Citizen Journalism dan Perkembangannya

umumnya, di mana mencari, mengumpulkan, mengolah, serta menyebarluaskan informasi tersebut baik berupa tulisan, gambar, foto, video, ataupun informasi lisan. Dan Gillmor berpendapat bahwa konsep dasar citizen journalism yaitu menjadikan audiens sebagai produsen berita, yang tidak hanya menjadi konsumen pasif seperti selama ini terjadi dalam logika kerja jurnalisme tradisional berbasis massa, dimana dalam hal ini letak antara jurnalis sebagai pencari dan penulis berita serta narasumber sebagai asal berita dan audiens sebagai konsumen berita sudah menjadi satu hal yang melebur menjadi satu kesatuan. Sumber informasi yang dibutuhkan oleh khalayak umum tidak selamanya terpenuhi oleh media massa mainstream, bukan hanya informasi yang dibutuhkan khalayak tetapi juga butuh memberikan informasi fakta dan opininya, terkadang karya khalayak jauh lebih bagus ketimbang hasil karya media massa pada umunya. Inilah yang membuat perkembangan citizen journalism terus berakar. Pepih Nugraha menekankan, bahwasannya bekal menjadi seorang pewarta warga harus memiliki naluri berita yang tajam dalam mencium berita, yaitu kemampuan melihat segala kemungkinan suatu peristiwa untuk menjadi bentuk berita. 23 Salah satu yang menjadi nilai lebih dari pemberitaan yang dilakukan citizen journalism itu sendiri terutama mengenai keaktualannya serta kepraktisannya dari 23 Pepih Nugraha, CITIZEN JOURNALISM Pandangan, Pemahaman, dan Pengalaman, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2012, h.75 media mainstream pada umumnya. Dalam praktiknya, para citizen journalism yang tersebar itu menjadi perbedaan dari jurnalis professional, karena seringkali informasi yang diberitakan mengenai suatu kejadian melalui media sosial seperti facebook ataupun twitter, lebih cepat daripada di media lainnya. Yenti dkk di Blogdetik 2008 menulis peran dan fungsi citizen journalism sama seperti peran dan fungsi jurnalistik pada umumnya, yaitu sebagai sumber informasi, hiburan, kontrol sosial, hingga agen perubahan. Dengan adanya citizen journalism jaringan informasi dan sumber informasi akan lebih luas. Bahkan citizen journalism sering menjadi sumber informasi penting untuk media mainstream. 24 Saat jurnalis professional tidak selamanya mengetahui semua informasi, maka dengan adanya citizen journalism, informasi tersebut dapat sampai kepada masyarakat melalui media massa. Citizen journalism juga sering dimanfaatkan perusahaan media massa sebagai salah satu sumber berita disamping wartawan yang bekerja pada perusahaan tersebut. J.D. Lasica, dalam Online Journalism Review 2003, mengategorikan media citizen journalism ke dalam 5 bentuk: 25 1. Partisipasi khalayak untuk media arus utama mainstream dimana komentar khalayak publik terhadap tulisan atau berita tertentu. 24 http:ruangdosen.wordpress.com20121213citizen-journalism 25 http:media.kompasiana.comnew-media20121220citizen-journalism-apa-dan-bagaimana 2. Situs berita dan informasi independent seperti situs consumer reports dan drudge report. 3. Situs atau blog sosial sepenuhnya seperti now publik, ohmy news, dan kompasiana. 4. Situs media kolaborasi dan kontribusi seperti slashdot dan newsvine. 5. Situs penyiaran pribadi seperti kenradio. Selain citizen journalism, nama lainnya yang sering muncul untuk menunjukkan kegiatan warga menulis sangat beragam. Steve Outing 2005 mengkategorikannya ke dalam beberapa bentuk. 26 1. Opening Up to public Comment yaitu membuka ruang untuk komentar dari publik. Dalam hal ini para pembaca dapat berinteraksi baik memuji, mengkritik, atau menambahkan bahan tulisan jurnalisme profesional pada media cetak jenis ini biasa dikenal dengan surat pembaca. 2. Bloghouse warga yaitu bentuk blog gratisan misalnya seperti wordpress, blogger, atau multiply, dengan melalui blog setiap orang bisa berbagi cerita mengenai dunia berdasarkan pengalaman dan sudut pandangnya. 3. Newsroom citizen transparency blogs yaitu blog yang di sediakan media mainstream sebagai bentuk transparansi dari media tersebut, dalam hal ini 26 Nurudin, Jurnalisme Masa kini Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2009, h. 217 pembaca bisa melakukan keluhan, kritik, atau pujian atas apa yan ditampilkan media tersebut. 4. Stand-alone citizen journalism website yaitu bentuk tulisan warga yang sudah melalui proses editing, disini laporan informasi yang dalami warga diedit terlebih dahulu tetapi tanpa merubah isi pesan laporan tersebut, peran editor hanya untuk menjaga kualitas laporan itu yang tujuannya untuk mendidik agar memberikan laporan yang menarik dan layak untuk dilaporkan. 5. Hybrid: pro + citizen journalism yaitu suatu penggabungan dari tulisan jurnalis professional pada media dengan jurnalis. Sedangkan model Wiki yaitu seorang pembaca juga seorang editor, disini setiap orang bisa menulis artikel dan orang itu juga bisa memberi komentar terhadap artikelnya tersebut. Dalam dunia komunikasi informasi dari istilah citizen journalism kunci utamanya menitikberatkan pada warga itu sendiri, karena pada dasarnya citizen journalism ialah keingianan warga tersebut dalam memberikan informasi. Keinginan masyarakat ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu masyarakat sebagai warga negara yang berhak memperoleh informasi dan masyarakat yang mempunyai hak memberikan informasi. Unsur citizen journalism sendiri merupakan warga yang bukan berlatar belakang pendidikan jurnalistik dan bukan wartawan professional namun mempunyai semangat berbagi informasi, mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, informasi yang diberikan berdasarkan fakta dan peka terhadap peristiwa tersebut, memiliki dan dapat memanfaatkan teknologi yang ada misalnya telepon seluler. Menurut Budi Susanto SJ dalam membahas mengenai etika komunikasi seperti pada media massa tidak berarti memberikan petunjuk mengenai aturan yang benar terhadap media massa tersebut, terlebih melihat peran media saat ini khususnya media iklan yang tidak bisa secara benar diterima informasinya. 27 Dalam hal ini media komunikasi seperti media iklan sangatlah berdampingan dengan masalah etika serta moral yang terdapat di masyarakat, anggapan selama ini mengenai media komunikasi sebagai sarana pendidikan dan pembentuk kebudayaan di masyarakat tidak bisa dibenarkan secara utuh yang terkadang menjadi penghambat media dalam fungsinya sebagai pemberi informasi. Salah satu praktisi komunikasi Wimar Witoelar mengatakan, bahwasannya dalam dunia maya internet merupakan kebebasan dalam mengaktualisasikan diri seseorang transparansi dan akuntabilitas merupakan kunci utama. Saat ini sesorang yang beraktifitas dalam dunia online internet tidak bisa dikatakan orang yang paling tahu, pendapat-pendapatnya bisa dikritisi oleh siapa pun lantaran sifat blog yang transparan hal ini merupakan paradigma baru dari blog karena melalui blog akan tercipta citizen journalism, di mana setiap orang bebas berpendapat mengeluarkan pendapatnya. Oleh sebab itu, menjadi citizen journalist juga memiliki etika, dimana 27 Sudirman Tebba, Filsafat dan Etika Komunikasi Tangerang: Pustaka irVan, 2008, h. 115 etika citizen journalism kurang lebih sama dengan etika menulis di media online. Di antaranya sebagai berikut: . 28 1. Tidak menyebarkan berita bohong 2. Tidak mencemarkan nama baik 3. Tidak memicu konflik SARA 4. Tidak memuat konten pornografi Disini laporan kebenaran dalam kegiatan jurnalisme merupakan etika yang mendasar agar tulisan itu bisa disebut sebagai produk jurnalistik, apabila laporan jurnalis tidak berdasarkan etika tersebut maka seorang jurnalis dapat dikategorikan gagal dalam melaporkan beritanya. Setiap laporan yang diberikan jurnalis juga harus bisa menjadi pengawas pada kekuasaan agar tidak terjadi penyalah gunaan kekuasaan, jurnalis juga harus menciptakan keseimbangan dengan cara dekat pada sumber informasi sehingga mendapatkan informasi yang akurat. Fakta dalam penyampaian informasi merupakan hal yang utama dan sangat penting dalam kegiatan praktik jurnalistik, hal itu diperlukan juga pada kegiatan citizen journalism agar tetap konsisten dalam memberikan informasi kepada publik. Lebih lanjut mengenai akurasi sebuah tulisan citizen journalism Dan Gillmor 28 http:media.kompasiana.comnew-media20121220citizen-journalism-sebagai-media-demokrasi mengungkapkan, “fakta merupakan salah satu cara agar jurnalisme warga tetap bertahan di dunia jurnalistik.” 29 Kebebasan dalam kegiatan citizen journalism dalam memberikan informasinya terkadang menjadi pertanyaan dimana kurangnya pengawasan atas citizen journalism seringkali membuat kualitas penulisannya diragukan karena isi pesan yang disampaikan citizen journalism sendiri berupa peristiwa, pengalaman, dan laporan reportase yang termasuk kedalam berita harus terdapat unsur unsur apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana sehingga setiap kegiatan yang dilakukan citizen journalism sama halnya dengan pekerjaan yang dilakukan wartawan professional umumnya. Kegiatan citizen journalism sebenarnya merupakan salah satu praktik kegiatan jurnalistik yang tergolong baru kehadirannya bahkan bisa dikatakan masih belia. Namun dalam catatan sejarahnya kegiatan citizen journalism ini sebenarnya sudah cukup lama muncul di mulainya kegiatan praktik jurnalistik ini sendiri berasal dari eropa tepatnya pada masa Kolonialis Inggris pimpinan Napoleon Bonaparte, saat itu seorang kolumnis kritikus bernama Thomas Paine selalu menuangkan gagasan atau pemikirannya sebagai bentuk perlawanan intelektualnya melalui tulisan yang ia hasilkan mulai dari menulis, mengolah, hingga menyebarkan karyanya ke pelosok negeri melalui selembaran kertas yang di sebut pamphlet. 29 Dan Gillmor, We The Media: Grassroots Journalism By the People for the People O’Reilly Media, 2004, h. 187 Rekam jejak lahirnya kegiatan citizen journalism di Indonesia sendiri terhitung lambat jika dibandingkan dengan kegiatan citizen journalism di eropa, berkembangnya kegiatan citizen journalism di Indonesia sendiri bukan dari media online internet, yang mana merupakan media utama berkembangnya jurnalisme warga, melainkan dari media elektonik yaitu radio. Stasiun radio tersebut bernama elshinta yang berada di Jakarta yang aktif sejak tahun 2000 dalam melakukan kegiatan praktik jurnalistik dengan cara menerima laporan dari pendengarnya. 30 Keberhasilan radio elshinta pada saat itu dalam penyebaran informasi beritanya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Dimana radio saat itu menjadi media utama sumber informasi dan hiburan utama di masyarakat. 2. Kecendrungan budaya masyarakat Indonesia yang lebih mendengar dan bicara dari pada membaca dan atau menulis. 3. Perkembangan alat komunikasi dan menjamurnya radio komunitas saat itu juga berperan dalam mendorong masyarakat untuk berpatisipasi aktif dalam memberikan informasi. Tetapi tonggak dimulainya kegiatan praktik jurnalistik baru ini yaitu pada saat salah satu warga tanah air tepatnya didaerah Aceh yang bernama Cut Putri yang merekam detik-detik peristiwa bencana tsunami yang melanda sebagian daerah 30 Imam FR Kusumaningati, Jadi Jurnalis Itu Gampang Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012 h. Xii Aceh. Peristiwa yang diambil Cut Putri menjadi bahan informasi utama yang membahas mengenai bencana tersebut yang mana setelah terjadi moment itu beberapa stasiun swasta ditanah air secara rutin menyiarkan kejadian bencana tersebut. Di Asia tepatnya Korea Selatan konsep citizen journalism lahir pada tahun 2000 yang bernama OhmyNews diprakarsai oleh Oh Yeon Ho, situs ini juga dikenal sebagai pelopor media jurnalisme warga yang paling populer di dunia dimana sejak awal kemunculannya sampai tahun 2007 situs ini sudah memiliki 50.000 kontributor dari penjuru Korea Selatan yang setiap harinya memuat 300 informasi berita dan saat ini memiliki edisi bahasa Inggris dengan kontributor tetap sekitar 1.000 orang dari 100 negara. 31 Sedangkan di Amerika Serikat berkembangnya konsep citizen journalism pada tahun 1988 berkembangnya terkait dengan gerakan yang dikenal dengan publik journalism Jurnalisme Publik, gerakan ini lahir akibat kurangnya kepercayaan publik terhadap media cetak dan elektronik dan kondisi perpolitikan saat itu dimana sedang melaksanakan pemilihan presiden. 32 31 Wikipedia, Statistis, Http:en.wikipedia.orgwikiSpecial: Statistcs. See also Aaron Weiss, The Unassociated Press, N.Y TIMES, Des, 20, 2012, at G5 32 Engkus Kuswarno, Komunikasi Kontekstual TEORI DAN PRAKTIK KOMUNIKASI KONTEMPORER Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 h. 469

