BAB IV KERANGKA KONSEP
LANJUT USIA
Kriteria Inklusi
Karakteristik Demografi : - umur
- jenis kelamin - tingkat
pendidikan - status perkawinan
- suku - pekerjaan
SINDROMA DEPRESIF Penyakit medis
penyerta Kriteria Eksklusi
BAB V METODE PENELITIAN
V.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan cross
sectional
43-45
untuk menilai apakah terdapat sindroma depresif pada lanjut usia di Puskesmas Padang Bulan dan apakah sindroma depresif pada
lanjut usia di Puskesmas Padang Bulan tersebut berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, suku, pekerjaan, dan
penyakit medis penyerta.
V.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian : - Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia Posyandu Lansia Puskesmas
Padang Bulan Dinas Kesehatan Kota Medan. Waktu penelitian :
- 28 September 2009 – 28 Januari 2010.
V.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi target : - Lanjut usia berusia
≥ 65 tahun. Populasi terjangkau :
- Lanjut usia berusia ≥ 65 tahun yang tinggal di Kecamatan Medan
Baru Kota Medan. Sampel penelitian :
- Lanjut usia berusia ≥ 65 tahun yang datang memeriksakan
kesehatannya di Pos Pelayanan Terpadu lanjut usia Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan.
V.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi : 1. Lansia yang datang ke Posyandu lansia Puskesmas Padang Bulan.
2. Berusia ≥ 65 tahun.
3. Kooperatif dan bersedia menjadi subyek penelitian.
Kriteria eksklusi : 1. Memiliki gangguan kognitif skor MMSE 17.
2. Tidak dapat berbahasa Indonesia.
V.5. Besar Sampel
Besar sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi menggunakan ketepatan absolut dengan rumus yang digunakan adalah :
Z
α 2
PQ n
≥ d
2
Z
α
= Nilai batas bawah dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai
α
yang ditentukan ; untuk nilai
α
= 0,05 → Z
α
= 1,96. P = Proporsi sindroma depresif pada lanjut usia = 25 .
q = 1-p : 1-0,25 = 0,75. d = ketepatan penelitian tingkat ketepatan absolut yang dihendaki =
0,1.
1,96
2
x 0,25 x 0,75 n
≥ 0,1
2
n ≥ 72,03 → n = 90
Pemilihan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling memilih
setiap subyek yang datang yang memenuhi kriteria penelitian dari setiap posyandu lansia yang ada.
43-45
V.6. Cara Kerja
Seluruh penderita lanjut usia yang memenuhi kriteria inklusi dan dapat berbahasa Indonesia mengisi persetujuan secara tertulis untuk ikut ke
dalam penelitian setelah mendapatkan penjelasan yang terperinci dan jelas dan selanjutnya subyek penelitian mengisi kuesioner MMSE untuk
menyingkirkan adanya gangguan kognitif. Sampel yang memiliki skor MMSE
≥ 17 kemudian diikutkan dalam penelitian dan diminta untuk mengisi kuesioner GDS 30-item. Sampel yang memiliki skor 11 merupakan
sampel yang memiliki simtom-simtom depresi yang signifikan secara klinis sindroma depresif +. Sedangkan yang memiliki skor
≤ 11 merupakan sampel dengan sindroma depresif -. Kemudian melalui uji statistik dilihat
apakah terdapat perbedaan antara sindroma depresif yang dialami penderita dengan kelompok umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status
perkawinan, suku, pekerjaan, dan penyakit medis penyerta.
V.7. Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas : Umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, suku,
pekerjaan, dan penyakit medis penyerta. 2. Variabel tergantung :
Sindroma depresif yang dinilai dengan menggunakan kuesioner GDS 30-item.
V.8. Rencana Manajemen dan Analisis Data
Untuk menilai ada tidaknya sindroma depresif pada lanjut usia digunakan kuesioner GDS 30-item. Untuk menilai ada tidaknya perbedaan antara
sindroma depresif yang dialami penderita dengan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, suku, pekerjaan, dan penyakit medis
penyerta digunakan uji hipotesis chi-square. Perbedaan dikatakan
bermakna bila p0,05. Pengolahan dan analisis statistik dari data yang diperoleh, dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan alat bantu
program Statistical Package for Social Sciences SPSS versi 15.
