Iklim Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Konsentrasi dan Interval Pemberian Pupuk Daun Gandasil D Pada Tanah Salin Yang Diameliorasi Dengan Pupuk Kandang

serta sebelah ujung bulat. Besar maksimum buah tercapai pada umur 4-5 bulan, ukuran buah memiliki panjang 3-6 cm, tebal 2-4 cm dan berat 10-29 gram Risza, 1994. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit. Pertumbuhan, perkembangan dan produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari luar maupun faktor dari tanaman itu sendiri. Faktor-faktor tersebut pada dasarnya dapat dibedakan menjadi faktor lingkungan, baik faktor genetis dan faktor teknis agronomis. Dalam menunjang pertumbuhan dan proses produksi kelapa sawit, faktor tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Untuk mencapai produksi kelapa sawit yang maksimal diharapkan ketiga faktor tersebut harus selalu ada dalam keadaan optimal. Faktor lingkungan tersebut meliputi iklim dan tanah Anonymous, 1997.

1. Iklim

Faktor iklim berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Beberapa unsur iklim yang penting yaitu ketinggian tempat, curah hujan, penyinaran matahari, kelemababan udara dan angin.

a. Ketinggian tempat

Menurut Sunarko 2008, daerah-daerah yang baik untuk pertanaman kelapa sawit adalah mulai dari dekat pantai sampai ketinggian kira-kira 1000 meter dari atas permukaan laut. Walaupun tanaman kelapa sawit masih dapat tumbuh pada ketinggian lebih dari Universitas Sumatera Utara 1000 meter dari atas permukaan laut, tetapi akan terlambat berbuah dan produksinya berkurang, dibandingkan dengan tempat-tempat yang lebih rendah.

b. Curah Hujan

Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang tumbuh baik diantara garis lintang 12 LU – 12 LS. Curah hujan yang dikehendaki antara 2000-2500 mm pertahunnya dengan pembagian yang merata sepanjang tahun Risza, 1994. Curah hujan yang merata ini dapat menurunkan penguapan dari tanah dan tanaman kelapa sawit. Air merupakan pelarut unsur-unsur hara dalam tanah. Dengan bantuan air, unsur tersebut menjadi tersedia bagi tanaman. Bila tanaman dalam keadaan kering, akar tanaman sulit menyerap ion mineral dari dalam tanah Penebar Swadaya, 1997.

c. Penyinaran Matahari

Lamanya penyinaran optimum yang diperlukan 5-7 jamhari, dengan suhu optimum berkisar 29 - 30 C. Sinar matahari dapat mendorong pembentukan bunga, pertumbuhan vegetatif dan produksi buah kelapa sawit. Berkurangnya lama sinar matahari akan mengurangi proses asimilasi untuk memproduksi karbohidrat dan membe ntuk bunga Sunarko, 2008.