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Profil Metro TV

Metro TV merupakan salah satu stasiun televisi swasta Indonesia yang resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta yang didirikan oleh PT Media Televisi Indonesia. Televisi ini merupakan anak perusahaan dari Media Group, suatu kelompok usaha media pimpinan Surya Paloh, yang juga merupakan pemilik surat kabar Media Indonesia dan Lampung Post. PT Media Televisi Indonesia sendiri memperoleh izin penyiaran atas nama Metro TV pada 25 Oktober 1999. Setelah itu, tepatnya 25 November 2000, Metro TV mengudara untuk pertama kalinya dalam bentuk siaran uji coba di tujuh kota. Saat pertama kali mengudara siaran televisi ini hanya 12 jam sehari, tetapi sejak 1 April 2001, Metro TV mulai siaran selama 24 jam. Sejak awal kemunculannya stasiun televisi ini memiliki konsep agak berbeda dengan televisi lainnya, selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun televisi ini fokus memusatkan tayangannya hanya pada siaran warta berita saja. Sehingga televisi ini terdiri dari 70 unsur berita, yang di tayangkan dalam 3 bahasa; yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, serta 30 unsur non berita namun tetap edukatif. Tetapi dalam perkembangannya, stasiun televisi ini kemudian memasukkan unsur hiburan dalam programnya seperti; informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya. 39 Stasiun televisi ini dapat di tangkap secara tereskterial di 280 kota yang tersebar di tanah air Indonesia yang di pancarkan dari 52 transmisi. Selain secara tereksterial, siaran Metro TV dapat tangkap melalui televisi kabel diseluruh Indonesia, melalui satelit Palapa 2 ke seluruh Negara ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina Selatan, India, Taiwan, Makau, Papua New Guinea, dan sebagian Australia serta Jepang. Metro TV juga memiliki 19 buah mobil satelit untuk dapat menayangkan secara langsung kejadian-kejadian yang berlangsung setempat. Peralatan tersebut berupa 12 Buah mobil SNG Satelit News Gathering dan 7 unit mobil ENG Electronic News Gathering. 1 Visi dan Misi Metro TV Visi Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dengan stasiun televisi lainnya, menjadi nomor satu dalam program beritanya, menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas. Memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa maupun pemasangan iklan. Misi Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan bangsa serta negara melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetisi global, dengan menjunjung tinggi moral dan etika. Dan memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan memberikan pandangan baru, mengembangkan penyajian 1 Wawancara Pribadi dengan Syaifudin, Produser Wide Shot, Jakarta, 17 Desember 2012, Pukul 13.00. informasi yang berbeda dan memberikan hiburan yang berkualitas. Serta dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan menambah aset, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para karyawanya dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham. Logo Metro TV Setiap perusahaan memiliki logo sebagai simbol dari identitas diri perusahaan agar dapat dikenal oleh masyarakat. Demikian pula dengan PT. Media Televisi Indonesia Metro TV memiliki logo dengan ciri khas tertentu. Ciri khas Metro TV adalah simbol bidang elips emas kepala burung elang, dipertegas dengan Huruf M,E,T,R,T,V berwarna biru seperti tampak dalam gambar dibawah ini. Arti Logo Logo Metro TV dirancang tampil dalam citraan tipografis sekaligus kecitraan gambar. Oleh karena itu komposisi visualnya gabungan antara tekstual diwakili huruf –huruf: M-E-T-R-T-V dengan visual Diwakili simbol bidang elips emas kepala burung elang. Elips emas dengan kepala burung elang pada posisi huruf “O” dengan pertimbangan kesamaan stuktur huruf “O” dengan elips emas, dan menjadi pemisah bentuk –bentuk teks M-E-T-R dengan T-V. Hal itu mengingat, dirancang agar pelihat akan menangkap dan membaca sekaligus melafalkan METR-TV sebagai Metro TV. Logo Metro TV dalam kehadirannya secara visual tidak saja dimaksudkan sebagai simbol informasi atau komunikasi