Morfologi Tanaman Kelapa Sawit a. Akar

II. TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Kelapa Sawit 1. Sistematika Tanaman Kelapa Sawit Menurut Setyamidjaja 2006, sistematika dari tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angioepermae Classis : Monocotyledone Ordo : Palmales Familia : Palmaceae Genus : Elaeis Species : E. Guineensis Nama Ilmiah : Elaeis guineensis Jacq.

2. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit a. Akar

Tanaman kelapa sawit mempunyai akar serabut. Kelapa sawit juga memiliki akar nafas yang timbul di atas permukaan tanah atau di dalam tanah dengan aerasi baik Anonymous, 1997. Selanjutnya Risza 1994 menambahkan bahwa perakaran tanaman kelapa sawit terdiri dari akar primer, sekunder, tertier dan kuartier. Akar-akar primer pada umumnya tumbuh ke bawah, sedangkan akar sekunder, tertier dan kuartier arah Universitas Sumatera Utara tumbuhnya mendatar dan ke bawah. Akar kuartier berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah. Akar-akar kelapa sawit banyak berkembang di lapisan tanah atas sampai lebih kurang satu meter dan kebawah makin sedikit.

b. Batang

Menurut Sunarko 2008, sejak berkecambah pada tahun pertama tidak nampak pertumbuhan batang aktif. Mula -mula dibentuk poros batang, selanjutnya dibentuk daun yang bertambah besar yang saling tindih membentuk spiral. Poros batang diselubungi oleh pangkal-pangkal daun yang kelihatannya bertambah besar, karena jumlah daun yang bertambah banyak. Karena kelapa sawit termasuk tanaman monokotil, maka batangnya tidak memiliki kambium dan pada umumnya tidak bercabang. Batang berbentuk silinder dengan diameter antara 20-75 cm atau tergantung pada keadaan lingkungan. Selama beberapa tahun minimal 12 tahun, batang tertutup rapat oleh pelepah daun. Tinggi batang bertambah kira-kira 75 cmtahun, tetapi dalam kondisi yang sesuai dapat mencapai 100 cmtahun. Tinggi maksimum tanaman kelapa sawit yang ditanam di perkebunan adalah 15-18 m, sedangkan di alam mencapai 30 m. Batang berfungsi sebagai penyangga tajuk serta menyimpan dan mengangkut bahan makanan Risza, 1994. Universitas Sumatera Utara

c. Daun

Daun kelapa sawit bersirip genap dan bertulang daun sejajar. Pangkal pelepah mempunyai duri-duri dan bulu-bulu halus sampai kasar Setyamidjaja, 2006. Daun yang pertama kali keluar 5-7 helai berbentuk lancet, yaitu melekat satu sama lain. Arah pertumbuhannya hampir tegak lurus ke atas. Pemisahan daun dimulai dari bahagian tengah dan kemudian menuju ke pinggir. Panjang daun dewasa kira-kira 3-5 m dengan jumlah anak daun 160-260 helai. Satu helai daun kelapa sawit terdiri dari pelepah daun, tangkai daun tempat melekatnya duri-duri dan helaian daun yang terdiri dari tulang daun induk rachis dan ana k-anak daun leaflets Sunarko, 2008.

d. Bunga

Pembungaan kelapa sawit termasuk monocius artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada satu tandan yang sama. Namun kadang-kadang dijumpai juga dalam satu tandan bunga jantan dan bunga betina. Bunga seperti ini disebut bunga banci hermaprodit. Tanaman kelapa sawit menyerbuk secara silang dan menyerbuk sendiri Risza, 1994.

e. Buah

Lamanya pertumbuhan buah sejak bunga mulai diserbuki sampai di panen lebih kurang 6 bulan. Bunga yang mulai tumbuh, susunannya pada tandan masih longgar semakin lama semakin bertambah padat, saling berhimpitan dan menyebabkan bentuk buah pada sebelah pangkal terjepit Universitas Sumatera Utara serta sebelah ujung bulat. Besar maksimum buah tercapai pada umur 4-5 bulan, ukuran buah memiliki panjang 3-6 cm, tebal 2-4 cm dan berat 10-29 gram Risza, 1994. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit. Pertumbuhan, perkembangan dan produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari luar maupun faktor dari tanaman itu sendiri. Faktor-faktor tersebut pada dasarnya dapat dibedakan menjadi faktor lingkungan, baik faktor genetis dan faktor teknis agronomis. Dalam menunjang pertumbuhan dan proses produksi kelapa sawit, faktor tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Untuk mencapai produksi kelapa sawit yang maksimal diharapkan ketiga faktor tersebut harus selalu ada dalam keadaan optimal. Faktor lingkungan tersebut meliputi iklim dan tanah Anonymous, 1997.

1. Iklim