Syarat Pembuatan Kompos Parameter yang dapat diamati sebagai petunjuk sempurnanya proses pengomposan sebagai berikut:

d. Juga ada unsur hara dari senyawa organik yang akan terbebas menjadi senyawa an-organik sehingga menjadi persediaan di dalam tanah bagi keperluan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

e. Lemak dan lilin akan terurai menjadi CO

2 dan air. Selama berlangsungnya proses tersebut akan terjadi perubahan berat dan isi dari bahan-bahan pembuatanya. Terjadi penguranagan berat karena adanya penguapan dan pencucian. Sebagaian besar senyawa hidrat arang akan hilang ke udara selama penguapan.

2.7.1 Syarat Pembuatan Kompos

a. Campuran kompos harus homogen agar kadar N dan kecepatan fermentasi dapat merata dan tetap. Oleh karena itu bahan menttah perlu dipotong-potong hingga menjadi bagian-bagaian kecil. b. Temperatur awal harus tiinggi untuk membunuh pathogen, biji rumput- rumputan, lalat dan telurnya, serta larva hama lain beserta penyakit cendawan yang terbawa ke dalam tumpukan. Nurheti Yuliarti, 2009.

2.7.2 Parameter yang dapat diamati sebagai petunjuk sempurnanya proses pengomposan sebagai berikut:

1. Selama proses pengomposan, dari hari pertama temperatur akan meningkat secara bertahap. Proses pengomposan dianggap selesai apabila temperature kompos turun mendekati temperatur awal. Pengamatan ini dapat dilakukan setiap hari menggunakan termometer kaca. Universitas Sumatera Utara 2. Pengamatan terhadap penyusutan tumpukan kompos dilakukan pada akhir pengomposan untuk bahan lunak dan setiap minggu untuk bahan keras. 2.7.3 Proses pengomposan Campuran bahan yang sudah ditambah bioakttivator difermentasi dengan cara menutupnya menggunakan terval dan membiarkannya selama 5 – 7 hari. Pada hari kedua atau ketiga, temperatur bahan kompos akan meningkat menjadi 40 – 60 o C. Jika temperatur meningkat, tumpukan bahan tersebut harus dibalik, kemudian ditutup lagi. Tiga hari kemudian temperatur akan turun kembali dan berangsur – angsur stabil. Jika temperatur sudah stabil, bahan tersebut sudah menjadi kompos dan siap dikemas atau digunakan. Sofian, 2006. Sumber bahan organik tanah adalah jaringan tanaman baik yang berupa serasah atau sisa tanaman yang berrupa batang , akar daun yang kemudian dirombak oleh mikroorganisme tananh, atau sisa hewan yang berupa kotoran maupun bangkai hewan. Secara kimiawi bahan organic tanah tersususn atas karbohidrat, protein lignin dan sejumlah senyawa kecil seperti lemak, lilin dan sebagainya, salah satu hasil perombakan bahan organik adalah humus, yang mempunyai kapasitas pengikatan unsure hara dan air yang sangat tinggi, memiliki kekhususan koloidal dan mampu mengikat air 80-90 dari berat keringnya, bandingkan dengan tanah liat yang hanya mampu mengikat air 15-20 saja. Humus memberi warna tanah menjadi agak kehitaman dan sangat bermanfaat bagi pertanian karena mempengaruhi struktur tanah. Universitas Sumatera Utara Bahan organik dalam tanah sangat berhubungan dengan kecepatan pelapukan tanah. Bahan organic yang mempunyai CN rasio yang rendah akan lebih cepat melapuk disbanding bahan organik yang mempunyai CN rasio yang tinggi. Untuk cepat lapuk maka perlu penambahan nitrogen tanah yaitu dengan menambahkan bahan organic yang cepat lapuk. Walaupun demikian peran oksigen yang terkandung dalam tanah sangat penting, karena berkurangnya kadar oksigen juga berpengaruh pada aktivitas mikroorganisme dalam penguraian. Ini berkaitan dengan ketersediaan unsure hara dari bahan organik yang bisa diserap tanaman. M, Isnaini, 2006 Reaksi - reaksi yang terjadi pada proses pengomposan yaitu : Reduksi sulfat : CH 3 CHOHCOOH + SO 4 2- 2CH 3 COOH + H 2 S + 2OH - 4H 2 + SO 4 2- 2H 2 O + H 2 S + 2OH - Reduksi karbon organik secara anaerobik : CH 3 COOH CH 4 + CO 2 4CH 3 OH 3CH 4 + CO 2 + 2H 2 O C 6 H 12 O 6 bakteri 3CH 3 COOH C 6 H 12 O 6 kapang 2CH 3 CH 2 OH + 2CO 2 Reduksi karbon dioksida : 2CH 3 CH 2 OH + 2CO 2 2CH 3 COOH + CH 4 4H 2 + CO 2 CH 4 + 2H 2 O 4H 2 + 2CO 2 CH 3 COOH + 2H 2 O Universitas Sumatera Utara Reduksi oksidasi sempurna : CH 3 COOH + 2O 2 CO 2 + 2H 2 O 2H 2 + O 2 2H 2 O CH 4 + 2O 2 CO 2 + 2H 2 O M. Judoamidjojo, A.A. Darwis dan E.G. Said . Reaksi aminasi : Protein proses enzimatik senyawa asam amino komplek + O 2 + amina R NH 2 + H 2 O hidrolisa enzim R OH + NH 3 + energi Reaksi amonifikasi : 2NH 3 + H 2 CO 3 NH 4 2 CO 3 2NH 4 + + CO 3 2- Reaksi nitrifikasi : 2NH 4 + + 3O 2 NO 2 - + 2H 2 O + 4H + + Energi 2NO 2 - + O 2 2NO 3 - + Energi Mul Yulyani Sutedjo, 2002

2.7.4. Menentukan Kematangan Kompos