Sindroma Depresif pada Penderita Diabetes Mellitus di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2011

(1)

GAMBARAN SINDROMA DEPRESIF PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RSUP HAJI ADAM MALIK PADA TAHUN 2011

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

ASFAHANA ASYIQIN BINTI MOHD SAHIMI 080100282

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Sindroma Depresif Pada Penderita Diabetes Mellitus Di RSUP Haji Adam Malik Pada Tahun 2011

NAMA: ASFAHANA ASYIQIN BINTI MOHAMAD SAHIMI NIM: 080100282

Pembimbing Penguji I

(dr. Mustafa M Amin, SpKJ) ( dr. Rina Amelia, MARS) NIP: 19780330 200501 1 003 NIP: 197604202003122002

Penguji II

(dr. Fitriani Lumongga, SpPA) NIP: 196912212002122001

Medan, Desember 2011 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara

(Prof. Dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH) NIP. 195402201980111001


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul Sindroma Depresif pada Penderita Diabetes Mellitus di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2011 . Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah, penulis dapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan perhargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, SP. PD-KGEH, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Mustafa M amin, SP. KJ, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan masukkan pada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Seluruh jajaran RSUP. H. Adam Malik yang telah memberi izin dan banyak bantuan kepada penulis dalam melakukan proses pengumpulan data di lokasi penelitian.

4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Terima kasih yang tiada tara kepada ayah dan mak yang tercinta Mohamad Sahimi dan Wan Mahani yang telah memberikan penuh kasih sayang dan tiada bosan mendoakan dan memberikan semangat dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini. 6. Seluruh pasien Diabetes Mellitus di RSUP. H. Adam Malik yang telah bekerjasama

membantu dan partisipasi dalam proses pengumpulan data penelitian ini.

7. Terima kasih kepada sahabat-sahabat yang banyak membantu dan dukungannya. Untuk seluruh bantuan baik moril maupun materil yang diberikan selama ini kepada penulis, penulis ucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT memberikan imbalan pahala sebesar-sebesarnya.


(4)

Penulis menyadari bahawa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini berguna untuk kita semua.

Medan, Disember 2011 Penulis,

Asfahana Asyiqin 080100282


(5)

ABSTRAK

Diabetes Mellitus adalah salah satu penyakit kronis yang cukup banyak dijumpai dewasa ini. Diagnosa diabetes mellitus merupakan salah satu stressor yang dapat memicu gangguan kejiwaan. Gangguan yang paling sering muncul akibat diagnosa diabetes mellitus yaitu depresi. Penelitian ini bertujuan gambaran sindroma depresif pada penderita diabetes mellitus di RSUP H. Adam Malik Tahun 2011.

Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah 98 orang pasien diabetes mellitus yang dirawat jalan di RSUP H. Adam Malik tahun 2011 selama bulan September. Subjek yang memenuhi syarat dan bersedia mengikuti penelitian ini serta telah menandatangani surat persetujuan penelitian akan diwawancari berdasarkan Patient Health Questionnaire-9(PHQ-9) untuk tingkat depresinya.

Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa responden yang mengalami depresi ringan sebanyak 38 orang (38.8%), depresi sedang sebanyak 49 orang (50%) dan depresi berat sebanyak 11 orang (11.2%). Karakteristik responden yang terbanyak pada depresi sedang adalah sebagai berikut: wanita, umur 50-59 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, dan lama sakit lebih 10 tahun.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat depresi terbanyak pada pasien diabetes mellitus di RSUP H. Adam Malik tahun 2011 adalah depresi sedang dan saranan diharapkan penanganan penderita diabetes mellitus yang mengalami depresi dapat diberikan secara adekuat.


(6)

ABSTRACT

Diabetes Mellitus is a chronic disease found quite a lot these days. Diagnosis of diabetes mellitus is one stressor that can trigger psychiatric disorders. The most common disorder found as a result from diagnosis of diabetes mellitus is depression. The objective of this study is to know picture of depressive syndrome in patients with diabetes mellitus in RSUP H. Adam Malik year 2011.

The method used for this research is descriptive study. The subjects of this study are 98 persons with diabetes mellitus who were undergoing ambulatory therapy in RSUP H. Adam Malik year 2011 on September. The qualified and consented subjects will be interviewed with Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9) for determining the levels of depression.

From the results of this study obtained results those respondents who have mild depression of 38 people (38.8%), moderate depression by 49 people (50%) and severe depression by 11 people (11.2%). Characteristics of respondents are most in moderate depression are as follows: female, age 50-59 years, occupation housewife, and been ill for more than 10 years.

From the results of this study can be concluded that the highest levels of depression in patients with diabetes mellitus in RSUP H. Adam Malik in 2011 was moderate depression and the proposition is expected to the treatment of patients with diabetes mellitus who are depressed can be provided adequately.


(7)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Abstrak . ii Abstract ... iii

Kata Pengantar . iv Daftar Isi vi

Daftar Tabel .. viii

Daftar Lampiran .. ix

BAB 1 PENDAHULUAN .. 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah .. 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.4 Manfaat Penelitian .. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Depresi ... 5

2.1.1 Pengertian Depresi ... 5

2.1.2 Penyebab Depresi .. 5

2.1.3 Gambaran klinis depresi 8

2.2 Diabetes Mellitus 2.2.1 Pengertian diabetes mellitus 9

2.2.2 Klasifikasi diabetes mellitus 9

2.2.3 Etiologi diabetes mellitus .... 11

2.2.4 Tanda dan gejala diabetes mellitus .. 11

2.2.5 Pemeriksaan penunjang diabetes mellitus 12

2.2.6 Kriteria diagnostik diabetes mellitus 12

2.2.7 Komplikasi diabetes mellitus .... 12

2.3 Permasalahan psikologis pada penderita diabetes mellitus 13

2.4 Kuesioner kesehatan pasien -9 ... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 17

3.1 Kerangka Konsep Penelitian . 17

3.2 Defenisi Operasional .. 17

BAB 4. METODE PENELITIAN . 20

4.1 Jenis Penelitian . 20

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 20

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 20

4.4 Tehnik Pengumpulan Data ... 22


(8)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25

5.1 Hasil Penelitian 25

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .. 25

5.1.2 Karakteristik Responden .. 25

5.1.3 Gambaran Tingkat Depresi Pada Penderita DM .. 28 5.1.4 Gambaran Tingkat Depresi Menurut Jenis Kelamin 29 5.1.5 Gambaran Tingkat Depresi Menurut Kelompok Umur 30 5.1.6 Gambaran Tingkat Depresi Menurut Pekerjaan 31 5.1.7 Gambaran Tingkat Depresi Menurut Lama Sakit 32

5.2 Pembahasan . 33

DAFTAR PUSTAKA .. 39


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman 2.1 Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus Menurut WHO 12 2.2 Intepretasi Depresi Menurut PHQ-9 16 5.1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin 26 5.2 Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur 26 5.3 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan 27 5.4 Distribusi Responden Menurut Lama Sakit 27 5.5 Distribusi Tingkat Depresi Pada Penderita DM 28 5.6 Distribusi Tingkat Depresi Berdasarkan Jenis Kelamin 29 5.7 Distribusi Tingkat Depresi Berdasarkan Kelompok Umur 30 5.8 Distribusi Tingkat Depresi Berdasarkan Pekerjaan 31 5.9 Distribusi Tingkat Depresi Berdasarkan Lama Sakit 32


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar 3 Kerangka Konsep Penelitian 17


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup Kuesioner

Informed Consent Surat Izin Penelitian Data Induk


(12)

ABSTRAK

Diabetes Mellitus adalah salah satu penyakit kronis yang cukup banyak dijumpai dewasa ini. Diagnosa diabetes mellitus merupakan salah satu stressor yang dapat memicu gangguan kejiwaan. Gangguan yang paling sering muncul akibat diagnosa diabetes mellitus yaitu depresi. Penelitian ini bertujuan gambaran sindroma depresif pada penderita diabetes mellitus di RSUP H. Adam Malik Tahun 2011.

Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah 98 orang pasien diabetes mellitus yang dirawat jalan di RSUP H. Adam Malik tahun 2011 selama bulan September. Subjek yang memenuhi syarat dan bersedia mengikuti penelitian ini serta telah menandatangani surat persetujuan penelitian akan diwawancari berdasarkan Patient Health Questionnaire-9(PHQ-9) untuk tingkat depresinya.

Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa responden yang mengalami depresi ringan sebanyak 38 orang (38.8%), depresi sedang sebanyak 49 orang (50%) dan depresi berat sebanyak 11 orang (11.2%). Karakteristik responden yang terbanyak pada depresi sedang adalah sebagai berikut: wanita, umur 50-59 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, dan lama sakit lebih 10 tahun.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat depresi terbanyak pada pasien diabetes mellitus di RSUP H. Adam Malik tahun 2011 adalah depresi sedang dan saranan diharapkan penanganan penderita diabetes mellitus yang mengalami depresi dapat diberikan secara adekuat.


(13)

ABSTRACT

Diabetes Mellitus is a chronic disease found quite a lot these days. Diagnosis of diabetes mellitus is one stressor that can trigger psychiatric disorders. The most common disorder found as a result from diagnosis of diabetes mellitus is depression. The objective of this study is to know picture of depressive syndrome in patients with diabetes mellitus in RSUP H. Adam Malik year 2011.

The method used for this research is descriptive study. The subjects of this study are 98 persons with diabetes mellitus who were undergoing ambulatory therapy in RSUP H. Adam Malik year 2011 on September. The qualified and consented subjects will be interviewed with Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9) for determining the levels of depression.

From the results of this study obtained results those respondents who have mild depression of 38 people (38.8%), moderate depression by 49 people (50%) and severe depression by 11 people (11.2%). Characteristics of respondents are most in moderate depression are as follows: female, age 50-59 years, occupation housewife, and been ill for more than 10 years.

From the results of this study can be concluded that the highest levels of depression in patients with diabetes mellitus in RSUP H. Adam Malik in 2011 was moderate depression and the proposition is expected to the treatment of patients with diabetes mellitus who are depressed can be provided adequately.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus dapat mempengaruhi kondisi psikologis individu. Gangguan yang paling sering muncul akibat diagnosa diabetes mellitus ialah depresi. Menurut Rice (1998) dalam Lumbantobing (2004), depresi merupakan gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Depresi ditandai dengan perasaan sedih yang psikopatologis, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas. Dari Data Badan Kesehatan Dunia didapatkan 27% penderita depresi pada penderita diabetes.

Penyakit Diabetes Mellitus adalah salah satu penyakit kronis yang cukup banyak dijumpai dewasa ini. Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelainan metabolisme yang ditandai oleh peningkatan kadar gula darah puasa dan kadar gula postprandial (Ghosh, 2008). Diabetes Mellitus juga diketahui dapat terjadi karena kelainan dari insulin, kerja insulin atau keduanya. Penyakit Diabetes Mellitus dapat diklasifikasikan kepada 3 jenis yaitu diabetes mellitus tipe 1, diabetes mellitus tipe 2 dan diabetes gestational.

Lebih dari 120 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes mellitus dan diperkirakan akan meningkat kepada 370 juta orang pada tahun 2030. Menurut survei World Health Organization (WHO), memprediksikan akan terjadi peningkatan pasien diabetes di Indonesia dari 8,4 juta orang pada tahun 2000 dan menjadi sekitar 21,3 juta orang pada tahun 2030. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) 2002, Indonesia menempati urutan yang keempat dengan jumlah penderita diabetes yang terbesar di dunia setelah India, Cina, dan Amerika Serikat.

Dari hasil penelitian Anderson (2001) yang dilakukan menunjukkan terdapat 48% penderita diabetes mellitus yang mengalami depresi akibat dari penyakitnya. Gejala depresi sering dijumpai pada penderita diabetes mellitus dengan menunjukkan jumlahnya 13,6% berbanding dengan bukan penderita diabetes mellitus dengan menunjukkan jumlahnya 8,7% (Amato, 2009).


(15)

Selain itu, hasil penelitian dari International Diabetes Federation (2005) menunjukkan prevalensinya 60% penderita diabetes mellitus mengalami depresi dan juga menunjukkan 15% penderita diabetes mellitus mengalami depresi sedang. Manakala pada penderita diabetes mellitus yang disertai dengan depresi mayor mempunyai kerentanan untuk berulang menderita depresi apaila diikuti selama 5 tahun (Lutsman, 2001).

Menurut penelitian Anderson (2001) mendapatkan prevalensi depresi pada penderita diabetes mellitus secara signifikan lebih pada wanita diabetes (28%) daripada pria diabetes (18%) apabila dilakukan studi keatas 42 orang. Prevalensi seumur hidup depresi pada masyarakat mencapai 5% sampai 12% pada pria, dan 10% sampai 25% pada wanita.

Berdasarkan pula penelitian Aina (2006), menemukan 10% menjadi 20% dari individu dengan diabetes mellitus mengalami depresi dan akan terjadinya peningkatan sehingga 30% pada penderita diabetes mellitus yang mempunyai riwayat depresi sebelum ini.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa penderita diabetes mellitus sering mempunyai kerentanan untuk mengalami depresi dan kasus ini akan meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang gambaran sindrom depresif pada penderita diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik tahun 2011.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu Bagaimanakah gambaran sindroma depresif pada penderita diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Pusat ( RSUP) Haji Adam Malik ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum

Mengetahui gambaran sindroma depresif pada penderita diabetes mellitus di RSUP. Haji Adam Malik pada tahun 2011.

1.3.2Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sindroma depresif pada penderita diabetes mellitus di Poliklinik Endokrinologi, Metabolisme dan Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik tahun 2011.


(16)

2. Untuk mengetahui sindroma depresif pada penderita diabetes mellitus berdasarkan karakteristik demografik yaitu umur, jenis kelamin, lama sakit dan pekerjaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Bagi Rumah Sakit

a. Memberi masukan terhadap Rumah Sakit untuk meningkatkan pemberian layanan kesehatan dalam penurunan tingkat depresi.

b. Dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

c. Sebagai tambahan informasi untuk menyusun program pencegahan untuk meniminalkan sindrom depresi pada penderita diabetes mellitus.

2. Bagi Pasien

Memberi informasi kesehatan jiwa pada pasien Diabetes Mellitus maupun keluarganya.

3.Bagi Institusi Pendidikan


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Depresi 2.1.1. Pengertian

Depresi adalah gangguan mental umum yang menyajikan dengan mood depresi, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau rendah diri, tidur terganggu atau nafsu makan, energi rendah, dan hilang konsentrasi. Masalah ini dapat menjadi kronis atau berulang dan menyebabkan gangguan besar dalam kemampuan individu untuk mengurus tanggung jawab sehari-harinya (WHO, 2011). Episode depresi biasanya berlangsung selama 6 hingga 9 bulan, tetapi pada 15-20% penderita bisa berlangsung selama 2 tahun atau lebih.

2.1.2. Penyebab Depresi

Dasar penyebab depresi yang pasti tidak diketahui, banyak usaha untuk mengetahui penyebab dari gangguan ini. Menurut Kaplan, faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab depresi dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psikososial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya (Sadock & Sadock, 2010).

a. Faktor Biologi

Faktor neurotransmiter: Dari biogenik amin, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmiter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Norepinefrin hubungan yang dinyatakan oleh penelitian ilmiah dasar antara turunnya regulasi reseptor B-adrenergik dan respon antidepresan secara klinis memungkinkan indikasi peran sistem noradrenergik dalam depresi.

Bukti-bukti lainnya yang juga melibatkan presinaptik reseptor adrenergik dalam depresi, sejak reseptor reseptor tersebut diaktifkan mengakibatkan penurunan jumlah norepinefrin yang dilepaskan. Presipnatik reseptor adrenergik juga berlokasi di neuron serotonergik dan mengatur jumlah serotonin yang dilepaskan. Dopamin juga sering berhubungan dengan patofisiologi depresi. Faktor neurokimia lainnya seperti gamma


(18)

aminobutyric acid (GABA) dan neuroaktif peptida (vasopressin dan opiate endogen) telah dilibatkan dalam patofisiologi gangguanmood(Rush et al., 1998).

b. Faktor Genetik

Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguanmoodadalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat pada anak, pada anak kembar monozigot adalah 50%, sedangkan dizigot 10-25% (Sadock & Sadock, 2010). Menurut penelitian Hickie et al., menunjukkan penderitalate onset depresi terjadi karena mutasi pada gene methylene tetrahydrofolate reductase yang merupakan kofaktor yang terpenting dalam biosintesis monoamin. Mutasi ini tidak bisa diketemukan pada penderitaearly onsetdepresi (Hickie et al, 2001).

c. Faktor Psikososial

Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan dimana suatu pengamatan klinik menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering mendahului episode gangguan mood. Suatu teori menjelaskan bahwa stres yang menyertai episode pertama akan menyebabkan perubahan fungsional neurotransmiter dan sistem pemberi tanda intra neuronal yang akhirnya perubahan tersebut menyebabkan seseorang mempunyai resiko yang tinggi untuk menderita gangguan moodselanjutnya (Sadock & Sadock, 2010).

Faktor kepribadian premorbid menunjukkan tidak ada satu kepribadian atau bentuk kepribadian yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua orang dengan ciri kepribadian manapun dapat mengalami depresi, walaupun tipe kepribadian seperti dependen, obsesi kompulsif, histironik mempunyai risiko yang besar mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya (Sadock & Sadock, 2010).

Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud (1917) menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang (Sadock & Sadock, 2010).

Menurut penelitian Bibring mengatakan depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien


(19)

depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa (Tasman, 2008).

Faktor ketidakberdayaan yang dipelajari dimana ditunjukkan dalam hewan percobaan, dimana binatang secara berulang-ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya, binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya. Pada penderita depresi, dapat menemukan hal yang sama dari keadaan ketidak berdayaan tersebut (Sadock & Sadock, 2010).

Pada teori kognitif, Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif pada depresi. Dia mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu pandangan negatif terhadap masa depan, pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga, dan pandangan negatif terhadap pengalaman hidup (Sadock & Sadock, 2010).

2.1.3. Gambaran Klinis

Pada penderita depresi dapat ditemukan berapa tanda dan gejala umum menurut Diagnostic Manual Statistic IV(DSM-IV): (American Psychiatric Association, 2000)

a) Perubahan fisik

 Penurunan nafsu makan  Gangguan tidur

 Kelelahan atau kurang energi  Agitasi

 Nyeri, sakit kepala, otot kram dan nyeri tanpa penyebab fisik b) Perubahan Pikiran

 Merasa bingung, lambat berpikir  Sulit membuat keputusan

 Kurang percaya diri

 Merasa bersalah dan tidak mau dikritik  Adanya pikiran untuk membunuh diri


(20)

c) Perubahan Perasaan

 Penurunan ketertarikan dengan lawan jenis dan melakukan hubungan suami istri.

 Merasa sedih

 Sering menangis tanpa alasan yang jelas.

 Irritabilitas, mudah marah dan terkadang agresif.

d) Perubahan pada Kebiasaan Sehari-hari

 Menjauhkan diri dari lingkungan sosial  Penurunan aktivitas fisik dan latihan.  Menunda pekerjaan rumah.

2.2. Diabetes Mellitus 2.2.1. Pengertian

Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronis yang muncul apabila pankreas tidak memproduksi insulin yang mencukupi atau apabila badan tidak bisa menggunakan insulin yang diproduksikan. Insulin adalah hormon yang meregulasi kadar gula darah. Hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah adalah efek yang sering pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dan akhirnya menyebabkan kerusakan yang kronis pada sistem tubuh badan terutama pada syaraf dan pembuluh darah (Humes, 2000).

2.2.2. Klasifikasi Diabetes Mellitus

Klasifikasi diabetes mellitus menurutAmerican Diabetes Association(ADA, 2004) adalah: a. Diabetes Mellitus tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes MellitusatauIDDM)

Bentuk diabetes, yang hanya menyumbang 5-10% dari mereka dengan diabetes, yang sebelumnya dicakup oleh istilah diabetes tergantung insulin, diabetes tipe I, atau diabetes anak-anak onset, hasil dari kehancuran autoimun seluler-dimediasi dari - sel-sel pankreas. Penanda dari kehancuran kekebalan sel-sel termasuk autoantibodi pulau, autoantibodi terhadap insulin, autoantibodi untuk dekarboksilase asam glutamat (GAD),dan autoantibodi untuk tirosin fosfatase IA-2 dan IA-2 . Satu dan biasanya lebih dari autoantibodi hadir dalam 85-90% dari individu ketika


(21)

hiperglikemia puasa pada awalnya terdeteksi. Juga, penyakit ini memiliki asosiasi yang kuat HLA, dengan linkage ke gen DQA dan DQB, dan ini dipengaruhi oleh gen DRB.HLA-DR/DQalel ini dapat berupa predisposisi atau protektif (Ghosh, 2008). b. Diabetes Mellitus tipe 2 (Non Insulin Independent Diabetes MellitusatauNIDDM)

Bentuk diabetes, yang menyumbang 90-95% dari mereka dengan diabetes, sebelumnya disebut sebagai diabetes non-insulin-dependent, diabetes tipe II atau diabetes onset dewasa, meliputi individu-individu yang memiliki resistensi insulin dan biasanya memiliki relatif (bukan mutlak) .Setidaknya kekurangan insulin pada awalnya, dan sering sepanjang masa hidupnya, orang-orang ini tidak memerlukan pengobatan insulin untuk bertahan hidup (Ghosh, 2008).

c. Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes mellitus gestasional didefinisikan sebagai tingkat intoleransi glukosa dengan onset atau pengakuan pertama selama kehamilan. Definisi berlaku terlepas dari apakah insulin atau modifikasi diet hanya. Diabetes mellitus gestasional mempersulit 4% dari seluruh kehamilan di Amerika Serikat, mengakibatkan 135.000 kasus per tahun. Prevalensi mungkin berkisar dari 1 sampai 14% dari kehamilan, tergantung pada populasi yang diteliti. Diabetes mellitus gestasional merupakan hampir 90% dari seluruh kehamilan rumit oleh diabetes. Penurunan toleransi glukosa terjadi secara normal selama kehamilan, khususnya di trimester ketiga (Ghosh, 2008).

d. Jenis lainnya yang spesifik.

Kelainan spesifik yang menyebabkan diabetes mellitus yaitu defek genetik pada fungsi sel beta akibat mutasi, defek genetik pada fungsi insulin, penyakit pada eksokrin pankreas, endokrinopati, obat atau kimia diabetes induksi, infeksi dan sindrom genetik yang terkait dengan diabetes mellitus (sindroma Down, sindroma Klinefelter, sindrom Wolfram s, sindrom Turner) (Harrison, 2005).


(22)

2.2.3. Etiologi Diabetes Mellitus

Etiologi diabetes mellitus menurutAmerican Diabetes Association, 2004 (Kumar, 2005) a. Faktor lingkungan ( obat, virus, kimia)

b. Faktor genetik ( keturunan)

c. Faktor pencetus: kelebihan makan dan obesitas. 2.2.4. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus:

Dalam diabetes mellitus tipe 1, gejala-gejala yang dapat dijumpai yaitu sekresi urin yang berlebihan (poliuria), sering merasa haus (polidipsia), berat badan yang menurun, masalah penglihatan dan kelelahan. Gejala ini mungkin timbul secara tiba-tiba. Gejala-gejala ini kurang ditandai dalam diabetes tipe 2 cuma dijumpai berat badan bertambah dan inaktivitas fisikal. Dalam bentuk ini, itu juga bisa terjadi bahwa tidak ada gejala awal penyakit muncul dan hanya didiagnosis beberapa tahun setelah onset, ketika komplikasi sudah ada (Kumar and Clark, 2005).

2.2.5. Pemeriksaan Penunjang Diabetes Mellitus a. Pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu b. Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa c. Tes toleransi glukosa

2.2.6. Kriteria Diagnostik Diabetes Mellitus

Menurut WHO kriteria diagnostik untuk diabetes mellitus, pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan di dapatkan :

a. Glukosa plasma sewaktu > 200mg/dl (11,1 mmol/l) b. Glukosa plasma puasa > 140 mg/dl (7,8 mmol/l)

c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah menkomsumsi 75 gr karbohidrat ( 2 jam post prandial (pp) > 200mg/dl)


(23)

Tabel 2.1

Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus Menurut WHO (dikutip dari Kumar and Clark, 2005)

2.2.7. Komplikasi pada Penderita Diabetes Mellitus

Menurut World Health Organization (WHO), komplikasi yang dapat dilihat pada penderita diabetes mellitus yaitu diabetik neuropati, penyakit jantung, gagal ginjal, stroke dan diabetik retinopati.

Diabetik neuropati adalah komplikasi yang paling umum dari diabetes. Neuropati dapat mengakibatkan hilangnya sensorik dan kerusakan anggota badan. Ini juga menyebabkan impotensi pada pria. Diabetes adalah salah satu penyebab utama gagal ginjal, tetapi frekuensi bervariasi antara populasi dan juga terkait dengan tingkat keparahan dan lamanya penyakit.

Diabetik retinopati merupakan penyebab utama kebutaan, dan terjadi sebagai akibat kerusakan akumulasi glukosa jangka panjang ke pembuluh darah kecil di retina ( Kasper, 2005).

2.3 Permasalahan Psikologis pada Penderita Diabetes Mellitus

Penyakit diabetes mellitus dapat menimbulkan permasalahan bagi diri seseorang baik permasalahan fisik maupun psikologis. Permasalahan pada penderita diabetes mellitus tersebut dikategorikan kepada dua. Pertama masalah yang muncul akibat penyakit diabetes mellitus misalnya masalah yang menyangkut fisik dan perubahan metabolisme. Kedua masalah yang menyangkut pengendalian atau perawatan diabetes. Perawatan terhadap penyakit yang dialami kadangkala menimbulkan kesulitan atau gangguan dalam fungsi tubuh sehingga individu merasa tidak aman dan menganggap bahwa perawatan yang dilakukan sama buruknya dengan penyakit yang diderita ( Sukmaningrum, 2005).


(24)

Selain permasalahan psikologis di atas DM juga dapat menimbulkan beberapa dampak bagi penderitanya yaitu:

a. Dampak ekonomi

Pengendalian Diabetes Mellitus tersebut dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan kompleks serta membutuhkan biaya yang besar sehingga berdampak pada masalah ekonomi negara. Dampak ekonomi jelas terlihat akibat biaya pengobatan dan hilangnya pendapatan (Groot, 2010).

b. Dampak fisik

Pada penderita diabetes mellitus yang lanjut akan menimbulkan berbagai dampak secara fisik yaitu adanya komplikasi, misalnya kelemahan fisik, berat badan rendah, kesemutan, rasa gatal, mata kabur, stroke dan gangren. Hal tersebut dapat menimbulkan perubahan dan penampilan fisik penderita.

c. Dampak sosial

Penderita diabetes mellitus yang tidak dapat menerima keadaan sakitnya akan mempunyai pandangan yang negatif misalnya pasien yang merasa putus asa, tidak berguna dapat menyebabkan pasien merasa depresi. Hal tersebut dapat menyebabkan interaksi sosial dan hubungan interpersonal terganggu (Price&Wilson, 2005).

2.4 Kuesioner Kesehatan Pasien 9 (Patient Health Questionnaire-9)

Pengukuran tingkat depresi menggunakan Patient Health Questionnaire (PHQ-9). PHQ-9 telah dilakukan penelitian validasi oleh Kroenke K, dan Spitzer RL. PHQ-9 adalah skala depresi sembilan item. PHQ-9 adalah alat yang ampuh untuk membantu dalam mendiagnosis depresi serta menyeleksi dan pemantauan pengobatan (Kroenke and Spitzer, 2001).

Ada dua komponen dari PHQ-9 yaitu menilai gejala dan gangguan fungsional untuk membuat depresi tentatif diagnosis dan mendapatkan skor keparahan untuk membantu memilih dan memantau pengobatan. PHQ-9 didasarkan langsung pada kriteria diagnostik gangguan depresi dalam Diagnostic dan Statistic Manual Fourth Edition (DSM-IV) (Kroenke and Spitzer, 2001).


(25)

Kuesioner ini telah di bentuk untuk menaksirmoodpasien di atas 2 minggu yang lalu. Pertanyaan yang ditanya adalah: Selama 2 minggu terakhir, seberapa sering anda terganggu oleh masalah-masalah berikut?

