Nilai minimum dari Dividen Payout Ratio adalah 5 persen, nilai maksimum dari Dividen Payout Ratio adalah 501 persen dengan rata-rata Dividen Payout Ratio
yang diperoleh pada BUMN yang go publik dari tahun 2001 – 2007 adalah 73,13 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dari setiap laba yang diperoleh, maka rata-rata
BUMN akan membagikannya kepada pemegang saham sebagai dividen sebesar 73,13 persen, dan yang tinggal di dalam perusahaan sebagai retained earning yang
digunakan untuk pengembangan perusahaan kedepannya hanya sebesar 26,87 persen saja. Penyimpangan dari nilai rata-rata data Dividen Payout Ratio yang ada sebesar
74,24 persen.
5.2. Hasil Penelitian 5.2.1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian terhadap ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan
sebelum pengujian hipotesis meliputi :
5.2.1.1. Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk
menguji apakah data penelitian ini terdistribusi normal atau tidak, dapat dideteksi melalui analisis statistik dengan alat uji one sample Kolmogorov Smirnov Test. Hasil
uji awal dari penelitian ini menghasilkan bahwa data penelitian ini tidak terdistribusi normal sehingga peneliti mengubah bentuk data kedalam bentuk logaritma Log,
Universitas Sumatera Utara
kemudian baru dilakukan pengujian, dan diperoleh hasil pengujian seperti terdapat pada tabel 5.2 berikut :
Tabel 5.2 Hasil Pengujian One Sample Kolmogorov Smirnov Test Unstandardized Predicted
Value
N 70
Normal Parametersa,b Mean
-.5832838 Std. Deviation
.28705286 Most Extreme Differences
Absolute .102
Positive .102
Negative -.087
Kolmogorov-Smirnov Z .853
Asymp. Sig. 2-tailed .461
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Pengujian dilakukan dengan pengujian antara variabel Cash Ratio, Return on Asset
, Debt to Equity Ratio dan Dividen Payout Ratio dengan residualnya unstandartized residual sebagai daftar target variabel test secara bersamaan yang
tidak dilakukan secara individual Ghozali, 2001 : 114. Dari hasil pengujian terlihat pada tabel 5.2 tersebut besarnya nilai Kolmogorov – Smirnov adalah 0,853 dan
signifikan pada 0.461. Hal ini berarti bahwa data residual berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.2. Pengujian Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi multikolinearitas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF. Menurut Santoso 2002, pada
umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Hal tersebut terdapat pada tabel 5.3.
berikut :
Tabel 5.3 Pengujian Multikolinieritas Model
Collinearity Statistics Constant
Tolerance VIF
LOG_CR .980
1.021 LOG_ROA
.843 1.186
LOG_DER .831
1.203 a Dependent Variable: LOG_DPO
Pada output SPSS pada tabel 5.3 tersebut menunjukkan bagian coefficient Log_CR, Log_ROA dan Log_DER memiliki angka VIF jauh dibawah 5 dan nilai
tolerance tidak kurang dari 0,1. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel-variabel yang ada.
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.3. Pengujian Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Jika variance dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas. Jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Ghozali 2005 jika variabel independen signifikan terjadi secara statistik
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 5.4 Pengujian Heteroskedastisitas
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.579 .110
5.242 .000
LOG_CR .027
.027 .120
1.005 .319
LOG_ROA .077
.045 .222
1.728 .089
LOG_DER -.014
.029 -.064
-.494 .623
a Dependent Variable: ABSUT Dari hasil pengujian terlihat tidak terjadi heteroskedastisitas, karena tidak ada
satupun variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel dependen nilai absolute Ut ABSUT.
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.4. Pengujian Autokorelasi
Gejala Autokorelasi dideteksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Nilai DW
hitung
selanjutnya dibandingkan dengan nilai DW
tabel
dengan tingkat signifikansi 5 dimana DW
tabel
= n-k-1 n = jumlah sample, k = jumlah variabel independen. Dari hasil pengujian terlihat bahwa nilai DW
hitung
sebesar 1,939 seperti yang terdapat pada tabel 5.5 berikut ini :
Tabel 5.5 Nilai Durbin – Watson
Model R
Std. Error of the
Estimate Durbin-
Watson
1 .414a
.64470 1.939
a Predictors: Constant, LOG_DER, LOG_CR, LOG_ROA b Dependent Variable: LOG_DPO
Nilai DW
tabel
untuk n = 70 dan k = 3 diperoleh D
L
= 1,525 dan D
U
= 1,703 dan nilai 4-D
L
= 2,475 dan 4-D
U
= 2,297. Oleh karena nilai DW
hitung
= 1,939 dimana lebih besar dari batas atas D
U
= 1,703 dan kurang dari 4-D
U
= 2,297 atau 1,7031,9392,297 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif
maupun negatif atau tidak terdapat autokorelasi.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Pembahasan Hasil Penelitian 5.3.1. Pengujian Hipotesis