Reduksi oksidasi sempurna : CH
3
COOH + 2O
2
CO
2
+ 2H
2
O 2H
2
+ O
2
2H
2
O CH
4
+ 2O
2
CO
2
+ 2H
2
O M. Judoamidjojo, A.A. Darwis dan E.G. Said .
Reaksi aminasi : Protein
proses enzimatik
senyawa asam amino komplek + O
2
+ amina R NH
2
+ H
2
O
hidrolisa enzim
R OH + NH
3
+ energi
Reaksi amonifikasi : 2NH
3
+ H
2
CO
3
NH
4 2
CO
3
2NH
4 +
+ CO
3 2-
Reaksi nitrifikasi : 2NH
4 +
+ 3O
2
NO
2 -
+ 2H
2
O + 4H
+
+ Energi 2NO
2 -
+ O
2
2NO
3 -
+ Energi Mul Yulyani Sutedjo, 2002
2.7.4. Menentukan Kematangan Kompos
Kompos dikatakan bagus dan Siap diaplikasikan jira tingkat kematangannya sempurna, dan bisa dilihat dari keadaan bentuk fisiknya, sebagai berikut :
1. Jika diraba, suhu tumpukan bahan yang dikomposkan sudah dingin, mendekati suhu ruang.
2. Tidak mengeluarkan bau busuk lagi. 3. Bentuk fisiknya sudah menyerupai tanah yang berwarna kehitaman.
Universitas Sumatera Utara
4. Jika dilarutkan ke dalam air, kompos yang sudah matang tidak akan larut. 5. Strukturnya
remah, tidak
menggumpal. Simamora, Suhut dan Salundik. 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos
2.7.5 Meningkatkan Kesuburan Tanah
Produksi tanaman akan terhalang jika unsur hara yang terkandung di dalam tanah kurang atau tidak seimbang, terutama di daerah yang kadar unsur haranya
buruk atau tanahnya terlalu asam atau basa. Meningkatkan jumlah produksi komoditas pertanian di Indonesia dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas
tanah yang sudah mulai menurun kesuburannya. Upaya yang dapat dilakukan untuk membatasi hilangnya unsur hara dan
mengembalikan kesuburan tanah dilakukan dengan cara mendaur ulang limbah organik, seperti limbah dari kandang peternakan, kotoran manusia, sisa tanaman atau
sisa pengolahan tanaman. Hasil daur ulang limbah organik tersebut dikembalikan ke lahan baik secara langsung ataupun setelah diolah menjadi kompos atau
difermentasikan. Dengan memanfaatkan pupuk organik tersebut, unsur hara dalam tanah akan bisa diperbaiki. Sehingga kehilangan unsur hara akibat terbawa air hujan
leaching dapat diatasi. Pemupukan menggunakan kompos mengakibatkan tanah yang strukturnya ringan
berpasir atau ringan menjadi lebih baik, daya ikat air menjadi lebih tinggi. Sementara itu,tanah yang berat tanah liat menjadi lebih optimal dalam mengikat air.
Kompos dapat meningkatkan kapasitas tukar kation KTK tanah dan dapat meningkatkan penyerapan unsur hara.
Universitas Sumatera Utara
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia di dalam tanah dan pupuk, serta akan diserap dengan rambut akar dalam bentuk ion. Tanah yang memiliki kapasitas tukar
kation KTK rendah hanya memiliki sedikit unsur hara di dalamnya yang dapat diserap tanaman.
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dibagi menjadi dua yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro antara lain Nitrogen N, Fosfor P,
Kalium K, Kalsium Ca, Magnesium Mg, dan Sulfur S. Sedangkan unsur hara mikro antara lain Zat besi Fe, Mangan Mn, Tembaga Cu, dan seng Zn.
Komponen kompos yang semakin berpengaruh terhadap sifat kimia tanah adalah kandungan humusnya. Humus dalam kompos mengandung unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Humus yang menjadi asam humat dapat melarutkan zat besi dan aluminium sehingga fosfat yang terikat besi dan alminium akan lepas dan dapat
diserap oleh tanaman. Selain itu humus merupakan penyangga kation yang dapat mempertahankan unsur hara sebagai bahan makanan untuk tanaman. Kandungan
kimia kompos terlihat pada table di bawah ini : Tabel 2.4. Analisis Kimia Kompos
Sumber : http : www.kompos.go.idhtmt
Bahan Kadar
Nitrogen 1,33
P
2
O
5
0,83 K
2
O 0,36
Humus 53,70
Kalsium 5,61
Zat besi 2,1
Seng ppm 285
Timah ppm 575
Tembaga ppm 65
Kadmium ppm 5
PH 7,2
Universitas Sumatera Utara
18
Kompos juga berfungsi sebagai pemasok makanan bagi organisme di dalam tanah seperti kapang, bakteri, actinomycetes, dan protozoa sehingga dapat meningkatkan
dan mempercepat proses dekomposisi bahan organik. http: www.kompos.go.id
htmt.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN