Debt to Equity Ratio dengan Dividen Payout Ratio dapat dilihat melalui Gambar 3
pada halaman sebelumnya.
3.1.1. Hubungan Cash Ratio dengan Dividen Payout Ratio
Melalui pengukuran dengan menggunakan cash ratio, akan diperoleh posisi kas suatu perusahaan yang merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan
sebelum membuat keputusan dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Pembayaran dividen merupakan arus kas
keluar, semakin kuat posisi kas perusahaan berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen, sebaliknya apabila posisi kas dalam suatu perusahaan kecil
maka akan memperkecil kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen karena posisi kas yang ada harus dipersiapkan terlebih dahulu dalam melakukan pembayaran
kewajiban jangka pendek perusahan.
3.1.2. Hubungan Return on Asset dengan Dividen Payout Ratio
Return on Asset merupakan salah satu pengukuran terhadap profitabilitas atau
tingkat keuntungan perusahaan didalam menjalankan operasionalnya. Dividen merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya
dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan
memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Oleh karena dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan
tersebut akan mempengaruhi besarnya dividen payout ratio. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungannya lebih besar
Universitas Sumatera Utara
sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
3.1.3. Hubungan Debt to Equity Ratio dengan Dividen Payout Ratio
Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu, semakin rendah Debt to
Equity Ratio akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya.
Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima,
karena kewajiban tersebut akan diprioritaskan daripada pembagian dividen. Jika beban hutang semakin tinggi maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen
akan semakin rendah.
3.2. Hipotesis Penelitian