d. Kelembaban Udara dan Angin

Kelembaban udara dan angin adalah faktor yang sangat penting untuk menunjang pertumbuhan kelapa sawit. Kele mbaban udara dapat Universitas Sumatera Utara mempengaruhi penguapan, sedangkan angin akan membantu proses penyerbukan secara alamiah. Angin yang kencang menyebabkan penguapan lebih besar, mengurangi kelembaban dan dalam waktu yang lama mengakibatkan tanaman layu. Kelembaban optimum bagi tanaman kelapa sawit berkisar 80 - 90 Penebar Swadaya, 1997. 2 . Tanah Tanah merupakan faktor utama yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit disamping faktor iklim. Tanah dapat menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman dan sekaligus tempat berjangkarnya akar tanaman. Tanaman kelapa sawit Elaeis guineensis Jacq. dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah antara lain podsolik, andosol dan alluvial. Meskipun demikian, kemampuan produksi kelapa sawit pada masing-masing tana h adalah tidak sama. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh sifat fisik dan kima tanah Anonymous, 1997. Koedadiri 1990 menambahkan bahwa hampir semua jenis tanah dapat menjadi tempat tumbuh kelapa sawit dengan pH optimum 4,0 – 7,5. Adapun tanah yang kurang baik untuk ditanami kelapa sawit adalah tanah yang drainasenya buruk, tanah laterit banyak mengandung besi, pasir dan tanah gambut yang dalam. Universitas Sumatera Utara Peranan Unsur Hara Bagi Tanaman. Peranan utama unsur hara nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan khususnya batang, cabang dan daun. Disamping itu nitrogen juga berperan untuk merangsang perkembangan anakan. Kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan pertumbuhan lambat, tanaman kerdil, pertumbuhan akar terhambat dan daun-daun kering Lingga, 1994. Menurut Rinsema 1986, nitrogen yang tersedia bagi tanaman akan mempengaruhi pembentukan protein, bagian vegetatif serta pembentukan berbagai bahan organik lainnya. Poerwowidodo 1992 menambahkan bahwa nitrogen merupakan bagian pokok tanaman hidup. Nitrogen hadir sebagai satuan fundamental dalam protein, asam nukleik, klorofil dan senyawa organik lainnya. Protein merupakan penyusun utama protoplasma. Fungsinya sebagai bahan vital berbagai enzim merupakan kepentingan sentralnya dalam seluruh proses metabolisme dalam tanaman. Unsur hara fosfor juga sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. Terhadap pertumbuhan tanaman, fosfor dapat merangsang perkembangan perakaran tanaman. Terhadap produksi tanaman, fosfor mempertinggi hasil serta bahan kering, bobot biji, memperbaiki kualitas hasil serta mempercepat kematangan Nyakpa et al., 1988. Sedangkan menurut Poerwowidodo 1992, fosfor P termasuk anasir hara esensial bagi tanaman dengan fungsi sebagai pemindah energi sampai segi-segi gen yang tidak dapat digantikan dengan hara lain. Ketidakcukupan pasokan P menjadikan tanaman tidak tumbuh maksimal atau potensi hasilnya tidak maksimal atau tidak mampu melengkapi proses reproduksi normal. Universitas Sumatera Utara Menurut Gardner et al. 1991, kalium berperan sebagai katalisator terutama dalam merubah protein menjadi asam amino serta dalam sintesis dan pembongkaran karbohidrat. Gejala kekurangan kalium akan memperlihatkan pertumbuhan terganggu dan daun nampak seperti terbakar. Poerwowidodo 1992 menambahkan bahwa kalium K merupakan anasir esensial bagi seluruh jasad hidup. Pada jaringan tanaman tinggi, kalium menyusun 1,7 - 2,7 bahan kering daun normal. Kebutuhan tanaman untuk K + tidak dapat diganti secara lengkap oleh kation alkali lainnya. Tanpa kalium, tanaman tidak mampu mencapai pertumbuhan dan arah hasil maksimal. Selain unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium, unsur hara magnesium merupakan salah satu hara makro yang dibutuhkan tanaman terutama peranannya untuk transportasi fosfat pa da tanaman. Kegunaan lain unsur ini adalah sebagai komponen pembentuk zat hijau daun klorofil dan pembentukan karbohidrat, lemak dan minyak-minyak Lingga, 1994. Menurut Gardner et al. 1991, selain unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman, ada sekelompok unsur hara yang dibutuhkan tanaman hanya dalam jumlah kecil, sedangkan apabila dalam jumlah banyak akan merusak tanaman. Unsur hara yang dimaksud adalah unsur hara mikro, seperti Zn, Fe, Mn, Cu, Mo dan Bo. Universitas Sumatera Utara Efektifitas dan Mekanisme Penyerapan Hara Melalui daun. Pemupukan melalui daun merupakan salah satu aplikasi pemberian berbagai pupuk tertentu pada tanaman terutama jenis pupuk yang tidak merusak daun dan harus diberikan dengan konsentrasi rendah Setyamidjaja, 1990. Menurut Soetedjo da n Kartasapoetra 1988, yang dimaksud dengan pupuk daun adalah bahan-bahan atau unsur-unsur yang diberikan melalui daun dengan cara penyiraman atau penyemprotan agar dapat langsung diserap, guna mencukupi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dalam pengaplikasian hara melalui daun hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah konsentrasi pupuk dan waktu yang tepat untuk pengaplikasiannya. Menurut Lingga 1994, konsentrasi merupakan faktor yang sangat vital dan memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan pemupukan melalui daun. Interval waktu juga harus diperhatikan untuk memperoleh hasil pemupukan yang memuaskan. Menurut Lingga 1994, penyemprotan melalui daun harus dihentikan pada saat tunas baru muncul. Sebab tunas muda itu sangat peka terhadap pupuk, terlebih jika konsentrasinya melebihi konsentrasi anjuran. Penyemprotan dengan interval yang terlalu sering juga tidak baik karena dapat menyebabkan kerusakan bagi tanaman. Penyemprotan hara yang disemprotkan melalui daun akan efektif jika dilakukan waktu pagi dan sore hari di mana kelembaban udara relatif tinggi. Hal ini berkaitan dengan mekanisme membuka dan menutupnya stomata. Pada pagi hari tekanan turgor meningkat pada dinding sel penjaga, sehingga lubang stomata akan membuka secara perlahan dan akan Universitas Sumatera Utara menutup jika terik matahari pada siang hari dan selanjutnya pada sore hari karena penguapan telah menurun dan stomata membuka kembali Lakitan, 1995. Sehubungan dengan hal tersebut, Sarief 1986 menyatakan bahwa unsur hara yang disemprotkan melalui daun, masuk melalui lubang stomata secara difusi bersamaan dengan air. Deskripsi Pupuk Daun Gandasil D. Pupuk daun Gandasil D adalah salah satu dari berbagai jenis pupuk daun yang beredar saat ini. Pupuk ini dapat digunakan pada berbagai tanaman baik tanaman tahunan, sayur-sayuran maupun buah-buahan. Cara pemberiannya adalah dengan menyemprotkan melalui daun. Adapun kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk ini adalah nitrogen N 20, Kalium bebas Chlor 15, fosfor 15 dan Magnesium 1 dilengkapi dengan unsur -unsur Mangan Mn, boron B, Tembaga Cu, Kobal Co dan Seng Zn serta vitamin-vitamin untuk pertumbuhan tanaman seperti Aneurin, Lactoflavin dan Nicotinic acid amide. Konsentrasi anjuran adalah 10-30 g10 l air atau 1-3 gl air dengan interval pemberian atau penyemprotan setiap tujuh hari sekali. Potensi Tanah Salin Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang memiliki adaptasi luas . Tanaman kelapa sawit mampu tumbuh pada kisaran pH 4-7,0. Universitas Sumatera Utara Dengan melihat syarat tumbuh ini tanaman kelapa sawit masih mampu tumbuh pada tanah salin yang pada umumnya