(Kroenke and Spitzer, 2001)

a. Kurang tertarik atau bergairah dalam melakukan apapun. b. Merasa murung, muram, atau putus asa.

c. Sulit tidur atau mudah terbangun, atau terlalu banyak tidur. d. Merasa lelah atau kurang bertenaga.

e. Kurang nafsu makan atau terlalu banyak makan.

f. Kurang percaya diri- atau merasa bahwa anda adalah orang yang gagal atau telah mengecewakan diri sendiri atau keluarga.

g. Sulit berkonsentrasi pada sesuatu, misalnya membaca koran atau menonton televisi.

h. Bergerak atau berbicara sangat lambat sehingga orang lain memperhatikannya. Atau sebaliknya-merasa resah atau gelisah sehingga anda lebih sering bergerak dari biasanya.

i. Merasa lebih baik mati atau ingin melukai diri sendiri dengan cara apapun. Penilaian yang dibuat untuk jawaban yaitu:

 Tidak sama sekali = nilai 0  Beberapa hari=nilai 1

 Lebih dari separuh waktu yang dimaksud= nilai 2  Hampir setiap hari= nilai 3

SKOR INTEPRETASI

0-4 Depresi minimal

5-9 Depresi ringan

10-14 Depresi sedang

15-20 Depresi sedang berat

20-27 Depresi berat

Table 2.2. Interpretasi derajat depresi menurut PHQ 9 (Dikutip dari Kroenke and Spitzer, 2001)


(26)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian 3.2 Definisi Operasional

3.2.1 Penderita Diabetes Mellitus: penderita yang telah didiagnosa menderita diabetes mellitus yang memenuhi kriteria diagnostik.

3.2.3 Sindrom Depresif: penderita yang mempunyai gangguan jiwa yaitu depresi yang diukur dengan menggunakan kuesioner.

Cara ukur:

Dengan menggunakan kuesioner Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9). Kuesioner ini mengandung 9 pertanyaan dengan penilaian untuk jawaban:

- Tidak sama sekali = nilai 0 - Beberapa hari = nilai 1

- Lebih dari separuh waktu yang dimaksud = nilai 2 - Hampir setiap hari = nilai 3

Jumlah skor jawaban pasien dari 9 pertanyaan adalah nilai minimal 0 dan nilai maksimal adalah 27.

Alat ukur: Kuesioner Pasien Diabetes


(27)

Kategori: Berdasarkan interpretasi menurut PHQ-9:

SKOR INTEPRETASI

0-9 Depresi Ringan

10-19 Depresi Sedang

20-27 Depresi Berat

Ini juga mengukur karakteristik demografik mengikut umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan sudah berapa lama derita penyakit.

Umur:

Umur adalah lama waktu hidup seseorang yang dapat diketahui pada tanggal, bulan, tahun kelahirannya.

Jenis kelamin:

Perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Pekerjaan:

Sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan.

Sudah lama derita penyakit

Berapa lama seseorang itu menderita sesuatu penyakit DM. Skala pengukuran:

Skala ordinal karena informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau indivividu tertentu.

3.2.4Patient Health Questionnaire-9


(28)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai sindrom depresi pada penderita diabetes mellitus di RSUP.H. Adam Malik. Metode penelitian adalah cross sectional study. Cross sectional adalah penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran data variabel bebas dan variabel yang terikat dalam waktu bersamaan. 4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di RSUP Haji Adam Malik. Waktu penelitian direncanakan pada bulan Agustus s/d Oktober 2011.

4.3. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita diabetes mellitus di instalasi rawat jalan di RSUP Haji Adam Malik. Berdasarkan survei yang dilakukan, didapat jumlah penderita Diabetes Mellitus yang di instalasi rawat jalan pada tahun 2010 sebanyak 5000 orang.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus yang dirawat jalan di RSUP Haji Adam Malik. Pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu menetapkan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti dan memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang dikenal sebelumnya.


(29)

Sampel penelitian ini dipilih menggunakan kriteria inklusi atau penerimaan sebagai berikut:

a) Pasien yang berumur >30 tahun

b) Didiagnosa menderita diabetes mellitus. Kriteria eksklusi sebagai berikut:

a) Pasien yang mempunyai riwayat penyakit psikiatrik sebelumnya.

Perhitungan sampel menggunakan rumus dengan jumlah populasi lebih kecil dari 10.000 sebagai berikut (Notoatmojo, 2005):

n = ___N____ 1 + N (d)2 N = Besar populasi n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan sebesar 10%.

n = 5000 1 + 5000 (0.1)2 n= 98

Jadi jumlah responden yang diperlukan yaitu sebanyak 98 orang. 4.4. Tehnik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu dengan metode pemberian questionnaire pada penderita diabetes mellitus. Data sekunder dari data tentang keadaan umum RSUP Haji Adam Malik melalui proses survei.


(30)

Langkah-langkah yang peneliti akan lakukan dalam proses pengumpulan data antara lain: 1) Setelah mendapat ijin dari RSUP Haji Adam Malik, peneliti akan melakukan survei

responden yang akan dijadikan sebagai sampel dalam penelitian.

2) Peneliti mencatat penderita diabetes mellitus yang akan dijadikan sampel.

3) Peneliti melakukan pendekatan serta meminta persetujuan pada calon responden yakni para diabetes mellitus dengan cara menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian yang akan dilakukan.

4) Setelah responden setuju, peneliti akan memberikan kuesioner kepada penderita diabetes mellitus.

5) Setelah responden mengisi kuesioner, peneliti mengumpulkan dan memeriksa kelengkapannya.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang tingkat depresi pada penderita diabetes mellitus. Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu bagian A tentang data demografi meliputi nama, umur, jenis kelamin, dan lama sakit. Bagian B berisi pertanyaan tentang tingkat depresi. Tingkat depresi diukur dengan mnggunakan patient health questionnaire-9 (PHQ-9) yang dapat mengukur gejala-gejala depresi meliputi gejala kognitif dan non kognitif. Pertanyaan dalam kuesioner ini terdiri dari 9 pertanyaan.

Interpretasi pengukuran PHQ-9 dengan skor minimal adalah 0 dan skor maksimal adalah 27, dari skor tersebut dikategorikan menjadi: skor 0-9 : depresi yang ringan, skor 10-19: depresi sedang dan skor 20-27: depresi berat.

Tehnik-tehnik pengolahan data yang digunakan: 1) Editing

Meneliti kembali kelengkapan isi lembar kuesioner. Biasanya dilakukan pada tempat pengambilan data, sehingga mempermudah dalam melengkapi data bila terjadi kekurangan.

2) Coding

Dilakukan dengan memberi tanda pada masing-masing jawaban dengan kode berupa angka, selanjutnya dimasukkan ke dalam lembar tabel kerja untuk mempermudah pengolahan.


(31)

3) Tabulating

Berupa bentuk tabel yang terdiri dari beberapa baris dan beberapa kolom, yang digunakan untuk memaparkan sekaligus beberapa variabel hasil observasi, survei atau penelitian sehingga mudah dibaca dan mengerti.

4) Skoring

Melakukan pemberian skor pada item. 5) Analisa data

Setelah data diolah, kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisa data yang meliputi analisis univariat yang digunakan untuk menganalisis variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi agar dapat diketahui karakteristik dan subjek penelitian.

Analisa data akan dilakukan dengan menggunakanStatistical Package for the Social Sciences (SPSS) version 17.0 dan menghitung frekuensi tingkat depresi pada penderita diabetes mellitus.


(32)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 7 September sampai 22 September 2011 di RSUP Haji Adam Malik Medan, dengan total responden sebanyak 98 orang. Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara terpimpin yang telah dikumpulkan dan dianalisa, maka dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1 Deskripsi lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik di Kecamatan Medan Sunggal. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit kelas A sesuai SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai SK Menkes No. 502/Menkes/ SK/IX/1991 yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan juga merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, D.I Aceh, Sumatera Barat dan Riau.

5.1.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dapat dilihat dengan menggunakan kuesioner melalui wawancara yang meliputi jenis kelamin, kelompok umur, pekerjaan dan lama sakit. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:


(33)

Tabel 5.1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di RSUP Haji Adam Malik

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa distribusi responden menurut jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan yaitu, sebanyak 59 orang (60.2%).

Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur Kelompok Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

30-39 11 11.2

40-49 21 21.4

50-59 29 29.6

60-69 21 21.4

70-79 14 14.3

80-89 2 2.0

Total 98 100

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa responden penelitian berumur antara 30 sampai 80 tahun dengan distribusi responden yang terbanyak berada pada kelompok 50-59 tahun sebanyak 29 orang (29.6%)

Jenis Kelamin Jumlah Orang Persentase (%)

Laki-Laki 39 39.8

Perempuan 59 60.2


(34)

Tabel 5.3 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

Buruh 6 6.1

Ibu Rumah Tangga 33 33.7

Guru 10 10.2

Pegawai Swasta 19 19.4

PNS 25 25.5

Wiraswasta 5 5.1

Total 98 100

Tabel 5.3 menunjukkan mayoritas responden didalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga sebanyak 33 orang (33.7%).

Tabel 5.4 Distribusi Responden Menurut Lama Sakit

Lama Sakit (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

< 5 tahun 31 31.6

5-10 tahun 29 29.6

> 10 tahun 38 38.8

Total 98 100

Tabel 5.4 menunjukkan bahawa distribusi responden menurut lama sakit terbanyak yaitu responden diabetes yang lama sakitnya selama lebih 10 tahun sebanyak 38 orang (38.8%).

5.1.3 Gambaran Tingkat Depresi Pada Penderita Diabetes Mellitus di RSUP Haji Adam Malik

Berdasarkan hasil wawancara terpimpin dengan Kuesioner Kesehatan Pasien-9 (PHQ-9), tingkat depresi pada penderita diabetes mellitus di RSUP Haji Adam Malik sebagai berikut:


(35)

Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Depresi pada Penderita Diabetes Mellitus di RSUP Haji Adam Malik

Tingkat Depresi Jumlah (orang) Persentase (%)

Depresi Ringan 38 38.8

Depresi Sedang 49 50.0

Depresi Berat 11 11.2

Total 98 100

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari jumlah 98 responden, responden yang rata-rata mengalami depresi sedang sebanyak 49 orang (50.0%), manakala responden yang rata-rata mengalami depresi ringan sebanyak 38 orang (38.8%). Kemudian, responden yang rata-rata mengalami depresi berat pula sebanyak 11 orang (11.2%).

