3.4.2 Penentuan C – Organik
Ditambahkan 10 ml K
2
Cr
2
O
7
Ditambahkaan 20 ml H
2
SO
4
pekat Diaduk selama 1 menit
Didiamkan selama 30 menit
Ditambahkan 100 ml akuades Ditambahkan 5 ml H
3
PO
4
85 Ditambahkan 1 ml larutan difenilamin
Dititrasi dengan FeSO
4
0,8987 N hingga warna berubah menjadi hijau
Dicatat volume FeSO
4
0,8987 N yang terpakai Hasil
Larutan ungu Larutan hijau kekuningan
0,1 g Azolla
Catatan : Prosedur ini dilakukan dengan cara yang sama untuk TKKS
Prosedur ini dilakukan untuk masing – masing kompos Azolla dan TKKS sesudah pengomposan dengan variasi waktu 5,10,15,20,25
dan 30 hari Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan disajikan sebagai nilai rata –
rata.
Universitas Sumatera Utara
3.4.3. Penentuan Posfor sebagai P
2
O
5
Metode Spektrofotometri
3.4.3.1 Pengekstrakan Azolla
Ditambahkan 12,5 ml HCl 25 Dikocok selama 2 jam dengan mesin pengocok dengan kecepatan
20 rpm Disaring dengan kertas saring whatman no.40
Dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml Diencerkan dengan akuades hingga garis tanda
Dihomogenkan
Ekstrak azolla encer Ekstrak Ekstrak Azolla
Residu 1 g serbuk Azolla yang telah
dikeringkan dibawah sinar matahari
Catatan : Prosedur ini dilakukan untuk masing – masing kompos Azolla dan daun
TKKS sesudah pengomposan dengan variasi waktu 5,10,15,20,25,dan 30 hari
Universitas Sumatera Utara
3.4.2.2. Pengukuran Absorbansi dari Larutan Standar P untuk kurva Kalibrasi Untuk Larutan standar 2 ppm
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi Ditambahkan 5 ml akuades
Ditambahkan 1 ml larutan campuran pengkompleks Didiamkan 15 menit
Diukur absorbansinya dengan spektorfotometer pada λ = 710 nm
Hasil Larutan berwarna biru
1 ml larutan standar 2 ppm
Catatan : dilakukan hal yang sama untuk larutan standar 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm
Universitas Sumatera Utara
3.4.2.3 Pengukuran Absorbansi untuk Ekstrak Azola
Dimasukkan ke dalam tabu ng reaksi Ditambahkan 5 ml akuades
Ditambahakan 1 ml larutan campuran pengkompleks Didiamkan 15 menit
1 ml ekstrak azolla
Diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada λ = 710
nm Larutan berwarna biru
Hasil
Catatan : Prosedur ini dilakukan untuk masing – masing kompos azolla dan TKKS
sesudah pengomposan dengan variasi waktu 5,10,15,20.25 dan 30 hari Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan disajikan sebagai nilai rata – rata.
Universitas Sumatera Utara
3.4.3 Penentuan Kadar Nitrogen Azolla
ditambahkan 0,3 gselenium dan H
2
SO
4
pekat didekstruksi hingga menjadi larutan coklat kehitaman
Dipindahkan ke dalam labu destilasi Ditambahkan 50 ml akuades
Ditambahakan 3 tetes indikator fenoltalein Ditambahkan NaOH 40 sampai berwarna merah lembayung
Didestilasi Ditampung destilat ke dalam gelas erlenmeyer yang berisi 50
ml H
3
BO
3
3 dan 3 tetes indikator campuran hingga berwarna hijau
Larutan coklat kehitaman 0,1 g serbuk Azolla yang telah
dikeringkan
Ditampung di dalam gelas erlenmeyer yang berisi 50 ml H
3
BO
3
3 dan 3 tetes indikator campuran Dititrasi dengan HCl 0,01 N
Ditentukan N
Catatan : prosedur ini dilakukan untuk masing – masing kompos azolla dan TKKS
sesudah pengomposan dengan variasi waktu 5,10,15,20,25 dan 30 hari Larutan merah muda
Hasil Destilat berwarna hijau
Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan disajikan sebagai nilai rata- rata
Universitas Sumatera Utara
41
3.4.4 Penentuan Kalium sebagai K
2
O dengan Metode Spektrofotometer Serapan Atom
Didinginkan dalam desikator selama 30 menit Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml
Dilarutkan dengan 12,5 ml HCl 25 Didesktruksi selama 3 jam
didiamkan selama 1 malam Didinginkan, lalu disaring pada labu takar 100 ml dengan
kertas saring whatman no. 40 Diencerkan dengan akuades sampai garis
Didinginkan pada suhu kamar Didiamkan selama 12 jam
Disaring dengan kertas saring Whatman No. 42 Cawan dicuci tiga kali dengan akuades
Kertas saring dicuci akuades tiga kali dengan akuades
Dibuat pH ± 3 dengan penambahan NH
4
OH 20 tetes demi tetes
Diencerkan dengan akuades hingga garis tanda Konsentrasi K diukur dengan Spektrofotometer Serapan Atom
Di dalam gelas timbangan
Larutan
Filtrat dalam labu takar 100 ml
Konsentrasi kalium Endapan dibuang
5 g sampel kering
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Data Analisa Pengomposan Azolla
Tabel 4.1. Pengomposan Azolla
Parameter Jenis
Kompos Hari
C N
CN P
K 43, 46
3,54 12,27
0,79 2,24
5 35,55
3,93 9,04
0,87 2,49
10 26, 35
4,30 6,12
1,05 3,03
15 24,33
4,42 5,49
1,07 3,11
20 23, 68
4,61 5,12
1,12 3,25
25 23,15
4,75 4,86
1,15 3,34
Azolla
30 23,05
4,82 4,77
1,17 3,39
Dari data analisa Pengomposan Azolla seperti tabel 4.1 terlihat Perubahan Konsentrasi C, N, CN, P, K sebagai berikut :
Pada pengomposan 10 hari penurunan konsentrasi karbon makin rendah dan stabil sampai hari ke 30. Sedangkan Konsentarsi N, P, dan K terjadi kenaikan tajam sampai
dengan hari ke 10, setelah hari ke sepuluh perubahan konsentrasi N, P, dan K tetap menunjukkan kenaikan. Dengan demikian diperoleh data CN sebanding dengan
penurunan konsentarsi C, artinya pada hari ke 10 dapat dikatakan rasio yang paling baik untuk untuk pengomposan Azolla. Untuk melihat perubahan yang terjadi
pengomposan terus diamati hingga hari ke 30. Perubahan konsentrasi ini dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1. Perubahan konsentrasi C, N, CN, P dan K
dari Azolla selama pengomposan.
Universitas Sumatera Utara