V.9. Definisi Operasional
1. Lanjut usia adalah orang yang berusia 65 tahun atau lebih. 2. Depresi adalah suatu sindroma klinis yang terdiri dari sifat
mood yang menurun perasaan sedih yang menyakitkan, kesulitan dalam berpikir,
dan retardasi psikomotor. 3. Sindroma depresif adalah kumpulan dari simtom-simtom depresif yang
signifikan secara klinis yang dinilai berdasarkan kuesioner GDS 30-item dengan skor 11.
4. Mini Mental State Examination MMSE adalah suatu kuesioner untuk
mendeteksi ada tidaknya gangguan kognitif pada seseorang. 5.
The Geriatric Depression Scale GDS 30-item adalah suatu kuesioner untuk mengevaluasi ada tidaknya sindroma depresif pada lanjut usia.
6. Umur : lamanya hidup sejak lahir yang dinyatakan dalam satuan tahun. Dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu :
• Umur 65-74 tahun • Umur 75-84 tahun
• Umur ≥ 85 tahun
7. Jenis kelamin : terdiri atas laki-laki dan perempuan. 8. Pendidikan : jenjang pengajaran yang telah diikuti subyek melalui
pendidikan formal. Pendidikan dibagi atas :
• SD Sekolah Dasar • SLTP Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
• SLTA Sekolah Lanjutan Tingkat Atas • PT Perguruan Tinggi
9. Status perkawinan : ditentukan apakah subyek masih dalam ikatan perkawinan menikah, atau tidak dalam ikatan perkawinan
bercerai hidup atau mati, dan tidak kawin. 10. Suku : ditentukan apakah lanjut usia suku Batak, Karo, Minang, Jawa,
dan lain-lain. 11. Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang mendapatkan upah.
12. Penyakit medis penyerta : penyakit medis umum yang sedang diderita oleh subyek pada saat dilakukan penelitian, yang telah dialami oleh
subyek sekurang-kurangnya selama 2 tahun, yang dibuktikan melalui data rekam medis yang ada di puskesmas. Bila terdapat lebih dari satu
jenis penyakit medis umum, maka dipilih yang paling berat tingkat keparahannya atau yang paling dikeluhkan oleh subyek. Berdasarkan
penyakit medis penyertanya, subyek dikategorikan atas : • Tanpa riwayat penyakit medis penyerta.
• Penyakit sistem susunan saraf, seperti stroke, epilepsi, dan lain-
sebagainya. • Penyakit sistem kardiovaskular, seperti hipertensi, penyakit jantung
koroner, dan lain sebagainya. • Penyakit sistem pernafasan, seperti asma bronkhiale,
tuberculosis paru, dan lain sebagainya. • Penyakit sistem muskuloskeletal, seperti rheumatoid arthritis, osteo
arthritis, gout arthritis, dan lain sebagainya. • Penyakit lain-lain, penyakit medis umum selain dari yang telah
dikategorikan diatas, seperti diabetes mellitus, dispepsia, dan lain sebagainya.
BAB VI KERANGKA OPERASIONAL
LANJUT USIA
Kriteria Inklusi
Karakteristik Demografi : - umur
- jenis kelamin - tingkat
pendidikan - status perkawinan
- suku - pekerjaan
MMSE Kriteria Eksklusi
Penyakit Medis Penyerta
GDS
SINDROMA DEPRESIF +
ANALISIS DATA SINDROMA
DEPRESIF -
BAB VII HASIL PENELITIAN
Sampel penelitian berjumlah 90 orang lanjut usia yang datang ke Posyandu Lansia Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan dan
telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan cara
consecutive sampling dalam periode waktu antara 28 September 2009 – 28 Januari 2010. Dari keseluruhan sampel
penelitian didapatkan mean skor untuk MMSE sebesar 24,5 SD : 6,2.
Penyajian hasil-hasil penelitian dilakukan dalam bentuk tabel-tabel distribusi frekuensi.