5.1.4 Gambaran Tingkat Depresi pada Penderita Diabetes Mellitus berdasarkan Jenis Kelamin

Pada penelitian ini, gambaran tingkat depresi responden berdasarkan jenis kelamin dapat digambarkan seperti tabel dibawah:

Tabel 5.6 : Distribusi Gambaran Tingkat Depresi pada Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Berat Total

N % N % N % N % Laki-Laki 15 15.3 18 18.4 6 6.1 39 39.8 Perempuan 23 23.5 31 31.6 5 5.1 59 60.2 Total 38 38.8 49 50.0 11 11.2 98 100.0

Berdasarkan jenis kelamin , mayoritas responden yang mengalami depresi ringan dan depresi sedang adalah perempuan yaitu masing-masing sebanyak 23 orang (23.5%) dan 31 orang (31.6%).


(36)

5.1.5 Gambaran Tingkat Depresi pada Penderita Diabetes Mellitus Berdasarkan Umur Tabel 5.7 Distribusi Tingkat Depresi Berdasarkan Umur

Kelompok

Umur (tahun) Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Berat Total N % N % N % N % 30-39 5 5.1 5 5.5 1 1.0 11 11.2 40-49 9 9.2 9 9.2 3 3.1 21 21.4 50-59 12 12.2 15 15.3 2 2.0 29 29.6 60-69 8 8.2 10 10.2 3 3.1 21 21.4 70-79 3 3.1 9 9.2 2 2.0 14 14.3 80-89 1 1.0 1 1.0 0 0.0 2 2.0 Total 38 38.8 49 50.0 11 11.2 98 100

Berdasarkan usia yang dapat dilihat pada tabel atas, mayoritas responden yang mengalami depresi ringan dan depresi sedang berada pada kelompok umur 50-59 tahun adalah masing-masing sebanyak 12 orang (12.2%) dan 15 orang (15.3%).

5.1.6 Gambaran Tingkat Depresi pada Penderita Diabetes Mellitus Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.8 Distribusi Tingkat Depresi Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Berat Total N % N % N % N % Buruh 1 1.0 5 5.1 0 0 6 6.1 Ibu Rumah Tangga 9 9.2 22 22.4 3 3.1 34 34.7 Guru 4 4.1 3 3.1 2 2.0 9 9.2 Pegawai Swasta 12 12.2 5 5.1 2 2.0 19 19.4 PNS 11 11.2 12 12.2 2 2.0 25 25.5 Wiiraswasta 1 1.0 2 2.0 2 2.0 5 5.1 Total 38 38.8 49 50.0 11 11.2 98 100


(37)

Berdasarkan pekerjaan yang dapat dilihat seperti tabel di atas, mayoritas responden yang mengalami depresi sedang adalah ibu rumah tangga sebanyak 22 orang (22.4%).

5.1.7 Gambaran Tingkat Depresi pada Penderita Diabetes Mellitus Berdasarkan Lama Sakit

Tabel 5.9 Distribusi Tingkat Depresi Berdasarkan Lama Sakit Lama Sakit Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Berat Total

N % N % N % N %

< 5 tahun 17 17.3 9 9.2 5 5.1 31 31.6

5-10 tahun 9 9.2 18 18.4 2 2.0 29 29.6

> 10 tahun 12 12.2 22 22.4 4 4.1 38 38.8

Total 38 38.8 49 50.0 11 11.2 98 100.0

Berdasarkan lamanya sakit, responden yang lamanya sakit lebih dari 10 tahun mengalami depresi sedang yang paling banyak adalah sebanyak 22 orang (22.4%).

5.2 Pembahasan

Depresi merupakan salah satu gangguan psikiatri yang banyak terjadi pada penderita Diabetes mellitus (Sumaknigram, 2005). Dalam penelitian ini dilakukan wawancara yang terpimpin berdasarkanPatient Health Questionnaire-9 (PHQ-9)untuk mengetahui tingkat depresi yang dialami oleh pasien diabetes mellitus sesuai dengan jumlah skor tiap responden yang didapat dari wawancara.

5.2.1 Gambaran Tingkat Depresi Pada Penderita Diabetes Mellitus Di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2011

Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa tingkat depresi dengan proporsi yang terbesar adalah tingkat depresi sedang (50%). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan tingkat depresi terbanyak adalah depresi sedang (30%) (IDF, 2005). Menurut hasil penelitian Campayo (2007), tingkat depresi yang terbanyak adalah depresi sedang (37.3%). Hal ini karena penyakit diabetes mellitus ini akan berlanjutan menjadi komplikasi sehingga rentan untuk menimbulkan depresi (Sadock & Sadock, 2010). Menurut penelitian Kim (2005), Dalam studi ini lebih dari 60% dari responden menerima pengobatan


(38)

farmakologis di samping diet dan disiplin menunjukkan kebanyakan responden mngalami

depresi sedang. Ini karena

perawatan terhadap penyakit yang dialami kadangkala menimbulkan kesulitan atau gangguan dalam fungsi tubuh sehingga individu merasa tidak aman dan menganggap bahwa perawatan yang dilakukan sama buruknya dengan penyakit yang diderita (Sumaknigram, 2005).

Terdiagnosa diabetes menentukan beban psikologis jangka panjang atas seseorang dan keluarganya. Menyandang diabetes dapat dilihat sebagai faktor risiko tambahan untuk mengembangkan problem psikologis terutama depresi sedang, dan prevalensi dari masalah kesehatan mental dalam banyak individu dengan diabetes ternyata cenderung melebihi yang ditemukan dalam populasi umum (IDF, 2005).

5.2.2 Gambaran Tingkat Depresi pada Penderita Diabetes Mellitus berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden yang paling banyak mengalami depresi ringan, sedang maupun berat adalah pada perempuan (60%) (Tabel 5.6) . Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa perempuan yang paling banyak mengalami depresi ringan, sedang maupun berat berbanding laki-laki (48%) (Asghar, 2007). Hal ini karena perempuan merupakan mayoritas responden yang di dapati. Rata-rata perempuan mengalami depresi sedang karena daripada hasil wawancara peneliti mendapatkan bahwa masalah yang sering timbul adalah konflik keluarga dan hilangnya ketergantungan ekonomi setelah suaminya meninggal atau berpisah. Hal ini sama dengan penelitian Khuwaja (2010), bahwa perempuan memainkan spesifik gender banyak peran, yang mengekspos mereka untuk tuntutan pekerjaan meningkat dan tanggung jawab. Selanjutnya, peran sosial dikaitkan dengan perempuan (pasif, ketergantungan dan ekspresi emosional), memungkinkan mereka untuk menjadi lebih emosional dan ekstrovesif di alam, jika dibandingkan dengan laki-laki.

Hasil ini juga sesuai dengan yang dilaporkan oleh Blazer dkk serta Tweedy dkk (2008) yang menyatakan bahwa depresi berhubungan dengan status perkawinan bercerai atau berpisah. 5.2.3 Gambaran Tingkat Depresi pada Penderita Diabetes Mellitus berdasarkan Umur


(39)

Berdasarkan umur, responden yang paling banyak mengalami depresi ringan, depresi sedang maupun berat berusia antara 50-59 tahun (Tabel 5.7) . Hal ini sama dengan penelitian Campayo (2010), dimana karakteristik pasien serta depresi sedang dan berat yang terbanyak pada kelompok usia lebih 55 tahun. Menurut penelitian Copeland (2004) juga menunjukkan usia penderita diabetes mellitus yang lebih 50 tahun sering menimbulkan depresi yang dilakukan di Eropa. Hal ini menunjukkan bahawa pesakit yang usia lanjut menghadapi

pelbagai cabaran termasuk pengasingan,

lebih banyak penyakit dan kurang upaya dengan itu menjadikan mereka lebih cenderung untuk membangunkan keadaan psikologi (Ganatra, 2008).

Pada kelompok umur 50-59 tahun, perempuan sering terjadi menopause. Perempuan yang menopause ini terjadi gangguan hormonal seiring dengan penurunan serotonin. Serotonin amat berperan dalam mengontrol emosi (Campayo, 2010).

Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh Robinson, mendapatkan bahwa konsentrasi norepinephrin dan serotonin berkurang sesuai dengan bertambahnya usia, tetapi metabolit 5-hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA) dan enzim monoaminoksidase meningkat sesuai pertambahan usia (Alexopoulos, 2005).

5.2.4 Gambaran Tingkat Depresi pada Penderita Diabetes Mellitus berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan pekerjaan, ibu rumah tangga merupakan mayoritas responden dan adalah yang terbanyak yang menderita depresi sedang (22.4%) (Tabel 5.8). Menurut peneliti, hal ini dikarenakan mayoritas responden adalah ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 33.4% ( Tabel 5.3). Hasil wawancara peneliti menunjukkan bahwa rata-rata yang mengalami depresi sedang adalah pada ibu rumah tangga karena kurangnya aktifitas sosial antara tetangga, dan anak yang meninggalkan keluarga serta suaminya yang sering keluar bekerja sehingga ibu rumah tangga merasa kesepian apabila berada di rumah. Hal ini sama dengan penelitian Asghar (2007), menunjukkan bahwa ibu rumah tangga sering menderita depresi sedang karena berlaku konflik keluarga dan kertergantungan keuangan .

Hasil ini juga sesuai dengan yang dilaporkan oleh Chi dkk, dalam satu penelitian di komunitas, melaporkan bahwa prevalensi depresi lebih tinggi pada lanjut usia yang tidak


(40)

bekerja (13,2%) daripada yang bekerja (8%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohd. Sidik di daerah perkotaan Selangor, Malaysia yang telah melaporkan bahwa prevalensi depresi lebih tinggi pada lanjut usia yang tidak bekerja (7%) daripada yang bekerja (0%).