berada ditepi laut dimana intrusi air laut menyebabkan kandungan garam tanah menjadi tinggi. Rawa pasang surut adalah rawa yang genangannya dipengaruhi oleh pasang surut air laut Santun, 2004. Pemanfaatan lahan ini dalam upaya pengembangan pertanian berpeluang cukup besar. Lahan pasang surut terdapat disepanjang daerah pantai Sumatera, Kalimantan, Irian dan pulau-pulau lainnya yang terdiri dari berbagaii ekosistem yang dipengaruhi oleh pergerakan air pasang dan salinitas dengan tingkat yang bervariasi. Luas lahan rawa di Indonesia sebesar 33,4 juta hektar yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Sedangkan 20,1 juta hektar merupakan lahan pasang surut H idayat, 2002. Potensi lainnya dari tanah salin ini adalah kandungan air laut yang terdiri dari bermacam-macam unsur baik yang berasal dari dasar laut sendiri maupun dari daratan. Kadar rata -rata garam-garam terpenting alam air laut disajikan pada Tabel 1 dibawah ini: Tabel 1. Kadar Rata-rata Garam-garam Terpenting dalam Air Laut. Jenis Garam Kepekatan g.l -1 Jenis Ion ++ Kepekatan nM NaCl MgCl MgSO 4 CaSO 4 K 2 SO 4 CaCo 3 KBr 28.14 3.81 1.75 1.28 0.82 0.12 0.10 Na + Cl - Mg 2+ SO 4 2- K + Ca 2+ HCO 3 - 457.0 536. 56.0 28.0 9.7 10 2.3 Total garam Terlarut g.l -1 Potensial Osmotik MPa 32.0 -2.4 Salinitas tanah akan menjadi masalah jika konsentrasi natrium klorida NaCl, natrium karbonat NaCO 3 , natrium sulfat Na 2 SO 4 atau garam-garam Universitas Sumatera Utara dari magnesium Mg ada dalam jumlah yang berlebih Poljakoff-Mayber dan Gale, 1975. Banyak faktor yang dapat menyebabkan tingginya tingkat salinitas pada suatu areal. Terjadinya evaporasi dalam keadaan murni biasanya meninggalkan garam -garam yang tertinggal dalam larutan tana h mencapai 4-10 kali lebih tinggi pada tanah-tanah beririgasi. Masalah utama lahan salin selain kandungan garam yang tinggi terutama Na + dan Cl - , juga sistem drainase yang jelek Adiwiganda, 1985. Drainase yang jelek akan menghalangi pembasuhan garam-garam lapisan tanah yang lebih bawah. Penggenangan yang berulang-ulang oleh air laut mengakibatkan penumpukan garam-garam pada zona perakaran dan secara berkala akan membuat tanah menjadi semi rawa di mana tertimbun sejumlah senyawa atau unsur beracun seperti gas-gas NO dan CO yang dapat menjadi toksik bagi tanaman Manurung, 1987. Buruknya drainase dapat diatasi dengan perbaikan sistem irigasi Adiwiganda, 1985. Namun air bergaram merupakan faktor yang paling bertanggung jawab terhadap peningkatan salinitas tanah. Upaya pendekatan lain untuk memanfaatkan lahan salin adalah dengan mencari tanaman yang toleran terhadap garam Ichman et al., 1984. Tingkat Salinitas Tanah Salinitas pada umumnya bersumber pada tanah dan air tanah. Salin atau tidaknya suatu tanah ataupun air diukur berdasarkan daya hantar listriknya yang Universitas Sumatera Utara tergantung pada kadar garam yang terlarut dalam air ataupun dalam larutan yang berhubungan dengan pertumbuhan tanaman Sipayung, 2003. Follet et al 1981 dalam Sipayung 2003 menyatakan yang disebut tanah salin adalah yang memiliki daya hantar listrik 4,0 mmhoscm, pH 8,5 dan Na- dd 15 dengan kondisi fisik normal. Kandungan garam larutan dalam tanah dapat menghambat perkecambahan, penyerapan unsur hara dan pertumbuhan tanaman. Untuk air, salinitas berdasarkan USDA 1954 dalam Sipayung 2003 ditentukan dalam empat tingkat sebagai berikut : 1. Salinitas rendah dengan daya hantar listrik 250 mmhoscm. Dapat digunakan untuk mengairi semua tanaman. 2. Salinitas sedang dengan daya hantar listrik 250-750 mmhoscm.Dapat digunakan untuk mengairi tanaman yang taraf kepekaannya rendah sampai sedang. 