VII.1. DATA UMUM
Tabel 1. Karakteristik Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Status Perkawinan, Suku, Pekerjaan, dan Penyakit Medis Penyerta.
Karakteristik Sampel Jumlah
Umur 65-74 tahun
45 50,0
75-84 tahun 30
33,3 ≥ 85 tahun
15 16,7
Mean = 71,5 tahun SD : 5,9 Jenis Kelamin
Laki-laki 31
34,4 Perempuan
59 65,6
Pendidikan SD
36 40,0
SLTP 31
34,4 SLTA
19 21,1
Perguruan Tinggi 4
4,4 Status
Perkawinan Kawin
47 52,2
Tidak kawin 43
47,8 Suku
Batak 13
14,4 Karo
30 33,3
Minang 13
14,4 Jawa
21 23,3
Dan lain-lain
13 14,4
Pekerjaan Bekerja
39 43,3
Tidak bekerja 51
56,7 Penyakit Medis Penyerta
Tanpa riwayat penyakit medis penyerta 27 30,0
Penyakit sistem susunan saraf 8
8,9 Penyakit sistem kardiovaskuler
21 23,3
Penyakit sistem pernafasan 3
3,3 Penyakit sistem muskuloskletal
25 27,8
Penyakit lain-lain
6 6,7
SD = Standard Deviation
Dari tabel 1 diatas dapat diamati bahwa sampel didominasi oleh kelompok umur 65-74 tahun 50,0, jenis kelamin perempuan 65,6, tingkat pendidikan
tamat SD 40,0, status perkawinan yang kawin 52,2, suku Karo 33,3, pekerjaan yang tidak bekerja 56,7, dan penyakit medis penyerta yang tanpa
ada riwayat penyakit 30,0.
Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Ada Tidaknya Sindroma Depresif
Sindroma Depresif
Jumlah Ya
26 28,9
Tidak 64
71,1 Total
90 100,0
Dari tabel 2 diatas dapat diamati bahwa 28,9 sampel menunjukkan adanya simtom-simtom depresif yang bermakna secara klinis yaitu skor
GDS11. Mean skor GDS didapati sebesar 20,8 SD : 6,7.
VII.2. DATA KHUSUS
Tabel 3. Sebaran Umur Penderita dengan Sindroma Depresif Umur
Sindroma Depresif + Sindroma depresif -
Total N
N N
65-74 tahun
13 50,0
32 50,0
45 50,0
75-84 tahun 6
23,1 24
37,5 30 33,3
≥ 85 tahun 7
26,9 8
12,5 15 16,7
Total 26
100 64
100 90 100
p= 0,177; degree of freedom df = 2 Dari tabel 3 diatas dapat diamati bahwa sindroma depresif paling banyak
terjadi pada lanjut usia kelompok umur 65-74 tahun 50,0 daripada kelompok umur 75-84 tahun dan
≥ 85 tahun. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada sindroma depresif berdasarkan kelompok umur.
Tabel 4. Sebaran Jenis Kelamin dengan Sindroma Depresif Jenis
Sindroma Depresif + Sindroma depresif -
Total Kelamin
N N
N Laki-laki
5 19,2
26 40,6
31 34,4 Perempuan
21 80,8
38 59,4
59 65,6
Total 26
100 64
100 90 100
p = 0,053; df = 1
Dari tabel 4 diatas dapat diamati bahwa sindroma depresif paling banyak terjadi pada lanjut usia dengan jenis kelamin perempuan 80,8 daripada laki-
laki. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada sindroma depresif berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 5. Sebaran Tingkat Pendidikan dengan Sindroma depresif Tingkat
Sindroma Depresif + Sindroma depresif -
Total Pendidikan
N N
N SD
13 50,0
23 35,9
36 40,0
SLTP 7
26,9 24
37,5 31 34,4
SLTA 6
23,1 13
20,3 19 21,1
Perguruan Tinggi 4
6,3 4 4,4
Total 26
100 64
100 90 100
p = 0,361; df = 3
Dari tabel 5 di atas dapat diamati bahwa sindroma depresif paling banyak terjadi pada lanjut usia dengan tingkat pendidikan SD 50,0 daripada SLTP,
SLTA dan Perguruan Tinggi. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada sindroma depresif berdasarkan tingkat pendidikan.