5.2.5 Gambaran Tingkat Depresi pada Penderita Diabetes Mellitus Berdasarkan Lama Sakit

Berdasarkan lamanya terdiagnosis diabetes mellitus, responden yang paling banyak mengalami sedang adalah responden yang lama sakitnya lebih 10 tahun sebanyak 22.4% (Tabel 5.9). Hal ini tak jauh berbeda dengan penelitian Eaton (2010) , dimana karakteristik pasien serta depresi yang terbanyak pada responden yang lama sakit lebih 10 tahun . Menurut penelitian Khuwaja (2010) juga menunjukkan bahwa pasien yang menderita diabetes mellitus lebih 10 tahun sering timbul depresi sebanyak 46.5%. Dari penelitian di atas dapat menunjukkan bahwa lamanya sakit seseorang dapat mempengaruhi psikologis seseorang. Hal ini sama dengan penelitian Ali (2010), bahwa dengan peningkatan durasi penyakit ini diketahui secara signifikan meningkatkan risiko komplikasi diabetes dan pengeluaran biaya perawatan yang tinggi, sebagai hasilnya pasien tersebut lebih rentan untuk mengembangkan penyakit psikologis.

Pada penderita diabetes mellitus yang lanjut akan menimbulkan berbagai dampak secara fisik yaitu adanya komplikasi, misalnya kelemahan fisik, berat badan rendah, kesemutan, rasa gatal, mata kabur, stroke dan gangren. Hal tersebut dapat menimbulkan perubahan dan penampilan fisik penderita serta rentan untuk menimbulkan depresi.(Price&Wilson, 2005). Pada penderita diabetes mellitus ini juga yang tidak dapat menerima keadaan sakitnya akan mempunyai pandangan yang negatif misalnya pasien yang merasa putus asa, tidak berguna dapat menyebabkan pasien merasa depresi. Hal tersebut dapat menyebabkan interaksi sosial dan hubungan interpersonal terganggu (Price&Wilson, 2005).

BAB 6


(41)

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang gambaran sindroma depresi pada penderita diabetes mellitus di RSUP. Haji Adam Malik, Medan dapat dibuat keputusan sebagai berikut:

1. Tingkat depresi yang terbanyak pada penderita diabetes mellitus di RSUP. Haji Adam Malik tahun 2011 adalah depresi sedang, yaitu sebanyak 49 orang (50%).

2. Karakteristik responden terbanyak pada tingkat depresi sedang adalah seperti berikut: perempuan, kelompok umur 50-59 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, terdiagnosa lama sakit lebih 10 tahun.

6.2 Saran

Dari seluruh proses penelitian yang sudah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu:

1. Diharapkan kepada RSUP. Haji Adam Malik Medan, khususnya bagian Penyakit Dalam untuk dapat memberikan penangan pada penderita diabetes mellitus secara menyeluruh dengan memperhatikan aspek psikologis penderita diabetes mellitus agar dapat mencegah timbulnya depresi. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan deteksi gejala-gejala depresi pada penderita diabetes mellitus secara berkala.

2. Diharapkan agar penangan pasien penderita diabetes mellitus yang mengalami depresi dapat diberikan secara adekuat. Baik dari pihak dokter dan rumah sakit, maupun keluarga pasien sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

3. Bagi penelitian yang selanjutnya dengan masalah yang sama, diharapkan agar lebih memperdalam cakupan penelitiannya sehingga dapat lebih bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang kedokteran dan kesehatan. 4. Perlunya kerjasama antara Departement Ilmu Penyakit Dalam RS. Haji Adam Malik

dengan Ilmu Kedokteran Jiwa agar pengobatan ke atas pasien dapat ditangani dengan baik dan adekuat.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Aina, Y., Susman, J.L., 2006. Understanding Comorbodity with Depression and Anxiety Disorder.Journal of the American Osteopathic Association 106 (5): 9-14

American Psychiatric Association, 2000.Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fourth Edition Text Revision.Washington, DC: American Psychiatric Association.

American Diabetic Association, 2004.Classification of diabetes. Available from: http://www.diabetes.org/ [Accesed 4 April 2011]

Anderson, R.J., Freedland, K.E, Clouse, R.E., Lustman, P.J., 2001.The prevalence of comorbid depression in adults with diabetes:a meta-analysis. Diabetes Care 24: 1069 1078.

Alexopoulos G.S. Depression in the Elderly. Lancet 2005; 365: p.1961- 70.

Campayo A., et. al., 2010. Depressive Disorder and Incidence Diabetes Mellitus: The Effect of Characteristic of Depression.Am J Psychiatry167. p: 580-587.

Chi I, Yip PSF, Ciu HFK, et al. Prevalence of depression and its correlates in Hong Kong s Chinese older adults. Am J Geriatr Psychiatry 2005; 13: p: 409-15.

Copeland, J.R, Dewey, M.E, Griffiths, H.M, 2004. A computerized psychiatric diagnostic system and case nomenclature for elderly subjects: GMS and AGECAT. Psychol Med ; 16: 89 99.

Eaton WW, Armenian H, Gallo J, Pratt L, Ford DE, 1999. Depression and risk for onset of type II diabetes: a prospective population-based study.Diabetes Care 19:1097 1102.


(43)

Ganatra HA, Zafar SN, Qidwai W, Rozi S: Prevalence and predictors of depression among an elderly population of Pakistan. Aging Ment Health

2008, 12:349-356

Ghosh, A.K., et al., 2008.Mayo Clinic Internal Medicine Review. 8thed. Mayo Clinic Scientific Press Informa Healthcare, United State.

Groot, M.D., et al., 2010. Depression Among Adults with Diabetes Mellitus: Prevalence, Impact and Treatment Options.Diabetes Spectrum J23 (1): 15-17.

Humes, D.V., Dupont, H.L., 2000. Kelly s Textbook of Internal Medicine. 4th ed. Lippincot Williams & Wilkins,United State.

International Diabetes Federation. IDF Diabetes Atlas. Available from: http://www.diabetesatlas.org/content/diabetes-and-impaired-glucose-tolerance [Accesed 13 March 2011]

Kasper, D.L., et al., 2005.Harrison s Principles of Internal Medicine. 16thed. Mc Graw Hill, New York.

Khuwaja, A.K, et al., Anxiety and Depression among outpatients with type 2 diabetes: A multi-centre study of prevalence and associated factors.Diabetology & Metabolic Syndrome 2010, 2: 72.

Kroenke, K., Spitzer, R.L, Williams, J.B., 2001. The PHQ-9: validity of a brief depression severity measure.J Gen Intern Med 16. p:606 613.

Kroenke, K, Spitzer, R.L., 2001.Patient Health Questionnaire-9. Available from:

http://www.phqscreeners.com/pdfs/02_PHQ9/PHQ9_Indonesian%20for%20Indonesia.pd f[Accesed in April 2011]


(44)

Kumar, P., Clark, M., 2005. Kumar s & Clark Clinical Medicine. 7th ed. Elsevier Saunders. London. p: 300-333

Lumbantobing, S.M, 2004.Neurogeriatri.Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Lutsman, PJ., et al., 2001. Depression and Poor Glycemic Control. Diabetic Care J 23 (7) p :934-942.

Mohd. Sidik S, rampal L, Aini M, Norhidayati H. the prevalence of depression among elderly in an urban area of Selangor, Malaysia. The International Medical Journal 2005; 4(2): p: 57-63.

Mohd. Sidik S, Mohd. Zulkifli NA, Shah SA. Factors associated with depression among elderly patients in a primary health care clinic in Malaysia. Asia Pacific Family Medicine 2003; 2: p:148-152.

Notoadmojo, S., 2005.Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta.

Price, S & Wilson, L., 2005.Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. EGC, Jakarta.

Roupa, Z., et al., 2009. Anxiety and Depression in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus Depending on Sex and Body Mass Index.Health Science Journal3(1):32-40.

Rush, A.J., Stewart, R.S., Garver, D.L., & Waller, D.A., 1998. Neurobiological bases for psychiatric disorders. In R. N. Rosenberb & D. E. Pleasure (Eds.), Comprehensive neurology. 2nded. p: 555-603.

Sadock, B.J., Sadock, V.A., 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis .2n ed. Lippincot Williams & Wilkins. pp: 189-223.


(45)

Sukmaningrum, E., 1998. Hubungan Penerimaan Diri dengan Derajat Depresi Penderita Diabetes Mellitus. Artikel dari Atman nan Jaya 11 (1): 45-62.

Tasman, A., Kay J., Leiberman, J.A., First, M.B., Maj, M., 2008. Psychiatry: Mood Disorder. 3rded. Willey - Blackwell. England.

World Health Organization, 2011.Diabetes Mellitus. Available from:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/index.html [Accesed 21 March 2011]

World Health Organization, 2011.Depression. Available from:

http://www.who.int/mental_health/management/depression/definition/en/index.html [Accesed 21 March 2011]


(46)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Asfahana Asyiqin Binti Mohamad Sahimi Tempat/ Tanggal Lahir : Selangor/ 27 Juni 1987

Agama : Islam

Alamat : Jln. B. Cempaka 3, No.4, Medan Baru

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Rendah Kebangsaan Perempuan Methodist 2. Sekolah Menengah Kebangsaan Tengku Panglima Perang

3. Management and Science University Riwayat Perlatihan :


(47)

KUESIONER KESEHATAN PASIEN-9

Nama: Jenis kelamin: L/P KODE:

Umur: Pekerjaan:

Lama sakit:

Bulatkan jawaban di bawah.

