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah para lansia yang menghuni Panti Jompo AbdiDharma Asih Binjai Tahun 2010.

3.2.2 Sampel

Cara sampling yang digunakan adalah teknik penarikan sampel nonprobabiliti secara purposive yaitu dengan mengadakan penelitian pendahuluan untuk mengidentifikasi karakteristik populasi dan kemudian menetapkan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti yaitu dengan menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi. 35 Kriteria inklusi : - Lansia yang berusia 60 tahun ke atas - Lansia yang tidak memakai gigitiruan Universitas Sumatera Utara - Lansia yang bersedia diperiksa rongga mulutnya, diukur berat badan dan tinggi lututnya. - Lansia yang dapat membuka mulut dengan baik dan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Kriteria eksklusi : - Lansia yang memakai gigitiruan. - Lansia yang menolak diperiksa rongga mulutnya, diukur berat badan dan tinggi badannya. - Lansia yang mengalami kesukaran dalam membuka mulut dan dalam keadaan sakit. - Lansia yang secara fisik kelihatan bungkuk dan pernah mengalami patah tulang kaki. - Lansia yang menderita penyakit kronis seperti : diabetes dan gangguan ginjal. Menurut Soekidjo dalam penentuan besar sampel. Sampel dipilih jika populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 maka digunakan rumus : n = N 1+ N d 2 keterangan: N = Besar populasi 75 n = Besar sampel d = Tingkat kepercayaan 0,05 Universitas Sumatera Utara n = 75 = 63,16 1 + 75 0,05 2 Dari rumus diatas diperoleh sampel sejumlah 63,16 orang atau 64 orang sebagai sampel. 3.3 Klasifikasi Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Penelitian

3.3.1.1 Variabel Bebas Kehilangan gigi, dengan karakteristik :

1. Jumlah gigi yang ada di rongga mulut, dibedakan atas : a. Edentulus b. 1 – 10 gigi c. 11 – 20 gigi d. 21 – 32 gigi 2. Ada tidaknya oklusi, dibedakan atas : a. Oklusi anterior ada, posterior ada. b. Oklusi anterior ada, posterior tidak ada. c. Oklusi anterior tidak ada, posterior tidak ada. d. Oklusi anterior tidak ada, posterior ada.

3.3.1.2 Variabel Terikat

Status gizi berdasarkan kategori underweight dan non underweight. Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Defenisi Operasional

1. Lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun dan dibagi atas beberapa kategori menurut Burnside. 2. Jumlah gigi yang ada di rongga mulut, dibedakan atas : Edentulus, 1 – 10 gigi, 11 – 20 gigi, dan 21 – 32 gigi. 3. Ada atau tidaknya oklusi adalah kontak gigi-geligi berantagonis yang dibedakan atas : oklusi anterior tidak ada, posterior ada; oklusi anterior tidak ada, posterior tidak ada; oklusi anterior ada, posterior tidak ada; dan oklusi anterior ada, posterior ada. 4. Status gizi ditentukan berdasarkan nilai IMT. IMT diperoleh dari perbandingan berat badan BB dan tinggi badan TB kuadrat {IMT=BBkgTBmxTBm}. Status gizi ini dikategorikan dalam underweight dan non underweight.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Panti Jompo Abdi Dharma Asih kota Binjai pada bulan Mei 2010. 3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1.1 Alat Penelitian

a. Alat pemeriksaan rongga mulut yaitu kaca mulut Smic. b. Timbangan berat badan Camry Mechanical Personal Scale yang memiliki ketelitian 0,1 kg. Universitas Sumatera Utara c. Meteran, yang digunakan untuk pengukur tinggi lutut yang memiliki ketelitian 0,1 cm. d. Alat pengolah data yaitu komputer.

3.5.1.2 Bahan Penelitian

Lembar kuesioner.

3.5.2 Cara Penelitian

Data penelitian didapat dengan cara mengobservasi terlebih dahulu jumlah populasi lansia yang ada di panti jompo, kemudian menentukan sampel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Selanjutnya pengambilan data dilakukan secara cross sectional dimana penelitian dilakukan pada satu periode tertentu serta sampel hanya diukur sekali saja. Data yang dikumpul meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang merupakan data antropometri diperoleh melalui pengukuran berat badan dan tinggi lutut. Data berat badan diperoleh dari penimbangan berat badan dengan menggunakan timbangan berat badan. Data tinggi lutut diukur dengan menggunakan alat meteran. Subjek yang diukur dalam posisi duduk. Pengukuran dilakukan pada kaki kiri subyek antara tulang tibia dengan tulang paha membentuk sudut 90 ° , kemudian diukur tinggi dari lutut sampai ke tumit. Hasil pengukuran dalam cm dikonversikan menjadi tinggi badan menggunakan rumus: 33 Pria = {2,02 x tinggi lututcm} – {0,04 x umur tahun} + 64,19 Wanita = {1,83 x tinggi lutut cm} – {0,24 x umur tahun} + 84,88 Universitas Sumatera Utara Tinggi lutut digunakan untuk mendapatkan ukuran tinggi badan sebenarnya dari subyek. Dengan alasan subyek terdiri dari lansia. Pada lansia telah terjadi penurunan massa tulang yang menyebabkan bungkuk sehingga sukar untuk mendapatkan data tinggi badan sebenarnya yang akurat. 32,34 Data sekunder yang berupa data mengenai karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin dan keadaan gigi geligi. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara. Untuk data keadaan gigi geligi, di dapat dari pengamatan langsung pada rongga mulut pasien dengan menggunakan kaca mulut.

3.6 Analisis Data

Semua data yang diperoleh dipindahkan ke kartu kode menurut tujuan penelitian. Data disajikan dengan menghitung frekuensi distribusi. Data kemudian diproses dan diolah dengan bantuan paket komputer. Hubungan antara kehilangan gigi berdasarkan jumlah gigi yang ada di rongga mulut dan ada tidaknya oklusi dengan status gizi dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Distribusi Responden di Panti Jompo AbdiDharma Asih Binjai Tahun 2010

Penelitian yang dilakukan di Panti Jompo AbdiDharma Asih Binjai, responden di bagi dalam lima karakteristik, yaitu berdasarkan usia, jenis kelamin, status gizi, jumlah gigi yang ada di rongga mulut dan ada tidaknya oklusi. Berdasarkan usia, jumlah responden terbesar terdapat pada usia 70-79 tahun sebanyak 32 responden 50, pada usia 60-69 tahun sebanyak 20 responden 31,25, pada usia 80-89 tahun sebanyak 9 responden 14,06 dan pada usia ≥90 tahun sebanyak 3 responden 4,69. Berdasarkan jenis kelamin, responden terbesar adalah perempuan sebanyak 36 responden 56,25 dan responden berjenis kelamin laki- laki sebanyak 28 responden 43,75. Berdasarkan status gizi, responden terbesar terdapat pada status gizi non underweight sebanyak 40 responden 62,5 dan pada status gizi underweight sebanyak 24 responden 37,5. Berdasarkan jumlah gigi yang ada di rongga mulut, responden terbesar terdapat pada kelompok 1-10 gigi sebanyak 28 responden 43,75, pada kelompok edentulus sebanyak 13 responden 20,31, pada kelompok 11-20 gigi sebanyak 15 responden 23,44 dan pada kelompok 21-32 gigi sebanyak 8 responden 12,5. Berdasarkan ada tidaknya oklusi, responden terbanyak terdapat pada kelompok yang oklusi anterior dan posteriornya tidak ada sebanyak 41 responden 64,06, pada Universitas Sumatera Utara