Tabel 6. Sebaran Status Perkawinan dengan Sindroma Depresif Status
Sindroma Depresif + Sindroma depresif -
Total Perkawinan
N N
N Kawin
6 23,1
41 64,1
47 52,2 Tidak
Kawin 20
76,9 23
35,9 43 47,8
JandaDuda Total
26 100
64 100
90 100 p= 0,001; df = 1
Dari tabel 6 diatas dapat diamati bahwa sindroma depresif paling banyak terjadi pada lanjut usia yang tidak kawinjandaduda 76,9 daripada yang
kawin. Terdapat perbedaan bermakna pada sindroma depresif berdasarkan status perkawinan.
Tabel 7. Sebaran Suku dengan Sindroma Depresif Suku
Sindroma Depresif + Sindroma depresif -
Total N
N N
Batak 3
11,5 10
81,8 13 14,4
Karo 11
42,3 19
58,0 30
33,3 Minang
3 11,5
10 75,0
13 14,4 Jawa
5 19,2
16 79,3
21 23,3 Lain-lain
4 15,4
9 73,3
13 14,4 Total
26 100
64 100
90 100 p
= 0,809; df = 4 Dari tabel 7 diatas dapat diamati bahwa sindroma depresif paling banyak
terjadi pada lanjut usia suku Karo 42,3 daripada suku Batak, Minang Jawa dan lain-lain. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada sindroma depresif
berdasarkan suku.
Tabel 8. Sebaran Pekerjaan dengan Sindroma Depresif Status
Sindroma Depresif + Sindroma depresif -
Total Pekerjaan
N N
N Bekerja
8 30,8
31 48,4
39 43,3 Tidak bekerja
18 69,2
33 51,6
51 56,7 Total
26 100
64 100
90 100 p
= 0,125; df = 1 Dari tabel 8 diatas dapat diamati bahwa sindroma depresif paling banyak
terjadi pada lanjut usia yang tidak bekerja 69,2 daripada yang bekerja. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada sindroma depresif berdasarkan pekerjaan.
Tabel 9. Sebaran Penyakit Medis Penyerta dengan Sindroma Depresif Penyakit
Sindroma Depresif + Sindroma depresif -
Total Medis penyerta
N N
N Tanpa riwayat
4 15,4
23 35,9
27 30,0 Sist.Sus.Saraf
4 15,4
4 6,3
8 8,9 Sist.Kardiovaskuler 5
19,2 16
25,0 21 23,3
Sist.Pernafasan 1
3,8 2
3,1 3 3,3
Sist.Muskuloskletal 9 34,6
16 25,0
25 27,8 Lain-lain
3 11,5
3 4,7
6 6,7 Total
26 100
64 100
90 100 p
= 0,256; df = 5 Dari tabel 9 diatas dapat diamati bahwa sindroma depresif paling banyak
terjadi pada lanjut usia dengan penyakit medis penyerta sistem muskuloskeletal 34,6 daripada lanjut usia tanpa riwayat penyakit medis penyerta, dengan
penyakit medis penyerta sistem susunan saraf, sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan, dan lain-lain. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada sindroma
depresif berdasarkan penyakit medis penyerta.
Tabel 10. Faktor Risiko Status Perkawinan Untuk Terjadinya Sindroma Depresif Pada Lanjut Usia di Puskesmas Padang Bulan
Variabel B
p Prevalence Ratio
95 IK PR
Paling Paling rendah tinggi
Status Perkawinan
1,782 0,001 5,942 2,089 16,904
Interval Kepercayaan
Dari tabel 10 diatas dapat diamati bahwa faktor risiko status perkawinan untuk terjadinya sindroma depresif pada lanjut usia di Puskesmas Padang Bulan
Kota Medan adalah status perkawinan tidak kawinjandaduda, yaitu sebesar 5,9 kali dibandingkan dengan status perkawinan kawin PR=5,942; IK 95 2,089
sampai 16,904.
BAB VIII PEMBAHASAN