Selama 2 minggu yang terakhir ini, seberapa sering

Anda terganggu dengan masalah-masalah berikut? Tidak pernah Beberapahari Lebih dariseparuh waktu

yang termaksud

Hampir setiap hari

Kurang tertarik atau bergairah dalam melakukan

apapun. 0 1 2 3

Merasa murung, muram, atau putus asa 0 1 2 3

Sulit tidur atau mudah terbangun, atau terlalu banyak

tidur 0 1 2 3

Merasa lelah atau kurang bertenaga 0 1 2 3

Kurang nafsu makan atau terlalu banyak makan 0 1 2 3

Kurang percaya diri- atau merasa bahwa anda adalah orang yang gagal atau telah mengecewakan diri sendiri atau keluarga.

0 1 2 3

Sulit berkonsentrasi pada sesuatu, misalnya membaca

koran atau menonton televisi. 0 1 2 3

Bergerak atau berbicara sangat lambat sehingga orang lain memperhatikannya. Atau sebaliknya-merasa resah atau gelisah sehingga anda lebih sering bergerak dari biasanya.

0 1 2 3

Merasa lebih baik mati atau ingin melukai diri sendiri

dengan cara apapun. 0 1 2 3

FOR CODING0+______+______+______ =Total Score:______


(48)

Lembar Penjelasan untuk Penelitian

Gambaran Sindroma Depresif Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Pada Tahun 2011

Saya, Asfahana Asyiqin, mahasiswi semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sedang melakukan penelitian dengan judul Gambaran Sindroma Depresif Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Pada Tahun 2011 .

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi sindrom depresi pada penderita diabetes mellitus di rumah sakit umum pusat Haji Adam Malik pada tahun 2011.

Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, saya mohon kesediaan Anda dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner ini dengan benar dan sejujur-jujurnya, tanpa bekerja sama dengan orang lain. Setiap data yang terdapat dalam kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian saja. Seandainya Anda menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak terdapat sanksi apapun.

Setelah memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, saya mengharapkan Anda dapat mengisi lembar persetujuan partisipasi dalam penelitian ini. Jika bapak dan ibu mahu mengetahui informasi lebih lanjut boleh menelepon saya 08197252619.

Medan., ...2011

Hormat saya,

Asfahana Asyiqin (080100282)


(49)

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

___________________________________________________________________________ Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah mendapatkan penjelasan sepenuhnya mengenai penelitian ini,

Judul penelitian : Gambaran Sindroma Depresif Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2011.

Nama peneliti : Asfahana Asyiqin Jenis penelitian : Deskriptif

Lokasi penelitian: Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian.

Medan, .. 2011

_____________________ (Nama dan tanda tangan)


(50)

Nama Jenis

Kelamin KelompokUmur Lama Sakit Pekerjaan Totalskor Tingkat Depresi

A 2 30-39 < 5 thn guru 9 1

B 2 50-59 >10 thn irt 10 2

C 1 50-59 5-10 thn pns 19 2

D 1 50-59 < 5 thn wiraswas 25 3

E 2 40-49 5-10 thn guru 9 1

F 1 60-69 >10 thn pns 11 2

G 2 50-59 >10 thn irt 10 2

H 2 40-49 5-10 thn peswasta 14 2

I 2 30-39 < 5 thn peswasta 12 2

J 1 70-79 >10 thn pns 14 2

K 1 60-69 < 5 thn pns 5 1

L 1 70-79 >10 thn pns 18 2

M 2 60-69 5-10 thn irt 3 1

N 2 70-79 >10 thn irt 4 1

O 2 70-79 >10 thn irt 15 2

P 2 40-49 < 5 thn pns 7 1

Q 2 70-79 >10 thn irt 12 2

R 2 40-49 < 5 thn wiraswas 21 3

S 2 50-59 5-10 thn pns 0 1

T 2 30-39 < 5 thn guru 14 2

U 2 40-49 < 5 thn peswasta 0 1

V 1 40-49 5-10 thn guru 25 3

W 1 70-79 >10 thn pns 22 3

X 2 60-69 5-10 thn irt 11 2

Y 1 60-69 < 5 thn buruh 12 2

Z 1 80-89 >10 thn pns 5 1

AA 2 30-39 < 5 thn peswasta 16 2

BB 2 50-59 >10 thn irt 1 1

CC 2 40-49 < 5 thn irt 6 1

DD 2 40-49 5-10 thn irt 18 2

EE 1 70-79 >10 thn pns 6 1

FF 2 50-59 < 5 thn irt 6 1

GG 2 50-59 < 5 thn irt 7 1

HH 2 60-69 5-10 thn irt 18 2


(51)

JJ 1 50-59 < 5 thn peswasta 0 1

KK 2 60-69 >10 thn irt 2 1

MM 2 60-69 >10 thn pns 6 1

NN 2 50-59 5-10 thn irt 15 2

OO 2 60-69 5-10 thn pns 22 3

PP 1 60-69 >10 thn pns 5 1

QQ 2 70-79 >10 thn pns 6 1

RR 1 70-79 >10 thn pns 15 2

SS 2 40-49 5-10 thn irt 11 2

TT 2 50-59 5-10 thn irt 17 2

UU 1 50-59 < 5 thn peswasta 23 3

VV 2 30-39 < 5 thn peswasta 2 1

WW 1 60-69 5-10 thn peswasta 12 2

XX 1 50-59 5-10 thn peswasta 6 1

YY 2 60-69 5-10 thn irt 6 1

ZZ 2 70-79 >10 thn irt 22 3

AAA 1 40-49 5-10 thn buruh 11 2

BBB 2 50-59 < 5 thn irt 15 2

CCC 1 50-59 < 5 thn peswasta 9 1

DDD 2 50-59 < 5 thn irt 10 2

EEE 2 60-69 < 5 thn irt 5 1

FFF 1 60-69 >10 thn pns 4 1

GGG 1 40-49 < 5 thn guru 20 3

HHH 2 50-59 < 5 thn peswasta 0 1

III 1 60-69 5-10 thn buruh 13 2

JJJ 1 50-59 5-10 thn peswasta 7 1

KKK 2 40-49 < 5 thn peswasta 9 1

LLL 2 50-59 5-10 thn irt 12 2

MMM 2 40-49 < 5 thn irt 10 2

NNN 2 40-49 < 5 thn guru 6 1

OOO 2 50-59 >10 thn pns 3 1

PPP 1 70-79 >10 thn pns 17 2

QQQ 1 80-89 >10 thn pns 10 2

RRR 2 40-49 5-10 thn guru 17 2

SSS 2 50-59 5-10 thn irt 17 2


(52)

UUU 2 60-69 >10 thn irt 20 3

VVV 2 50-59 5-10 thn irt 17 2

WWW 1 50-59 >10 thn pns 18 2

XXX 1 30-39 < 5 thn buruh 16 2

YYY 1 30-39 < 5 thn peswasta 26 3

ZZZ 2 60-69 >10 thn irt 21 3

AAAA 2 50-59 >10 thn pns 7 1

BBBB 2 60-69 >10 thn wiraswas 11 2

CCCC 2 30-39 < 5 thn wiraswas 14 2

DDDD 2 60-69 >10 thn irt 14 2

EEEE 1 40-49 5-10 thn peswasta 8 1

FFFF 2 50-59 >10 thn irt 10 2

GGGG 2 70-79 >10 thn irt 19 2

HHHH 1 30-39 < 5 thn buruh 7 1

IIII 2 70-79 >10 thn irt 18 2

JJJJ 1 60-69 >10 thn pns 15 2

KKKK 2 30-39 < 5 thn peswasta 7 1

LLLL 2 40-49 5-10 thn guru 12 2

MMMM 2 50-59 >10 thn pns 18 2

NNNN 2 40-49 5-10 thn irt 10 2

OOOO 1 50-59 >10 thn peswasta 9 1

PPPP 1 50-59 >10 thn pns 16 2

QQQQ 1 40-49 5-10 thn guru 6 1

RRRR 2 50-59 >10 thn irt 10 2

SSSS 1 30-39 < 5 thn wiraswas 7 1

TTTT 1 40-49 5-10 thn peswasta 3 1

UUUU 1 60-69 >10 thn pns 10 2

Jenis Kelamin:

1 Laki-laki

2 Perempuan

Tingkat depresi: 1- Depresi Ringan 2- Depresi Sedang 3- Depresi Berat


(53)

FREKUENSI

jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 39 39.8 39.8 39.8

perempuan 59 60.2 60.2 100.0

Total 98 100.0 100.0

kelumur1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 30-39 11 11.2 11.2 11.2

40-49 21 21.4 21.4 32.7

50-59 29 29.6 29.6 62.2

60-69 21 21.4 21.4 83.7

70-79 14 14.3 14.3 98.0

80-89 2 2.0 2.0 100.0

Total 98 100.0 100.0

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid buruh 6 6.1 6.1 6.1

guru 9 9.2 9.2 15.3

irt 34 34.7 34.7 50.0

peswasta 19 19.4 19.4 69.4

pns 25 25.5 25.5 94.9

wiraswas 5 5.1 5.1 100.0


(54)

lamasakit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 5 thn 31 31.6 31.6 31.6