3. Salinitas tinggi dengan daya hantar listrik 750-2250 mmhoscm.Dapat digunakan untuk mengairi tanaman yang toleran. 4 Salinitas sangat tinggi dengan daya hantar listrik 2250 mmhoscm. Pada umumnya tidak digunakan untuk mengairi tanaman. Sedangkan untuk salinitas air tanah akibat intrusi air laut, Todd 1959 dalam Sipayung 2003 mengkla sifikasikan air tanah atas enam tingkat instrusi air asin yaitu : 1 Tanpa intrusi. Nisbah ClCO3+HCO3 0,5. Mutu air baik 2 Sedikit intrusi. Nisbah ClCO3+HCO3 : 0,5 – 1,3. Mutu air cukup baik. Universitas Sumatera Utara 3 Intrusi sedang. Nisbah ClCO3+HCO3 : 1,3 - 2,8. Mutu air sedang. 4 Intrusi tinggi. Nisbah ClCO3+HCO3 : 2,8 – 6,6. Mutu air buruk. 5 Intrusi sangat tinggi. Nisbah ClCO3+HCO3 : 6,6 – 15,5. Mutu air sangat jelek. Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tanaman yang tumbuh di tanah bergaram akan mengalami dua tekanan fisiologis yang berbeda. Pertama, pengaruh racun dari beberapa ion tertentu seperti sodium dan klorida, yang lazim terdapat dalam tanah bergaram, yang akan menghancurkan struktur enzim dan makromolekul lainnya, merusak organel sel, mengganggu fotosintesis dan respirasi, akan menghambat sintesis protein dan mendorong kekurangan ion Marshner, 1995. Kedua, tanaman yang dihadapkan pada potensial osmotik yang rendah dari larutan bergaram akan terkena resiko ”physiological drought” karena tanaman- tanaman tersebut harus mempertahankan potensial internal osmotik yang lebih rendah dalam rangka untuk mencegah pergerakan air akibat osmosis dari akar ke tanah. Tanaman mungkin akan menyerap ion untuk mempertahankan potensial osmotik internal rendah, namun hal ini akan menyebabkan kelebihan io n yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya penurunan pertumbuhan pada beberapa tanaman Delvian, 2004. Sebagai tambahan, tingginya konsentrasi garam akan menyebabkan penurunan permeabilitas akar terhadap air dan mengakibatkan penurunan laju masuknya air ke dalam tanaman Marschner, 1995. Sopandi 2003 menyatakan bahwa secara umum terdapat 3 kendala utama dalam pertumbuhan tanaman sebagai akibat cekaman salinitas, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Defisit airdehidrasi air yang disebabkan rendahnya potensial air dari media tumbuh. 2. Ketidakseimbangan hara yang disebabkan oleh pengaruh dari ion salin Na + dan Cl - dengan hara esensial lain terutama kation Ca, NO 3 dan fosfat baik dalam proses penyerapan maupun dalam traslokasi. 3. Toksisitas spesifik karena tingginya akumulasi Na + dan Cl - di dalam sitoplasma. Pada umumnya pengaruh salinitas adalah terjadinya abnormalitas metabolisme karena menurunnya potensial air di daun sehingga kandungan air menurun. Kandungan ion-ion spesifik seperti Na, Cl, Ca, Fe, Mg, Cu dan Zn baik dijaringan daun maupun dijaringan batang telah dijumpai meningkat dengan meningkatnya NaCl Yang, et al., 1980, tetapi kandungan P dan K dalam jaringan tanaman terutama daun menurun, sedangkan kandungan N cenderung meningkat Sulaiman, 1991. Menurut Doorenbos dan Pruitt 1977, kemampuan tanaman menyerap air pada lingkungan bergaram akan berkurang sehingga gejala yang ditimbulkan mirip dengan gejala kekeringan. Gejala-gejala yang tampak seperti daun yang kecil, dan pada akhirnya tanaman akan mati kekeringan. Mekanisme Toleransi Tanaman Dalam menghadapi pengaruh salinitas, berbagai tanaman melakukan berbagai bentuk adaptasi dengan mekanisme fisiologi dan mekanisme morfologi. Adaptasi terhadap salinitas diperlukan terutama untuk memperbaiki keseimbangan Universitas Sumatera Utara air guna mempertahankan potensial air dan turgor, serta seluruh proses biokimia untuk pertumbuhan dan berbagai aktivitas normal.

1. Mekanisme Fisiologi