>10 thn 38 38.8 38.8 70.4

5-10 thn 29 29.6 29.6 100.0

Total 98 100.0 100.0

tingdepres

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid depresi ringan 38 38.8 38.8 38.8

depresi sedang 49 50.0 50.0 88.8

depresi berat 11 11.2 11.2 100.0

Total 98 100.0 100.0

CROSSTAB

jeniskelamin * tingdepres Crosstabulation

tingdepres

Total depresi ringan depresi sedang depresi berat

jeniskelamin laki-laki Count 15 18 6 39

% within jeniskelamin 38.5% 46.2% 15.4% 100.0%

% of Total 15.3% 18.4% 6.1% 39.8%

perempuan Count 23 31 5 59

% within jeniskelamin 39.0% 52.5% 8.5% 100.0%

% of Total 23.5% 31.6% 5.1% 60.2%

Total Count 38 49 11 98

% within jeniskelamin 38.8% 50.0% 11.2% 100.0%


(55)

kelumur1 * tingdepres Crosstabulation

tingdepres

Total depresi ringan depresi sedang depresi berat

kelumur1 30-39 Count 5 5 1 11

% within kelumur1 45.5% 45.5% 9.1% 100.0%

% of Total 5.1% 5.1% 1.0% 11.2%

40-49 Count 9 9 3 21

% within kelumur1 42.9% 42.9% 14.3% 100.0%

% of Total 9.2% 9.2% 3.1% 21.4%

50-59 Count 12 15 2 29

% within kelumur1 41.4% 51.7% 6.9% 100.0%

% of Total 12.2% 15.3% 2.0% 29.6%

60-69 Count 8 10 3 21

% within kelumur1 38.1% 47.6% 14.3% 100.0%

% of Total 8.2% 10.2% 3.1% 21.4%

70-79 Count 3 9 2 14

% within kelumur1 21.4% 64.3% 14.3% 100.0%

% of Total 3.1% 9.2% 2.0% 14.3%

80-89 Count 1 1 0 2

% within kelumur1 50.0% 50.0% .0% 100.0%

% of Total 1.0% 1.0% .0% 2.0%

Total Count 38 49 11 98

% within kelumur1 38.8% 50.0% 11.2% 100.0%


(56)

lamasakit * tingdepres Crosstabulation

tingdepres

Total depresi ringan depresi sedang depresi berat

lamasakit < 5 thn Count 17 9 5 31

% within lamasakit 54.8% 29.0% 16.1% 100.0%

% of Total 17.3% 9.2% 5.1% 31.6%

>10 thn Count 12 22 4 38

% within lamasakit 31.6% 57.9% 10.5% 100.0%

% of Total 12.2% 22.4% 4.1% 38.8%

5-10 thn Count 9 18 2 29

% within lamasakit 31.0% 62.1% 6.9% 100.0%

% of Total 9.2% 18.4% 2.0% 29.6%

Total Count 38 49 11 98

% within lamasakit 38.8% 50.0% 11.2% 100.0%

% of Total 38.8% 50.0% 11.2% 100.0%

pekerjaan * tingdepres Crosstabulation

tingdepres

Total depresi ringan depresi sedang depresi berat

pekerjaan buruh Count 1 5 0 6

% within pekerjaan 16.7% 83.3% .0% 100.0%

% of Total 1.0% 5.1% .0% 6.1%

guru Count 4 3 2 9

% within pekerjaan 44.4% 33.3% 22.2% 100.0%

% of Total 4.1% 3.1% 2.0% 9.2%

irt Count 9 22 3 34

% within pekerjaan 26.5% 64.7% 8.8% 100.0%

% of Total 9.2% 22.4% 3.1% 34.7%

peswasta Count 12 5 2 19

% within pekerjaan 63.2% 26.3% 10.5% 100.0%

% of Total 12.2% 5.1% 2.0% 19.4%


(57)

% within pekerjaan 44.0% 48.0% 8.0% 100.0%

% of Total 11.2% 12.2% 2.0% 25.5%

wiraswas Count 1 2 2 5

% within pekerjaan 20.0% 40.0% 40.0% 100.0%

% of Total 1.0% 2.0% 2.0% 5.1%

Total Count 38 49 11 98

% within pekerjaan 38.8% 50.0% 11.2% 100.0%

% of Total 38.8% 50.0% 11.2% 100.0%

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 18 18.4 18.4 18.4

1 36 36.7 36.7 55.1

2 23 23.5 23.5 78.6

3 21 21.4 21.4 100.0

Total 98 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 21 21.4 21.4 21.4

1 31 31.6 31.6 53.1

2 21 21.4 21.4 74.5

3 25 25.5 25.5 100.0


(58)

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 17 17.3 17.3 17.3

1 23 23.5 23.5 40.8

2 15 15.3 15.3 56.1

3 43 43.9 43.9 100.0

Total 98 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 10 10.2 10.2 10.2

1 33 33.7 33.7 43.9

2 16 16.3 16.3 60.2

3 39 39.8 39.8 100.0

Total 98 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 34 34.7 34.7 34.7

1 25 25.5 25.5 60.2

2 13 13.3 13.3 73.5

3 26 26.5 26.5 100.0


(59)

P6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 41 41.8 41.8 41.8

1 32 32.7 32.7 74.5

2 13 13.3 13.3 87.8

3 12 12.2 12.2 100.0

Total 98 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 28 28.6 28.6 28.6

1 28 28.6 28.6 57.1

2 21 21.4 21.4 78.6

3 21 21.4 21.4 100.0

Total 98 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 60 61.2 61.2 61.2

1 9 9.2 9.2 70.4

2 16 16.3 16.3 86.7

3 13 13.3 13.3 100.0


(60)

P9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 71 72.4 72.4 72.4

1 14 14.3 14.3 86.7

2 11 11.2 11.2 98.0

3 2 2.0 2.0 100.0

Total 98 100.0 100.0

Totalskor

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 4 4.1 4.1 4.1

1 1 1.0 1.0 5.1

2 2 2.0 2.0 7.1

3 3 3.1 3.1 10.2

4 2 2.0 2.0 12.2

5 3 3.1 3.1 15.3

6 9 9.2 9.2 24.5

7 7 7.1 7.1 31.6

8 2 2.0 2.0 33.7

9 5 5.1 5.1 38.8

10 9 9.2 9.2 48.0

11 5 5.1 5.1 53.1

12 6 6.1 6.1 59.2

13 2 2.0 2.0 61.2

14 5 5.1 5.1 66.3

15 7 7.1 7.1 73.5

16 3 3.1 3.1 76.5

17 5 5.1 5.1 81.6

18 5 5.1 5.1 86.7

19 2 2.0 2.0 88.8


(61)

21 2 2.0 2.0 92.9

22 3 3.1 3.1 95.9

23 1 1.0 1.0 96.9

25 2 2.0 2.0 99.0

26 1 1.0 1.0 100.0


(1)

lamasakit * tingdepres Crosstabulation tingdepres

Total depresi ringan depresi sedang depresi berat

lamasakit < 5 thn Count 17 9 5 31

% within lamasakit 54.8% 29.0% 16.1% 100.0%

% of Total 17.3% 9.2% 5.1% 31.6%

>10 thn Count 12 22 4 38

% within lamasakit 31.6% 57.9% 10.5% 100.0%

% of Total 12.2% 22.4% 4.1% 38.8%

5-10 thn Count 9 18 2 29

% within lamasakit 31.0% 62.1% 6.9% 100.0%

% of Total 9.2% 18.4% 2.0% 29.6%

Total Count 38 49 11 98

% within lamasakit 38.8% 50.0% 11.2% 100.0%

% of Total 38.8% 50.0% 11.2% 100.0%

pekerjaan * tingdepres Crosstabulation tingdepres

Total depresi ringan depresi sedang depresi berat

pekerjaan buruh Count 1 5 0 6

% within pekerjaan 16.7% 83.3% .0% 100.0%

% of Total 1.0% 5.1% .0% 6.1%

guru Count 4 3 2 9

% within pekerjaan 44.4% 33.3% 22.2% 100.0%

% of Total 4.1% 3.1% 2.0% 9.2%

irt Count 9 22 3 34


(2)

wiraswas Count 1 2 2 5

% within pekerjaan 20.0% 40.0% 40.0% 100.0%

% of Total 1.0% 2.0% 2.0% 5.1%

Total Count 38 49 11 98

% within pekerjaan 38.8% 50.0% 11.2% 100.0%

% of Total 38.8% 50.0% 11.2% 100.0%

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 18 18.4 18.4 18.4

1 36 36.7 36.7 55.1

2 23 23.5 23.5 78.6

3 21 21.4 21.4 100.0

Total 98 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 21 21.4 21.4 21.4

1 31 31.6 31.6 53.1

2 21 21.4 21.4 74.5


(3)

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 17 17.3 17.3 17.3

1 23 23.5 23.5 40.8

2 15 15.3 15.3 56.1

3 43 43.9 43.9 100.0

Total 98 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 10 10.2 10.2 10.2

1 33 33.7 33.7 43.9

2 16 16.3 16.3 60.2

3 39 39.8 39.8 100.0

Total 98 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 34 34.7 34.7 34.7

1 25 25.5 25.5 60.2

2 13 13.3 13.3 73.5

3 26 26.5 26.5 100.0


(4)

Valid 0 41 41.8 41.8 41.8

1 32 32.7 32.7 74.5

2 13 13.3 13.3 87.8

3 12 12.2 12.2 100.0

Total 98 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 28 28.6 28.6 28.6

1 28 28.6 28.6 57.1

2 21 21.4 21.4 78.6

3 21 21.4 21.4 100.0

Total 98 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 60 61.2 61.2 61.2

1 9 9.2 9.2 70.4

2 16 16.3 16.3 86.7

3 13 13.3 13.3 100.0


(5)

P9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 71 72.4 72.4 72.4

1 14 14.3 14.3 86.7

2 11 11.2 11.2 98.0

3 2 2.0 2.0 100.0

Total 98 100.0 100.0

Totalskor

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 4 4.1 4.1 4.1

1 1 1.0 1.0 5.1

2 2 2.0 2.0 7.1

3 3 3.1 3.1 10.2

4 2 2.0 2.0 12.2

5 3 3.1 3.1 15.3

6 9 9.2 9.2 24.5

7 7 7.1 7.1 31.6

8 2 2.0 2.0 33.7

9 5 5.1 5.1 38.8

10 9 9.2 9.2 48.0

11 5 5.1 5.1 53.1

12 6 6.1 6.1 59.2

13 2 2.0 2.0 61.2

14 5 5.1 5.1 66.3


(6)

23 1 1.0 1.0 96.9

25 2 2.0 2.0 99.0

26 1 1.0 1.0 100.0